Selasa, 31 Desember 2013

SELAMAT TAHUN BARU 2014 M





Hari ini 31 Desember 2013 adalah hari terakhir di tahun 2013 Masehi dan besok adalah hari pertama di tahun 2014 Masehi. Kata Masehi (disingkat M) dan Sebelum Masehi (disingkat SM) berasal dari bahasa Arab (المسيح), yang berarti "yang membasuh," "mengusap" atau "membelai." Awal tahun Masehi merujuk kepada tahun yang dianggap sebagai tahun kelahiran Nabi Isa Al-Masih karena itu kalender ini dinamakan menurut Yesus atau Masihiyah. Kebalikannya, istilah Sebelum Masehi (SM) merujuk pada masa sebelum tahun tersebut. 

Sejarawan tidak mengenal tahun 0, tahun 1 M adalah tahun pertama sistem Masehi dan tepat setahun sebelumnya adalah tahun 1 SM. Dalam perhitungan sains, khususnya dalam penanggalan tahun astronomis, hal ini menimbulkan masalah karena tahun Sebelum Masehi dihitung dengan menggunakan angka 0, maka dari itu terdapat selisih 1 tahun di antara kedua sistem. Seluruh negara di dunia mengakui dan menggunakan konvensi ini untuk mempermudah komunikasi. Di Indonesia selain tahun Masehi yang digunakan secara resmi, secara tidak resmi masyarakat juga mengenal tahun Hijriyah/tahun islam dan tahun Imlek/tahun Tionghoa dan ada juga tahun Jawa. 

Tim relawanku, teman2 yang membantuku, menanyakan apa yang akan kami berikan kepada konstituen kami, calon bosku, sementara katanya di lapangan  caleg lain sudah banyak memberi kepada masyarakat dalam sosialisasi mereka. Ooh.......maafkan aku saudara2ku, aku memang tidak bisa memberi apa2 selain kerja bener dan amanah mendengar, menampung, mengawal, dan memperjuangkan aspirasi dan kepentingan rakyat. Aku tidak ingin membebani rakyat dengan biaya politik yang tinggi. Aku hanya mengeluarkan biaya sebatas jumlah yang aku ikhlaskan dan kuanggap sebagai iuranku pada demokrasi, pada negaraku tercinta. Sehingga jika aku terpilih menjadi wakil rakyat maka aku tidak akan berusaha mengembalikan biaya yang sudah aku keluarkan (balik modal) dan sebaliknya jika pun aku tidak terpilih maka aku tidak akan stress karena memang sudah aku ikhlaskan.

Sebagai kenang2an, aku hanya akan memberikan kalender yang insya Allah akan bermanfaat setahun ke depan, kepada masyarakat konstituenku di daerah pemilihanku yang meliputi Kab. Boyolali, Klaten, Sukoharjo, dan Kota Surakarta (Solo). Itupun aku tandem bertiga dengan caleg DPRD Propinsi dan DPRD Kabupaten Kota sehingga bisa berbagi biaya. Mohon maaf teman2ku jika hanya sebagian saja yang akan bisa mendapatkannya karena terbatasnya jumlah kalender yang kami cetak yang dikarenakan keterbatasan dana. Segitu amat sih Dew? Kan kalender itu murah, paling juga Rp 2.000,- sampai Rp 5.000,- sebijinya! Hehe....betul. Tapi coba saja hitung, jika harus cetak sebanyak pemilih Dapilku sementara itu dari Daftar Pemilih Sementara seluruh Jawa Tengah 26.445.718, jika dibagi 10 Dapil secara kasar maka pemilih di Dapilku sebanyak 2.644.571 orang. Jadi Rp 2.000,- X 2.644.571 = Rp 5.289.142.000,- wow....lebih dari Rp 5 M. Haha......mana mungkin aku bisa cetak sebanyak itu kan. Mohon maklum yaa.......

Aku yakin, rakyat sekarang sangat cerdas, sangat mengerti siapa-siapa yang pantas mewakili mereka duduk di legislatif untuk memperjuangkan kepentingan mereka. Rakyat yang cerdas tidak akan menjual suara mereka. Tidak akan menggadaikan masa depan anak cucunya, generasi penerusnya, masa depan bangsanya. Untuk merubah negara ini, untuk memperbaiki negara ini, maka rakyat harus mempercayakan tugas legislasi kepada wakil2nya yang amanah. Dalam konsep Trias Politika, di mana DPR berperan sebagai lembaga legislatif yang berfungsi untuk membuat undang-undang dan mengawasi jalannya pelaksanaan undang-undang yang dilakukan oleh pemerintah sebagai lembaga eksekutif. Fungsi pengawasan dapat dikatakan telah berjalan dengan baik apabila DPR dapat melakukan tindakan kritis atas kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah yang tidak sesuai dengan kepentingan rakyat. Sementara itu, fungsi legislasi dapat dikatakan berjalan dengan baik apabila produk hukum yang dikeluarkan oleh DPR dapat memenuhi aspirasi dan kepentingan seluruh rakyat.

Seperti yang pernah aku sampaikan, bahwa jika ada yang menanyakan apa sih kehebatanku? Maka aku jawab bahwa aku sama sekali tidak hebat. Aku hanya melakukan semuanya dengan sepenuh cinta.

Semoga mimpiku, cita-citaku, dan keinginan besarku suatu hari negri indahku Indonesia akan Jaya, menjadi Macan Asia, bahkan menjadi negara besar dunia. Nanti.....surga dunia ciptaanNya ini akan bisa kita wariskan kepada generasi penerus, anak cucu kita, sebagai sebuah warisan yang membanggakan. Bukan malah mewarisi utang dan kerusakan. Aku ingin anak bangsa ini nanti menjadi tuan rumah di negri indah mereka ini, dan tegak mengangkat kepalanya karena bangga dan percaya diri punya harga diri jika berhadapan dengan pihak asing. Karena mereka adalah BERLIAN nya Bangsa Indonesia. Mereka pilihan. Mereka adalah masa depan bangsa. Mereka aset terpenting bangsa ini. Yuk bersama kita siapkan anak-anak sebagai generasi penerus bangsa karena Indonesia di masa depan adalah mereka.

SELAMAT TAHUN BARU 2014 M

Kamis, 26 Desember 2013

Money Politik Atau Politik Murah?

Politik uang atau politik perut adalah suatu bentuk pemberian atau janji menyuap seseorang baik supaya orang itu tidak menjalankan haknya untuk memilih maupun supaya ia menjalankan haknya dengan cara tertentu pada saat pemilihan umum. Pembelian bisa dilakukan menggunakan uang atau barang. Politik uang adalah sebuah bentuk pelanggaran kampanye. Praktik politik uang dilakukan dengan cara pemberian berbentuk uang, sembako antara lain beras, minyak dan gula, dll kepada masyarakat dengan tujuan untuk menarik simpati masyarakat agar mereka memberikan suaranya untuk partai/calon yang bersangkutan.
  
