Senin, 24 November 2014

Kurikulum 2013 Cetak Calon Psikopat

Jum'at, 22 Agustus 2014 | 15:15 WIB

Kurikulum 2013 Cetak Calon Psikopat  
Pemerhati Anak Seto Mulyadi atau kak Seto. TEMPO/Dasril Roszandi


TEMPO.CO, Jakarta - Pemerhati anak, Seto Mulyadi, mengaku khawatir dengan komponen Kurikulum 2013 yang dianggapnya masih kurang mengembangkan karakter anak.

"Ini akan melahirkan calon-calon psikopat di masa depan. Ini harus diwaspadai betul," kata pria yang dikenal dengan sapaan Kak Seto itu saat konferensi pers di gedung Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas Anak), Pasar Rebo, Jakarta Timur, Jumat, 22 Agustus 2014.

Seto menganggap Kurikulum 2013 perlu menambah pelajaran yang mengembangkan otak kanan. "Perlu diimbangi dengan pelajaran yang mengaktifkan otak kanan, seperti seni dan olahraga," kata dia. (Baca: NTT Terapkan Kurikulum 2013 Tanpa Buku Pelajaran)

Menurut dia, melalui pelajaran seni dan olahraga, anak dapat mengembangkan karakter disiplin, rendah hati, dan berani mengakui kekalahan. "Saya takut kalau sistem pendidikan kita tidak menangani pendidikan karakter dasar seperti ini, maka semakin banyak orang yang menyandang psikopat," dia menerangkan.

Seto menganggap pendidikan sekolah maupun pendidikan informal yang diperoleh di keluarga sangat penting bagi anak untuk mengembangkan karakter positif. "Pendidikan karakter sejak dini dari keluarga dan sekolah diperlukan supaya tidak muncul anak-anak yang penuh dengan nuansa frustasi," kata ia menuturkan. (Baca: Kurikulum 2013 Bikin Guru 'Menganggur')

Menurut dia, orang dengan ambang frustrasi rendah berpotensi mengidap cacat sosial. "Anak-anak yang tidak pernah diperkenalkan dengan kerja keras dan penguasaan diri lebih mudah mengidap gejala-gejala psikopat," kata Seto menjelaskan.

Seto mengibaratkan pendidikan karakter sejak dini layaknya membangun gedung megah yang membutuhkan pondasi yang kuat. "Pendidikan anak usia dini (PAUD) dan sekolah dasar menjadi hal utama," ujar dia menerangkan.

 Pendapat Anda?

PAMELA SARNIA

Kamis, 30 Oktober 2014

Kabinet Kerja!!!

 

Nama sederhana, biasa, tidak spektakuler, tidak cetar membahana, tidak fenomenal, tidak luar biasa, khas pak Jokowi, simpel namun penuh makna; KABINET KERJA.

Banyak pro dan kontra. Beberapa nama mengagetkan, bahkan ada yang fenomenal, menjadi berita dan cerita di mana-mana, bisa menginspirasi namun tak sedikit yang merasa tersakiti. Ada yang senang karena orang baik yang dia kenal masuk jajaran kabinet kerja, ada yang sirik karena harapannya tidak terkabul, ada yang menyangsikan menteri yang dipilih, ada juga yang skeptis, bahkan pesimis, dll. C'est la vie.....

Ok, dari sekian nama, aku akan komentari beberapa saja.

            Ign. Jonan 
 
   Mantan dirut PT. KAI yang keren.....sejak dipimpinnya, PT. KAI menjadi  semakin melayani, pantas, layak sebagai alat transportasi massa. Hanya saja belum selesai, masih kurang pemberdayaan kereta api di Indonesia. Tapiii.........setelah jadi Menhub semoga makin oye transportasi kita. Nanti akan kubahas tersendiri.

 
 

  •   Susi Pujiastuti
Naaaaah................ini ibu keren, gokil, seru, n fenomenal sudah kubahas sedikit  di sini silahkan dikunjungi. Kapan-kapan kita bahas tersendiri juga.



 
  • Sudirman Said
Pacarku n mas Dirman
Kalau nama ini, secara pribadi aku kenal, sejak aku masih kuliah 25 th lalu, deket......lumayanlah, hehehe....ya gak sih mas Dirman? Beliau kakak kelasku, istrinya juga kakak kelasku, sekarang beliau ketua alumni kampus kami dan aku n suamiku juga pengurus. Seorang akuntan yang menjadi Menteri ESDM!! Anehkah?? Tentu tidak aneh, karena beliau mempunyai segudang pengalaman dengan perusahaan negara yang menangani sumber daya mineral kita. 
 