Dasar Hukum: Pasal 73 ayat 3 Undang Undang No. 3 tahun 1999 berbunyi:
"Barang siapa pada waktu diselenggarakannya pemilihan umum menurut undang-undang ini dengan pemberian atau janji menyuap seseorang, baik supaya orang itu tidak menjalankan haknya untuk memilih maupun supaya ia menjalankan haknya dengan cara tertentu, dipidana dengan pidana hukuman penjara paling lama tiga tahun. Pidana itu dikenakan juga kepada pemilih yang menerima suap berupa pemberian atau janji berbuat sesuatu."

Sejak sebelum ditetapkan sebagai bacaleg, sudah banyak orang yang mendatangiku baik langsung maupun melalui alat komunikasi untuk menawarkan diri sebagai tim sukses, penggalang massa, maupun pelaksana lapangan untuk memenangkan diriku agar bisa menempati posisi sebagai anggota DPRRI, sebagai wakil rakyat yang berkantor di Senayan. Hampir semuanya mengatakan bahwa berdasarkan pengalaman mereka, untuk mendulang suara diperlukan biaya mulai dari sekedar snack, makan siang, sembako, sampai uang transport bahkan uang pengganti penghasilan mereka hari itu karena harus berkumpul ke tempat yang ditentukan.

Tentu saja semua aku tolak dengan halus karena aku sama sekali tidak berniat mendulang suara dengan cara tersebut. Dan tidak sedikit yang mencibirku mengatakan bahwa aku pemimpi, tidak logis, sok idealis, dan akan ketinggalan kereta karena hampir semua calon melakukan hal yang sama dengan penyajian yang beragam menyiasati agar terhindar dari jeratan peraturan yang melarang adanya politik uang.

Aku tidak perlu siasat apa-apa, karena aku sama sekali tidak melakukan politik uang. Uang yang aku libatkan dalam kampanyeku hanyalah biaya untuk ongkos transportasi, penginapan jika harus,  karena aku harus ke dapilku untuk sosialisasi, koordinasi, maupun menyerap aspirasi. Lalu untuk membeli alat kampanye seperti kartu nama, banner, spanduk (sedikit sekali), maupun pulsa untuk koordinasi melalui telpon maupun pulsa data untuk berinternet.

Itupun aku berusaha sehemat mungkin. Jika harus ke Dapil atau ke manapun untuk koordinasi maka aku akan memilih moda angkutan yang murah meski tetep mencari yang cukup nyaman. Kereta atau bis masih menjadi pilihan jika tidak mendapatkan tiket pesawat promo. Losmen atau hotel melati menjadi pilihan jika harus menginap. Berbagi dalam pembuatan spanduk, kalender, juga aku lakukan dengan memilih kampanye tandem dengan caleg DPRD Propinsi maupun Kabupaten Kota.

Ya.....aku tidak ingin membebani pencalonanku dengan biaya tinggi apalagi politik uang. Aku memilih untuk menerapkan demokrasi yang murah, politik berbiaya rendah, agar jika aku nanti terpilih maka aku tidak akan mencari cara untuk mengembalikan biaya kampanyeku dengan korupsi. Pun jika aku belum dipercaya rakyat maka aku tidak akan stress karena biaya yang telah aku keluarkan hanyalah sebesar biaya yang aku ikhlaskan sebagai infaq, sebagai urunanku kepada demokrasi, kepada negaraku, kepada rakyat, pemegang kedaulatan tertinggi di negaraku.


Jumat, 20 Desember 2013

Jangan Korupsi, Pesan Bang Yos








"Jangan korupsi!" Demikian pesan Bang Yos dalam rapat koordinasi dan pembekalan caleg DPRRI dan DPRD Jawa Tengah yang dilaksanakan di Pondok Remaja dan Camping Ground Salib Putih kopeng Salatiga, Jawa Tengah.

Sampai saat ini PKPI masih menjadi partai yang paling bersih di negri ini, dilihat dari ratusan kader PKPI yang sudah duduk sebagai anggota legislatif. Semoga sampai nanti. Tidak ada satupun anggota legislatif dari PKPI yang menjadi tersangka, terdakwa, apalagi terpidana korupsi.

Tidak heran, karena ketua umum PKPI, Jend. DR. HC. H. Soetiyoso sangat intens mengingatkan para kadernya, para calon anggota legislatif jika nanti terpilih, agar:
1. Kita harus tahu persis berapa gaji, tunjangan, dan pemasukan lain2 yang memang menjadi hak kita sesuai peraturan yang berlaku.
2. Jangan mau menerima jika ada uang lain sekecil apapun sebelum yakin bahwa uang tersebut halal tidak melanggar hukum dan peraturan.
3. Jangan melakukan nepotisme, ini sudah dimulai dari diri bang Yos sendiri dengan tidak mengijinkan pengurus untuk memasukkan anggota keluarga Bang Yos sebagai salah satu calon anggota legislatif tingkat manapun.

Demikian sebagian dari pengarahan dan pembekalan yang disampaikan oleh Bang yos.

Kamis, 24 Oktober 2013

Berbicara Atau Mendengar?

Setelah resmi menjadi calon tetap anggota legislatif 2014-2019 yang disahkan oleh KPU, maka aku harus, mau tidak mau, bekerja mengusahakan semaksimal mungkin dengan sumber daya yang aku punya dan relakan untuk kuinfaqkan, kupersembahkan, kuabdikan kepada negaraku tercinta, untuk sosialisasi diri, memaparkan program, dan silaturrohim dengan masyarakat, dengan konstituen, dengan harapan mereka bisa memutuskan memilih wakilnya di DPRRI dengan pertimbangan yang matang dan rasional.

Aku sangat berharap pemilu 9 April 2014 nanti akan menjadi momentum yang indah kembalinya negriku ke arah yang semakin cerah dengan terpilihnya para wakil rakyat yang benar-benar memikirkan negaranya, bangsanya, rakyatnya, dan bukan memikirkan partainya, golongannya, keluarganya, dirinya sendiri. Aku ingin, dan aku pribadi meniatkan diri, nawaitu, begitu terpilih dan dinyatakan secara resmi sebagai wakil rakyat, maka aku adalah wakil rakyat Indonesia yang bekerja demi rakyat bos yang kuwakili kepentingannya, karena merekalah pemegang saham negara ini, kepada merekalah aku bekerja, dan sekaligus merekalah yang membayar gajiku sebagai wakil rakyat. Kepada merekalah aku bertanggungjawab selain pada Yang Maha Segala tentunya.

Karena keterbatasanku terutama dalam hal dana, dan juga kemampuan berkata-kata, apalagi menjanjikan sesuatu yang belum tentu aku bisa penuhi, maka aku memilih untuk tidak banyak berbicara, tidak banyak menjanjikan apalagi hal yang absurd. Aku hanya mendengarkan apa yang diinginkan rakyat, konstituenku, apabila aku nanti terpilih menjadi wakil mereka. Aku akan memperjuangkan kepentingan rakyatku, bangsaku, demi kemajuan negaraku, sesuai aturan yang ada.

Ya........aku memilih mendengar daripada berbicara.

Rabu, 23 Oktober 2013

Mengibarkan Bendera Setengah Tiang


30 September biasa diperingati sebagai hari berkabung nasional, pemberontakan Gerakan 30 September (G30S).  Gerakan 30 September (dahulu juga disingkat G 30 S PKI, G-30S/PKI), Gestapu (Gerakan September Tiga Puluh), Gestok (Gerakan Satu Oktober) adalah sebuah peristiwa yang terjadi selewat malam tanggal 30 September sampai di awal 1 Oktober 1965 di mana enam perwira tinggi militer Indonesia beserta beberapa orang lainnya dibunuh dalam suatu usaha percobaan kudeta yang kemudian dituduhkan kepada anggota Partai Komunis Indonesia.

Keenam pejabat tinggi yang dibunuh tersebut adalah:
  • Letjen TNI Ahmad Yani (Menteri/Panglima Angkatan Darat/Kepala Staf Komando Operasi Tertinggi)
  • Mayjen TNI Raden Suprapto (Deputi II Menteri/Panglima AD bidang Administrasi)
  • Mayjen TNI Mas Tirtodarmo Haryono (Deputi III Menteri/Panglima AD bidang Perencanaan dan Pembinaan)
  • Mayjen TNI Siswondo Parman (Asisten I Menteri/Panglima AD bidang Intelijen)
  • Brigjen TNI Donald Isaac Panjaitan (Asisten IV Menteri/Panglima AD bidang Logistik)
  • Brigjen TNI Sutoyo Siswomiharjo (Inspektur Kehakiman/Oditur Jenderal Angkatan Darat)
Jenderal TNI Abdul Harris Nasution yang menjadi sasaran utama, selamat dari upaya pembunuhan tersebut. Sebaliknya, putrinya Ade Irma Suryani Nasution dan ajudan beliau, Lettu CZI Pierre Andreas Tendean tewas dalam usaha pembunuhan tersebut.

Selain itu beberapa orang lainnya juga turut menjadi korban:
  • Bripka Karel Satsuit Tubun (Pengawal kediaman resmi Wakil Perdana Menteri II dr.J. Leimena)
  • Kolonel Katamso Darmokusumo (Komandan Korem 072/Pamungkas, Yogyakarta)
  • Letkol Sugiyono Mangunwiyoto (Kepala Staf Korem 072/Pamungkas, Yogyakarta)
Para korban tersebut kemudian dibuang ke suatu lokasi di Pondok Gede, Jakarta yang dikenal sebagai Lubang Buaya. Mayat mereka ditemukan pada 3 Oktober.

 Sesudah kejadian tersebut, 30 September diperingati sebagai Hari Peringatan Gerakan 30 September (G-30-S/PKI). Hari berikutnya, 1 Oktober, ditetapkan sebagai Hari Kesaktian Pancasila. Pada masa pemerintahan Soeharto, biasanya sebuah film mengenai kejadian tersebut juga ditayangkan di seluruh stasiun televisi di Indonesia setiap tahun pada tanggal 30 September. Selain itu pada masa Soeharto biasanya dilakukan upacara bendera di Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya dan dilanjutkan dengan tabur bunga di makam para pahlawan revolusi di TMP Kalibata. Namun sejak era Reformasi bergulir, film itu sudah tidak ditayangkan lagi dan hanya tradisi tabur bunga yang dilanjutkan.

Nah....Princessku pun kuajari bagaimana mengibarkan bendera setengah tiang. Dia sendiri yang mengikat bendera, lalu menaikkannya penuh satu tiang, baru kemudian diturunkan kembali sampai setengah tiang.

Selesai mengibarkan bendera, tentu saja dia memberikan hormatnya sebelum berangkat ke sekolah.

Mengibarkan bendera, memberi hormat, adalah salah satu caraku menanamkan nasionalismenya. Semua berlianku akan berdiri dengan khidmad, meletakkan tangan kanannya di dada kiri, jika menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya.

Nasionalisme  sederhana, namun penting ditanamkan pada setiap anak bangsa sejak kecil. Karakter bangsa sangat diperlukan jika kita ingin masa depan bangsa aman. Karena Indonesia 30 tahun mendatang ditentukan oleh bagaimana kita menyiapkan anak-anak sekarang.








Rabu, 28 Agustus 2013

Akuntabilitas? Integritas?


Sejak aku menyatakan diri sebagai salah satu caleg DPRRI, aku mendapatkan berbagai tanggapan dari keluarga, kerabat, teman-teman, masyarakat, baik positif maupun negatif. Kebanyakan di luar perkiraan, di luar dugaanku. Yang kukira bakalan mendukung, sebagian malah tidak. Hahaha.....berbagai alasan mereka sampaikan. Salah satu alasan yang membuatku terharu adalah; 

"Mbak, aku terus terang gak rela kalau mbak Dewi mau mencalonkan diri sebagai wakil rakyat. Setahuku mbak Dewi itu sejak dulu kala 'bersih', sementara yang kutahu wakil rakyat itu koruptor semua. Aku gak mau mbak Dewi terkontaminasi menjadi seperti yang lainnya. Jadi.....mending jangan maju mbak."

Lalu yang kukira bakalan negatif responnya, malahan sangat positif, mendukung, langsung menyatakan akan memilihku sebagai wakilnya di DPRRI, apapun partai yang mengusungku mereka tidak peduli asal akulah calon wakil rakyatnya. Hmmm.......aku jadi bingung, mau bersyukur atau justru khawatir, karena dukungan bisa saja melenakanku jika tidak waspada dan istiqomah.

Yang juga di luar dugaanku,semua urusan lancar. Bantuan datang dari berbagai pihak tanpa diduga.

Yah......semua boleh berpendapat, boleh memberi usul, masukan,dan akan aku terima dengan senang hati, dengan pikiran terbuka, dan dengan prasangka baik tentu saja. Apapun niat mereka, aku terima dengan prasangka baikku. Aku balas mereka dengan hal baik meskipun jika mereka bermaksud buruk. Hehe....

Nah......dari sekian banyak komentar dan tanggapan, ada yang menyarankan aku untuk membuat semacam janji, sumpah, untuk jujur dan tidak korupsi dengan menandatangani sebuah pakta integritas lengkap dengan membuka segala informasi pribadiku. Ehem......mungkin maksudnya baik. Tapiii......makin lama makin kerasa agak gimanaaa gitu akunya karena cecaran dan tuntutan tidak logis mereka. Tapi yah.....wajarlah, karena beliau2 ini belum kenal aku, mungkin juga beliau2 ini kenalnya dengan orang2 yang sangat diragukan integritasnya. Semoga saja bukan karena beliau2 sendiri merasa integritasnya kurang Ok yaa........hohoho.......

Kenapa kubilang tidak logis? Iyalah......selama ini aku menjadi apapun termasuk saat jadi auditor yang mana aku setiap hari dihadapkan dengan berbagai iming2, tawaran menggiurkan untuk menerima sesuatu yang sangat jarang bisa ditolak saking maknyusnya. Tapi......Alhamdulillah, selama ini aku selalu berhasil menolaknya dengan halus, baik, sehingga aku tidak pernah sekalipun pulang membawa uang ataupun barang yang mencermnkan tergadainya integritasku. Bagiku, sumpah jabatan yang kuikrarkan saat aku dilantik adalah janjiku padaNya, bukan pada orang siapapun juga. Bagiku, sumpah jabatan bukanlah sekedar formalitas ataupun sekedar kertas yang nantinya akan memenuhi arsip kepegawaianku. Terserah jika orang lain berpendapat bagaimana, bagiku sumpah dan janji padaNya sangaaaaaat cukup membuatku menjaga integritasku. Dan selama ini sudah terbukti.