 
 

Anies Baswedan
Tokoh yang peduli pendidikan ini memang sangat pantas menjadi menteri yang menangani masalah pendidikan kita. Setelah Indonesia Mengajar dengan mengirimkan Pengajar Muda ke seantero pelosok Nusantara kita dan program Kelas Inspirasinya yang selalu mengedepankan aksi Turu Tangan, semoga pendidikan Indonesia akan semain jaya. Aku juga termasuk yang pernah terlibat dalam program-programnya tersebut.

Banyak hal tentang pendidikan yang ingin aku sampaikan ke beliau. Banyaaaak banget. Makanya perlu kubahas tersendiri juga nantinya.

Menteri-menteri lain? Semoga semuanya bagus, semuanya negarawan, semuanya berpikir dan berbuat demi Indonesia masa depan. Nanti aku ingi ceritakan menteri-menteri yang aku tahu sepak terjangnya, semoga bermanfaat.

Senin, 20 Oktober 2014

Maafkan Aku Presidenku.....



Maafkan aku Presidenku............
Jika hari ini aku tidak ikut dalam gegap gempita pesta pelantikanmu
Meski beberapa hari lalu seorang teman mengingatkanku,
"Jangan lupa tanggal 20 di posko logistik kutunggu..."
Karena kulihat telah banyak relawan membantu

Maafkan aku Presidenku.............
Jika hari ini aku tidak ikut menyambut dan mengelu elukanmu
Meski ingin sangat datang, berpesta, foto bersamamu
Seperti yang baru lalu dan selalu
Mencari kesempatan itu

Maafkan aku Presidenku................
Jika tawaran masuk gedung tempat pelantikanmu pun terpaksa lalu
Sungguh bukan karena kutak suka kehadiranmu
Betapa aku mengangankan melihat langsung pengukuhanmu
Apa daya pilihan tetap harus tertuju

Maafkan aku Presidenku..............
Jika hari ini aku memilih untuk bersama princessku
Engkau tentu sangat tahu dan mengertiku
Bahwa masa depan bangsa terletak di pundak generasi baru
Yang selalu menjadi prioritas bagiku

Maafkan aku Presidenku...............
Bukan hanya kali ini, bukan hanya dirimu
Karirkupun kukorbankan saat dilema menyapaku
Bagiku amanah utamaku adalah berlian berlian indah itu
Penerus bangsa dan negaraku

Yang harus kusiapkan sebanyak mampu
Dan aku tak ingin memberi mereka sisa-sisa diriku
Sisa-sisa waktuku
Sisa-sisa tenagaku
Sisa-sisa pikiranku
Sisa-sisa perasaanku

Jikapun tawaran sebuah jabatan kau sampaikan padaku
Kira banyak teman aku sibuk dukung mengkampanyekanmu
Maafkan aku jika belum tentu kumau
Kecuali kudapat ijin restu do'a mama suami berlian-berlianku
Karena begitu amanah kugenggam, tak kan surut langkahku

Selamat bertugas Presidenku
Semoga amanah selalu
Dan berkahNya senantiasa menjagamu
Hingga jayalah Indonesiaku

Jumat, 04 Juli 2014

Jumat, 13 Juni 2014

Adek Pilih Jokowi


Hm....lama aku gak nengok blog yang ini, haha.....segala kerepotan dan ke sok sibukanku melanda belakangan ini. Full.......kejar tayang...........hahaha...........aku akan tulis semuanya nanti, semoga ada kesempatan itu.

Setelah pileg, dimana princess cantikku yang keren itu yang usianya baru 7 tahun, sudah mengikuti semua proses termasuk ikut berkorban karena mamanya ikut menari di lantai dansa pileg. Hiiiyaaaa dia berkorban harus ditinggal tinggal mamanya kalau mamanya harus ke dapil, sosialisasi, kampanye. 

Meski sudah memberi ijin karena sebelum menandatangani form pendaftaran bacaleg mama sudah minta ijin pada semua pihak yang berkepentingan, rupanya si cantik ini akhirnya merasakan beratnya mama jadi caleg. Dia curhat ke neneknya yang selalu dititipi cucu lucu, bahwa gak enak ditinggal tinggal mama. "Tapi nenek jangan bilang2 mama ya, adek kan sudah setuju mama nyaleg ya adek harus konsekuen." gitu dia tutup sesi curhatnya ke nenek dengan pernyataan bijak banget. Hoooiiiiii...............kamu masih 7 tahun bayikuuu.....kok pinter banget siiiiyyyyyy????