Lalu.......jika aku sudah memberi bukti, kenapa malahan minta janji??? Aku bukanlah politisi yang suka memberi janji, aku sudah memberi bukti. Terserah masyarakat akan mempercayai aku sebagai wakil mereka atau tidak. Bagiku menjadi wakil rakyat adalah perjuanganku yang sekarang harus aku emban, bukanlah sebuah ambisi apalagi jalan mencari rizki. Allah selalu melimpahiku dengan rejeki yang cukup, di manapun aku berjuang, beribadah, bekerja. Tidak pernah aku meragukan rejekiNya, sekalipun.

Dan siapapun, di manapun mereka berkiprah, sudah seharusnya mereka menjaga integritas mereka. Semua PNS sudah melakukan sumpah/janji jabatan setiap mereka dilantik. Lalu mereka menandatanganinya juga. Itu sudah lebih dari sekedar pakta integritas, tentunya. Tanpa ada inspektorat, pengawasan intern, maupun KPK, sudah seharusnya mereka tidak akan melakukan korupsi, menyaalahgunakan jabatan, kekuasaan, dan wewenang mereka. Demikian juga para pengemban amanah di BUMN, BUMD, profesional, serta perusahaan swasta. Akuntabilitas, integritas, bukan untuk sekedar dijadikan bahan jualan, bahan pencitraan, gembar gembor, namun jalankan saja!

Jadii......selamat berjuang teman, di manapun perjuangan kita.

Selasa, 09 Juli 2013

Anak Indonesia Itu.....

Suatu pagi aku harus menyusuri sisi lain Jakarta karena tugas dari big Bos dalam rangka mengemban amanah, menjalani sebagian peranku, fungsiku sebagai ciptaanNya. Tempat yang belum pernah kukunjungi meski masih di area Jakarta. Haha......baru sekota aja aku sudah merasa sedemikian kecil, apatah lagi dibanding seluruh karya agungNya, aku hanyalah bagian sangat kecil dari sebuah butiran debu.

Melewati sebuah pasar tradisional, hehehe......macet donk, merambat sering berhenti, membuatku tidak menyia2kan kesempatan mengamati keadaan sekitar. Anak2.......lagi2 merekalah yang membuatku terpaku memperhatikan. Ada seorang anak perempuan kecil, mungkin sekitar 2-3 tahun usianya, dengan perawakan yg menurutku menawan gemuk sedang, montok lucu, kulit coklat gelap, terlihat sehat dan gembira, sedang berdiri di antara dua orang perempuan dewasa yang aku tebak sebagai ibu dan neneknya yang berpakaian sederhana sedikit lusuh sedang duduk di depan gelaran dagangan sayuran seadanya di pinggir jalan. Sesekali anak itu menyuapkan makanan minuman ke ibu dan neneknya, lalu mereka bergantian mencium pipi chuby anak lucu itu. Ah....bahagianya mereka. Lalu di tempat lain aku melihat seorang anak lelaki nangkring di gerobag sampah yang ditarik ayahnya, sementara anak laki2 yg lebih kecil duduk persis di belakang ayahnya yang sedang susah payah membuat gerobag penuh sampah itu jalan. Mereka sesekali bercanda ketawa bertiga.......meski di gerobag sampah.

Lalu aku ingat anak2 di bagian lain, anak2 yg diasuh pembantu atau baby sitter, didorong dengan baby stroller atau sepeda kecil yg dilengkapi dorongan oleh para pengasuh yang asyik dengan hpnya atau ngobrol sesama mereka, kalau aku tanya ke mereka jawaban seragam kuperoleh, ayah ibunya ke kantor, berangkat pagi banget dan pulang malam. Sabtu Minggu acara undangan, kerjaan sampingan, atau hang out sesama eksmud teman2 keren mereka. Yang agak lebih besar sibuk dengan gadget di tangannya, atau bergerumbul di warnet bermain game online, atau les kursus sana sini. Pernah aku masuk warnet beginian, duuh.......suaranya berisik banget tapi bukan celoteh merdu kadang ngeselin anak2 yg di sana tetapi berisik suara game yang aku sangat tidak suka. Anak2nya diam.....senyap.....hanya mata mereka terpana, melotot, fokus pada layar2 komputer penuh radiasi. Sedih banget!

Lalu saat liburan seperti sekarang.... begitu banyak anak2 kutemui di airport kala tengah malam berseragam hendak umroh bersama ayah bundanya yang kelihatannya dari keluarga berada. Atau juga banyak ditemui di Singapore oleh adikku kala menemani istri dan anaknya yang memanfaatkan free tiket dari perusahaan airline tempatnya bekerja. Memang sebagian lagi sedang berlibur di 'kampung Inggris' di Kediri yang fenomenal itu, atau di pesantren liburan, atau tempat terkesan intelek lainnya. Tapi aku juga banyak lihat anak2 'berkeliaran' di jalan2, bergerombol di pinggir jalan dan bukan bermain di lapangan atau di halaman rumah seseorang atau di tanah terbuka lain yang gratis serta melakukan permainan kreatif.

Allahu Akbar!! Sedih banget.....anak2 bangsaku, generasi penerusku, berlian2 indahnya bangsa ini, kasihan banget nasib mereka. Mereka terpisah2 terkotak2 oleh kekayaan orangtua mereka. Aku tidak bisa mengerti yang manakah 'anak Indonesia' itu sebenarnya? Ingin aku melihat banyak anak-anak Indonesia seperti yang kulihat di pasar bersama ibunya, yang di pinggir jalan di atas gerobag ayahnya, yang dilimpahi cinta meski mungkin saja tidak dilimpahi harta. Yang diasuh orangtuanya sendiri dengan sepenuh kasih dan cinta. Ingin aku melihat suasana liburan yang heboh dengan teriakan anak2 segala lapisan bermain bersama di ruang bebas, di lapangan, dengan permainan gratis permainan asli bangsa ini. Aku ingin lapangan kompleks perumahan, kampung2, hiruk pikuk ramai suara celoteh teriakan anak2 yang bermain bersama saat liburan, tanpa peduli anak siapa dan seberapa kayanya orangtua mereka. Aku ingin anak2 bersatu padu dalam permainan bocah mereka yang alami yang mengaktifkan seluruh otak otot dan emosi riang mereka, dengan permainan tradisional bangsa yang gratis namun sesungguhnya sangat mengayakan.

Semoga semua itu bisa terealisasi. Dan anak2 Indonesia tumbuh sebagai anak Indonesia, sebagai berlian bangsa, sebagai aset penting, generasi penerus bangsa. #dream

Jumat, 21 Juni 2013

Kelas Inspirasi

Wuiiiih....baru sempat menuliskan pengalaman hebatku ini sekarang. Kelas Inspirasi! Ya, pengalaman hebat yang masih terkenang2 hingga kini. Sepertinya bakal selamanya.....

Bermula saat aku mendapatkan sebuah tawaran dari seseorang untuk menjadi volunteer di kegiatan yang dikomandani oleh Pak Anis Baswedan Indonesia Mengajar, sebagai inspirator, mengajar sehari dalam program Kelas Inspirasi. Meski awalnya aku gak ngerti apa itu, namun aku berminat ikut. Kedinginan di suhu -15 dercel sambil mengisi formulir dan menulis sebuah essay mengantarkan aku terpilih sebagai salah satu volunteer tersebut. Ya, ternyata melalui seleksi lagi. 

Tanggal 20 Februari.....berarti aku harus sudah di Jakarta pertengahan Februari supaya bisa ikut. Alhamdulillah tiket Lufthansa sudah di tangan, aku segera confirm untuk pulang dan memasang alarm pengingat agar sehari sebelumnya melakukan online boarding. Tidak masalah jatah visaku yang sampai akhir Februari kubiarkan hangus. Lagian, sudah dua bulan aku pergi, sudah cukup juga tugas kutunaikan meski masih kangen dan ingin berlama2 dengan berlian gantengku di sisa waktu visaku.


Oom Bondan Winarno, CEO Kompas Group, dosen, arsitek, pengacara, psikolog, bahkan ada seorang bapak usia 80 th ikut menjadi volunteer sebagai inspirator. Pembekalan yang singkat namun cukup bermanfaat, tidak mengurangi dag dig dug yang mendera dengan semakin dekatnya hari H. Email bernuansa pribadi dari Bapak Anies Baswedan, merupakan booster penyemangat bagiku yang semakin membuatku yakin bahwa aku pasti bisa!

Treng........teng........hari H pun tiba. Jam 5 pagi sudah siap di halte transJakarta, moda angkutan yang baru kali kedua kunaiki. Tas berisi laptop yang bagiku yang berbadan mungil terasa sangat berat, tak mengurangi antusiameku untuk 'mengajar', menginspirasi anak-anak bangsa, memberi mereka mimpi indah yang akan mereka raih, menyiapkan mereka menyongsong asa. Karena bagiku, mereka adalah Indonesia di masa depan! Sama dengan anak-anakaku sendiri.

Seru, menyenangkan, heboh, mengharukan, entah apa lagi kata yang pantas disebutkan. Kuajak anak-anak bermimpi, bukan hanya untuk menjadi sepertiku, bukan hanya mengenai profesiku, namun aku ajak mereka mimpi untuk menjadi diri mereka sendiri di masa depan. Lalu aku memotivasi mereka untuk meraih mimpinya. Tidak ada yang boleh menghalangi mereka untuk meraih mimpi indah mereka itu. Tidak ada satupun! Entah itu kondisi fisik mereka, kondisi ekonomi orangtua mereka, cercaan orang-orang yang menyangsikan mereka, bahkan diri mereka sendiri jangan sampai menghalanginya.

"Kapan mama ke sini lagi?" Pertanyaan mengharukan yang membuatku tersanjung. Belum lagi kujawab pertanyaan itu sudah disusul dengan rajukan; "Kan ibu harus periksa buku mimpi saya yang tadi ibu ajarkan. Sering-sering ke sini ya mama......" Lalu yang tak kalah menyenangkan saat tangan-tangan mungil berebut menarik tanganku untuk dicium yang cukup mengagetkanku yang sedang mondar-mandir karena jam terakhir adalah jam kosong untuk istirahat bagiku yang kugunakan untuk mengeksplore sekolah dan lingkungannya. Belum lagi Bapak Kepala Sekolah yang sangat kooperatif, dan guru-guru hebat yang legowo menerima kami dan ikhlas kelas kami ambil alih sehari penuh. 



Teman-teman tim Kelas Inspirasi 50 yang hebat, heboh, keren, membuatku bangga menjadi bagian dari mereka. Sungguh, Kelas Inspirasi tidak akan aku lupakan. Bravo kelas inspirasi, terima kasih semuanya, aku bangga menjadi bagian dari program ini, aku bangga menjadi bagian dari kalian semua.Tugasku menginspirasi, namun akulah yang makin terinspirasi.

Sampai sekarang, anak2 itu masih sering menghubungiku, sms, whatsapp, menceritakan tentang mimpi mereka, tentang buku mimpi yang aku ajarkan dan sudah mereka buat dan mereka bawa setiap hari, tentang senangnya mereka pernah ketemu aku, pernah aku ajar di kelas, juga betapa mereka merindukan kehadiranku lagi di sekolah mereka untuk melihat mereka, mendengar mereka merajut mimpi. Juga Kepala Sekolah dan guru2nya, mereka ingin aku datang lagi ke sana untuk kembali berbagi, menginspirasi.

Aku makin yakin, mimpiku sendiri, yang sudah kutulis, kususun kepingan puzlenya, kupupuk sejak lama, aku perjuangkan dengan berbagai upaya, akan terwujud. Mimpiku itu adalah, Indonesia Jaya, dan anak-anak bangsa menjadi tuan rumah di negrinya sendiri, di surga dunia yang sudah Allah anugerahkan sebagai tanah tumpah darah mereka. INDONESIA

“ The great pleasure in life is doing what people say you cannot do. ”
— Walter Bagehot


Salam Kelas Inspirasi,

Dewi KI 50 Feb 2013

Selasa, 18 Juni 2013

Wow.....Modal Berapa??

DCS sudah diumumkan oleh KPU. Dan Allah masih memberiku tempat di sana, no. urut 3 dapil Jateng V. Maka saat ini di situlah aku mempunyai tugas amanah dariNya. Aku harus berjuang semaksimal aku mampu untuk meraihnya. Dan ini bukan karena ambisiku namun karena jalan yang Dia tetapkan.

Ya, sejak aku masuk sebagai salah satu bakal calon anggota legislatif DPRRI alias calon wakil rakyat, berbagai macam tanggapan datang dari banyak pihak. Tapii.....yang paling banyak adalah pertanyaan; "Berapa modalnya? Berapa setorannya? Berapa biayanya?" dll yang intinya kebanyakan mengira aku mengeluarkan modal uang yang cukup besar. Wow!! Apa iya segitunya yang diketahui masyarakat? Menjadi caleg artinya siap keluar uang banyak?

Hmm.....ok, aku akan cerita. Bahwa aku menjadi caleg dari PKPI bukan bermodal uang, bukan dimintai 'setoran', bukan harus mengeluarkan biaya fantastis. PKPI tidak pernah sekalipun memintaku mengeluarkan uang besar untuk itu. PKPI memintaku menjadi wakil rakyat, membawa aspirasi masyarakat daerah pemilihanku pada khususnya dan aspirasi bangsa Indonesia pada umumnya. Bahkan PKPI mewanti2 aku agar tidak melakukan money politik untuk mendulang suara agar juga tidak melakukan korupsi jika nanti aku terpilih dan menjadi wakil rakyat, sejak sebelum partai menetapkan siapa saja yang akan diajukan sebagai bacaleg. Yaa.....kami diwawancara, dan aku dipesan untuk tidak korupsi, tidak merusak kecantikan wajahku dengan perbuatan yang tidak cantik itu. Hehehe......bapaaak pinter banget membuatku melayang sih??? :-P

Oleh karena itu aku bersedia. Bismillaahirrahmaanirrahiim dengan menyebut nama Allah aku memulai perjuanganku dalam bidang ini, mengisi formulir pendaftaran bacaleg, dan menyerahkan formulir itu ke partai yang akan mengirimku, PKPI. Setelah aku bersedia, maka aku harus amanah, mengupayakan semampuku, tidak harus dengan uang banyak karena aku sama sekali tidak berniat mengumpulkan suara dengan uang, dengan materi, dengan menyuap rakyat. Aku tidak mau melecehkan rakyat dengan membeli suara mereka.

Menjadi aleg bukan modal uang yang seolah artinya menjadi sebuah investasi lalu harus untung pula. TIDAK! Menjadi aleg adalah sebuah pengabdian, bukan tempat mencari uang atau menginvestasikan uang. Juga bukan tempat mencari pekerjaan, penghasilan, kekuasaan. Menjadi aleg artinya menjadi wakil rakyat, menjadi pembuat peraturan, menjadi legislator yang bertanggungjawab atas legislasi.

Untuk semuanya...........jika ingin mempunyai wakil rakyat yang baik, maka jangan sekali kali memilih yang melakukan money politik dalam bentuk apapun! Jangan milih yang melakukan kegiatan amal namun ada maunya, berpamrih, bakti sosial dengan embel2 minta dipilih, bagi2 sembako, uang, apapun materi untuk mengambil suara Anda semia. Jangan mau suara Anda dibeli dengan murah, suara Anda tak ternilai harganya, suara Anda adalah masa depan bangsa, jangan sia-siakan!!








Selasa, 21 Mei 2013

Anti Politik Dinasti, Sutiyoso Coret Anak Sendiri




TEMPO.CO, Kamis, 09 Mei 2013 | 17:16 WIB, Jakarta - Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia Sutiyoso mengaku tak ingin memberikan tempat untuk aji mumpung, nepotisme, dan perkoncoan dalam politik partainya. Karena itu, dia tegas melarang keluarganya untuk maju dalam pemilihan anggota legislator dalam Pemilu 2014 mendatang.

"Anak saya pernah mendaftar, tapi saya coret," kata Sutiyoso di Galeri Kafe, Jakarta, Kamis, 9 Mei 2013. Menurut mantan Gubernur Jakarta ini, seorang pemimpin harus memberikan contoh yang baik kepada rakyat dan pengikutnya.

Sikap PKPI dan Sutiyoso ini tentu berlawanan dengan tren saat ini. Dalam daftar calon legislator sementara (DCS) partai-partai peserta pemilu mendatang, nama-nama anak, suami, menantu, dan istri para elite partai bertebaran di sana-sini.

"Saya tidak ingin memanfaatkan kekuasaan untuk memasukkan anak saya dalam daftar calon legislator," kata Sutiyoso kalem. Bahkan, menurut Bang Yos—begitu dia biasa disapa—anaknya yang baru bergabung dengan partai itu memang belum cukup kompeten untuk ikut dalam pemilihan legislator.

Sikap Sutiyoso ini didukung oleh politikus Partai Golkar, Hajriyanto Y. Thohari. Menurut dia, sistem pencalonan legislator yang mengandalkan kekerabatan amatlah tak sehat. "Ini mencederai demokrasi," kata Wakil Ketua MPR ini. Sayangnya, dinasti politik malah marak di partai asal Hajrianto, Golkar. Anak-menantu sejumlah petinggi partai beringin, seperti Aburizal Bakrie, Theo Sambuaga, dan Agung Laksono lolos jadi caleg.

ERWAN HERMAWAN

Selasa, 14 Mei 2013

Selasa, 18 Desember 2007


Dari blog PKP Indonesia:


PKP INDONESIA merupakan salah satu organisasi massa partai politik yang bermula dari sekelompok putra-putri bangsa yang melihat bahwa penyelenggaraan negara mulai membawa rakyat semakin jauh dari cita-cita luhur bangsa Indonesia. Hal ini terlihat dengan “diporak-porandakan” pilar-pilar kehidupan bangsa Indonesia yaitu Pancasila dan UUD 1945, yang dipengaruhi oleh paham globalisme. Mereka yang sangat peduli akan perkembangan yang mengkhawatirkan ini berkumpul dan bertukar fikiran untuk menentukan langkah dan solusi yang tepat. 

Setelah melalui proses yang cukup panjang, mereka sepakat membentuk gerakan, yang dinamakan GKPB singkatan dari Gerakan Keadilan dan Persatuan Bangsa. Penggagas utama adalah mantan Wakil Presiden Try Sutrisno, dibantu beberapa teman-teman lain yaitu Siswono Yudhohusodo, Sarwono Kusumaatmaja, Hayono Isman, David Napitupulu dan Tatto S. Pradjamanggala. GKPB didirikan pada pertengahan tahun 1998. Misi gerakan ini kemudian disosialisasikan dan disebarluaskan ke seluruh pelosok tanah air dengan membuka cabang-cabang GKPB di berbagai daerah.


Dalam perjalanan organisasi ini, terjadi diskusi di antara para penasehat dan sesepuh, diantaranya adalah Try Sutrisno dan Edi Sudradjat. Pada akhirnya disimpulkan, perlu dibentuk suatu wadah partai politik yang akan ikut serta dalam Pemilu 1999. Namun di sisi lain, GKPB tetap melanjutkan misinya sebagai suatu gerakan moral di masyarakat. Tak berapa lama kemudian, dibentuklah Partai Keadilan dan Persatuan (PKP) yang dideklarasikan pada tanggal 15 Januari 1999, dengan Ketua Umum Edi Sudradjat, dan Sekretaris Jenderal Hayono Isman, dibantu Tatto S. Pradjamanggala, dan Udju S. Dinata. Sementara Sarwono Kusumaatmadja, Siswono Yudhohusodo dan David Napitupulu tetap berjuang melalui GKPB.


Jadi, sebenarnya PKP lahir untuk mewujudkan cita-cita bangsa sebagaimana yang tersirat dalam Pembukaan UUD 1945. Sebab dinilai mulai marak muncul, komponen-komponen bangsa yang justru hanya memperjuangkan kepentingan pribadi, kelompok atau golongan di atas kepentingan bangsa. Hal inilah yang mengakibatkan terjadinya krisis multi dimensi dan membuka peluang bagi unsur-unsur asing untuk “masuk” dan menguasai negara kita. PKP juga ingin menegaskan bahwa untuk menjaga persatuan, harus mempunyai ideologi yang sama, ideologi yang sudah disepakati oleh para pendiri bangsa, yaitu Pancasila.


Pada Pemilu 1999 PKP berhasil mencapai perolehan dukungan suara rakyat yang cukup membanggakan berbanding kesiapan sumberdaya yang minim serta tenggang waktu persiapan yang sempit. Hasil Pemilu 1999 menetapkan PKP sebagai partai politik yang tidak melampaui ketentuan electoral threshold (ET). Kongres PKP Tahun 2000 memutuskan untuk tetap menjadi peserta dalam Pemilu 2004. Maka PKP melakukan “metamorfosa” menjadi Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKP INDONESIA) sebagai bentuk jalan keluar atas pembatasan UU Bidang Politik. 


 PKP INDONESIA merupakan suatu manifestasi kejuangan dengan misi strategis yang jelas dan tegas. Misi strategis itu adalah menjaga persatuan dengan mewujudkan keadilan, dalam wadah Negara Kebangsaan - Negara Kesatuan Republik Indonesia. Partai ini adalah Partai Kebangsaan yang memandang persatuan dan keadilan dalam satu tarikan nafas perjuangan. Untuk menjaga dan memelihara persatuan bangsa, sikap PKP INDONESIA sangat jelas dan tegas, yakni: KAMI PANTANG MENYERAH.

Senin, 13 Mei 2013

Mimpiku

Indonesia rayaAgung Cahyo: Hiduplah Indonesia Raya...


Kubawa ke sini tulisan lamaku, sebagai motivasi buatku pribadi, dan semoga juga bagi pembacanya.

Berlian Bangsa.
Mungkin orang mengira mimpiku adalah mendirikan sekolah, yang berarti sekolah Berlian Bangsa adalah mimpiku. Sebuah sekolah dengan gedung dan berbagai kelengkapannya.

SALAH. Ya, salah besar jika mereka mengira mimpiku adalah sebuah sekolah. Sama sekali bukan. Sekolah hanyalah salah satu caraku mencapai mimpiku, untuk mendidik semua anak Indonesia. Caraku memberi kesempatan kepada orang lain yang ingin bergabung, yang ingin anaknya menjadi bagian dari berlian. Namun.......... aku tidak sempat jika harus berhenti, menunggu, apalagi mundur ke belakang. Kalau mau, ayo ikut berjalan bahkan jika perlu berlari bersamaku. Karena memang waktu tidak bisa berhenti meski sebentar.

Tidak ada waktu untuk bergosip,
Tidak ada waktu untuk mengeluh,
Tidak ada waktu untuk bergunjing,
Tidak ada waktu untuk segala macam fitnah dan hal-hal negatif lainnya...
Dan jangan berharap sedetikpun aku luangkan waktu untuk itu

Jika ada yang menghalangi caraku ini, jika ada yang merusak salah satu alatku ini, maka aku tetap akan mencetak berlian bangsa dengan jutaan cara dan alat lain. Aku masih bisa didik anak-anak Indonesia. Belajar tidak mengenal batas waktu, tempat, usia, dan status sosial. Semua anak berhak belajar. Karena mimpiku adalah mencetak berlian-berlian bangsa Indonesia. Itu sudah aku mulai sejak sangat lama sekali. Dan akan terus aku lakukan selama-lamanya. Bahkan akan terus aku hidupkan semangat ini, meski setelah aku mati.

Aku tidak ingin menyia-nyiakan anugerahNya. Aku terlahir di surga, Indonesia. Maka aku harus mengembalikan Indonesia ini menjadi seperti semula.....surga. Dan berlian-berlian bangsa ini, seluruh anak-anak Indonesia akan kembali menjadi tuan rumah di negeri mereka sendiri........INDONESIA. Mereka tidak boleh lagi dijajah oleh siapapun. Anak Indonesia itu hebat, maka mereka harus tetap hebat dan semakin hebat. Semua anak Indonesia harus hebat. Indonesia itu kaya, indah, maka jangan sampai dimiskinkan oleh siiapapun juga.

Aku tidak akan menyalahkan siapapun. Aku tidak akan menyalahkan pemerintah. Aku tidak akan menyalahkan keadaan. Aku tidak akan menyalahkan orang lain. Karena aku tidak bisa merubah siapapun, kecuali diriku sendiri. Tugasku hanyalah mengusahakan, dan aku yakin Allah yang akan menggenapkannya.

Dan............duniaaaaa tunggu! Akan terlahir berlian-berlian indah dari bangsaku ini yang akan mengembalikan kejayaan bangsaku, INDONESIA..... Allah bersamamu!!

be prepareeee.................

Bismillah.......

Jumat, 10 Mei 2013

PKP INDONESIA: Anti Politik Dinasti, Sutiyoso Coret Anak Sendiri

PKP INDONESIA: Anti Politik Dinasti, Sutiyoso Coret Anak Sendiri: Jakarta  - Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia Sutiyoso mengaku tak ingin memberikan tempat untuk aji mumpung, nepotisme...

Jumat, 03 Mei 2013

Teman Teman Seperjuangan

  




 

 





Di Metro TV debat caleg........








Artis atau bukan, semua berbuat untuk Indonesia!


 




Berangkat dari daerah, demi sebuah negri impian....Indonesia Jaya





Kamis, 02 Mei 2013

Hari Pendidikan Nasional

2 Mei adalah Hari Pendidikan Nasional, itu yang aku tahu sejak aku masih kecil, masih anak-anak. Setelah aku sendiri mempunyai anak, maka aku mengerti bahwa pendidikan adalah visi, misi, dan investasi paling penting bagiku, bagi negara seharusnya. Anak-anak sekarang adalah negara kita di masa yang akan datang. Lalu kubuka dan kubaca, apa sih visi Kemendiknas? Kenapa masyarakat tidak tahu? Bukannya masyarakat harus tahu dan diikutsertakan pada misi bangsa ini? Atau masyarakat yang belum sempat mencari dan memahaminya?

Berikut aku copas rencana strategis Kemendiknas tentang pendidikan nasional. Bagaimana pendapat Anda? Yuk kita cermati bersama:

VISI KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL 2010-2014
“Terselenggaranya Layanan Prima Pendidikan Nasional untuk Membentuk Insan Indonesia Cerdas Komprehensif"
MISI KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL 2010-2014
Meningkatkan Ketersediaan Layanan Pendidikan
Memperluas Keterjangkauan Layanan Pendidikan
Meningkatkan Kualitas/Mutu dan Relevansi Layanan Pendidikan
Mewujudkan Kesetaraan dalam Layanan Pendidikan
Menjamin Kepastian Memperoleh Layanan Pendidikan

1.3. Paradigma Pendidikan
Penyelenggaraan pendidikan didasarkan pada beberapa paradigma universal yang perlu diperhatikan sebagai berikut.

1.3.1. Pemberdayaan Manusia Seutuhnya
Memperlakukan peserta didik sebagai subjek merupakan penghargaan terhadap peserta didik sebagai manusia yang utuh. Peserta didik memiliki hak untuk mengaktualisasikan dirinya secara optimal dalam aspek kecerdasan intelektual, spiritual, sosial, dan kinestetik. 
Paradigma ini merupakan fondasi dari pendidikan yang menyiapkan peserta didik untuk berhasil sebagai pribadi yang mandiri (makhluk individu), sebagai elemen dari sistem sosial yang saling berinteraksi dan mendukung satu sama lain (makhluk sosial) dan sebagai pemimpin bagi terwujudnya kehidupan yang lebih baik di muka bumi (makhluk tuhan). 

1.3.2. Pembelajaran Sepanjang Hayat Berpusat pada Peserta Didik Pembelajaran merupakan proses yang berlangsung seumur hidup, yaitu pembelajaran sejak lahir hingga akhir hayat yang diselenggarakan secara terbuka dan multimakna. Pembelajaran sepanjang hayat berlangsung secara terbuka melalui jalur formal, nonformal, dan informal yang dapat diakses oleh peserta didik setiap saat tidak dibatasi oleh usia, tempat, dan waktu. Pembelajaran dengan sistem terbuka diselenggarakan dengan fleksibilitas pilihan dan waktu penyelesaian program lintas satuan dan jalur pendidikan (multi entry - multi exit system). 
Pendidikan multimakna diselenggarakan dengan berorientasi pada pembudayaan, pemberdayaan, pembentukan akhlak mulia, budi perkerti luhur, dan watak ,kepribadian, atau karakter unggul, serta berbagai kecakapan hidup (life skills).

Paradigma ini memperlakukan, memfasilitasi, dan mendorong peserta didik menjadi subjek pembelajar mandiri yang bertanggung jawab, kreatif, inovatif, sportif, dan berkewirausahaan.
Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Pendidikan Nasional tahun 2010-2014 disusun berdasarkan Undang-Undang (UU) No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025, UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, serta Peraturan Presiden No. 5 tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014.

Renstra Kemendiknas 2010-2014 mengacu pada visi RPJMN 2010-2014 yaitu Indonesia yang sejahtera, demokratis, dan berkeadilan; arahan Presiden untuk memperhatikan aspek change and continuity, de-bottlenecking, dan enhancement program pembangunan pendidikan; serta Rencana Pembangunan Pendidikan Nasional Jangka Panjang 2005-2025 yang telah dijabarkan ke dalam empat tema pembangunan pendidikan, yaitu peningkatan kapasitas dan modernisasi (2005-2009), penguatan pelayanan (2010-2015), penguatan daya saing regional (2015-2020), dan penguatan daya saing internasional (2020-2025)

Selasa, 30 April 2013

Jangan Tidur





Dengan Bismillahirrahmaanirrahiim.......aku menyatakan bersedia menjadi bakal calon anggota legislatif DPRRI, wakil rakyat dari Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) Dapil Jawa Tengah V yang meliputi wilayah Kabupaten Boyolali, Kabupaten Klaten, Kabupaten Sukoharjo, dan Kotamadya Surakarta. Daerah pemilihan yang cukup berat, mengingat sekarang ini wilayah tersebut didominasi oleh partai lain dalam setiap perhelatan politiknya. Namun bagiku bukanlah masalah besar, karena aku mempunyai niat baik membangun, membawa aspirasi rakyat daerah kelahiranku dan tempat aku tumbuh dengan amanah. Aku akan membawa aspirasi mereka, mengawal dan mengawasi setiap produk legislasi dengan jujur dan sepenuh hati.

Selepas SMA, lulus dari SMAN 1 Surakarta atau yang lebih dikenal sebagai SMA Margoyudan karena memang berada di daerah Margoyudan, aku memang mempunyai pilihan antara UGM Yogyakarta atau STAN Jakarta dimana aku diterima, lulus di kedua lembaga pendidikan tersebut. Dua-duanya Universitas ternama di negeri tercinta Indonesia. Dua-duanya dambaan banyak remaja lulusan SMA untuk meneruskan asa mereka meraih cita-cita. Dua-duanya perguruan tinggi idaman orangtua yang ingin menyekolahkan anaknya ke jenjang pendidikan tinggi. Setelah akhirnya memilih STAN, kuliah, bekerja, nyaris aku tidak mempunyai kesempatan untuk berbakti kepada daerah kelahiranku secara langsung. Kali ini terbuka kesempatan bagiku untuk melakukannya. Dan aku akan melakukannya dengan baik, benar-benar membawa amanah konstituenku jika aku dipilih, terpilih, dipercaya mewakili daerah pemilihanku. Dan tentu saja jika Allah berkenan, ngijabahi, menghendaki, pasti Dia akan memampukanku.

Selain berdiskusi, minta ijin dan pertimbangan mama, suamiku, mas-masku, mbakku, adikku, ponakanku, tentu saja aku juga mengajak berlian-berlianku, anak-anakku untuk bertukar pikiran. Karena bagaimanapun juga mereka akan ikut menanggung akibat dari keputusanku ini. Sulung gantengku yang sedang menuntut ilmu di negeri seberang benua menyambut dengan antusias penuh dukungan positif. Dia yakin sekali aku akan sanggup mengemban amanah ini jika terpilih. Demikian juga anak keduaku yang sebentar lagi juga akan melanjutkan pendidikannya ke jenjang universitas, dia mendukung keputusanku. Mereka berdua tahu benar dedikasiku atas sesuatu, termasuk saat memilih mengasuh dan mendidik mereka secara langsung dibanding berkarir, mencari uang karena bagiku mereka adalah berlian berlian indah amanahNya. Dan bagiku, amanah adalah amanah. Harus kuemban dengan sebaik-baiknya kemampuan yang bisa kuupayakan.

Kini tinggal berbicara dengan dua berlian terkecilku, kritikus utamaku yang jujur, apa adanya, polos, namun benar tanpa ditutupi ataupun basa basi. Tentu saja aku harus berbicara dengan bahasa mereka, harus jelas, jangan muter-muter, jangan basa basi, jangan pula ditutup-tutupi. Jujur!

"Ok, Mama boleh aja jadi anggota DPR. Gapapa. Adek kan sudah gede, mas-mas juga sudah gede. Mama boleh sibuk lagi kayak dulu sebelum kami lahir. Mama boleh rapat sampai malam. Mama boleh pergi dari pagi. Tapi........Mama GAK BOLEH TIDUR KALAU LAGI RAPAT."

Gubraaaagggg........si kecil cantik bungsuku menjawab dengan lugas, ringan, namun sangat kritis, serius, dan cerdas. Lalu masnya menambahi; "Iyaa.....adek betul. Trus Mama juga JANGAN KORUPSI."

Lalu mereka berdua serempak seolah sudah janjian mau bicara apa melanjutkan tausiyahnya ke aku; "Kami MALU kalo Mama tidur pas rapat atau Mama korupsi."

Hahaha.....................SIAP BOS!! Seruku semangat sambil berdiri tegak tangan di pelipis memberi hormat. Ya, janjiku kepada bosku, rakyat pemilih pertamaku, berlian-berlian indahku, representasi dari konstituenku, yang tentu harus aku penuhi. Dan di bawah ini si cantikku yg melarangku tertidur di ruang sidang, dia tertidur di kursi saat bermain dengan mas-masnya ketika dia masih usia setahun. Hihihi.......selamat tidur cinta....mimpi indah ya nak, kita wujudkan mimpi kita bersama....Indonesia Jaya!