Tapi......meski tidak suka ditinggal2 dia tetep berharap mamanya ini jadi aleg, berjuang di Senayan untuk rakyat Indonesia. Dia yakin banget mama akan mendapatkan suara banyak, terpilih, dan sanggup memperbaiki negri indahnya ini melalui peraturan2 yang akan dihasilkan di gedung parlemen di Senayan. Dia rela mamanya sibuk demi negara, demi anak Indonesia, demi masa depan, demi generasi, demi dia dan teman2nya. Itu sangat dia yakini, bahwa mama is a hero for the next generation. "Pahlawan bertopeng................." hahaha..........ini teriakan diikuti gerakan tangan merentang yang dulu biasa kulakukan saat main dengan berlian2ku.

Saat partai mamanya tidak lolos PT, dia ngerti saudara saudara.............tanpa ada yg memberi tahu, dia mengikuti berita sendiri, berita tentang mamanya, menganalisa sendiri sambil sesekali bertanya ke mas2nya, mamanya, papanya, atau neneknya, selain googling mencari penjelasan di sana. Saat sudah ada kepastian........ dia berlari menyongsongku memelukku sambil teriak, "Adek bahagiaaaaaa mama gak jadi anggota DPR!" guuubraaaagggg..................ternyataaa.......oooh.....

Sekarang, saat pilpres rame kampanye2, dia cerita ke aku. "Ma, adek kalau sudah boleh milih, adek milih Jokowi. untuk jadi Presiden nanti." mantap kali princessku menetapkan pilihannya.

'Kenapa dek?' tanyaku curious banget si kecil unyu sudah menentukan sikap. Kami aja gak pernah ngomongin capres2an.

"Karena adek gak kenal dua2nya, gak kenal orang2nya seperti apa, trus kalau Prabowo adek malah gak kenal juga partainya." jawabnya lugas tanpa ragu sama sekali.

'Lha memangnya adek kenal sama partainya Jokowi?' aku makin heran.

"Iyyaaaa adek gak kenal juga sih, tapi kan itu kalau dari berita2 Jokowi PDI, kan di solo yang bisa ngalahin mama juga PDI. Kalau dia bisa ngalahin mama ya berarti dia hebat makanya adek pilih. Kan mama itu paling hebat." hahaha.........teteeep aja mamanya yang dipuji2.

Peeeeluuuuuuuuuuuuk.................. nangis bombay............................. haruuuuuu.................. trenyuh............ cintaaaaakuuuuuu Ai Lap Yuuuu ...................



Jumat, 02 Mei 2014

Pilih Siapa??

Sebelum pileg, muncul berbagai web tentang kriteria para caleg yang dibuat oleh berbagai pihak. Entahlah atas pesanan siapa atau atas inisiatif sendiri aku juga tidak tahu  Ada   http://www.jariungu.com  lalu ada lagi http://orangbaik.org  lalu juga ada yang keluaran mantan pegawai KPK, yang bentuk video. Ini kata salah satu pembuatnya:

Ide awal nya adalah keinginan beberapa rekan untuk membantu masyarakat untuk memilih siapakah yg layak untuk mewakili mereka di Senayan karena faktanya masih banyak kalangan yg bingung. Harapannya adalah, ada sedikit informasi yg bisa disebar luaskan apalagi milis inikan isinya warga dari sabang sampai merauke sehingga output yg ingin di capai adalah : Indonesia akan memiliki DPR yg hebat, benar-benar mewakili rakyat dan mendukung pemberantasan korupsi.

Valid kah data yang disajikan itu? Tentu tidak 100 persen, terdapat toleransi sekitar 5 persen karena tidak semua Dapil tersedia Caleg yg memenuhi keseluruhan kriteria. Lalu apasih kriteria yg digunakan?
Ada empat kriteria yg digunakan dalam hal ini,
1. Domisili di Dapil
2. Umur 30 - 65
3. Mendukung pemberantasan Korupsi
4. Tidak Poligami.
Catatan penting yg disampaikan pada meja redaksi :

Domisili di Dapil agar di masa baktinya dia akan benar-benar mewakili rakyat. Selama ini Caleg drop dropan cendrung tidak memperhatikan rakyat di Dapil malah lebih memperhatikan pihak yg mendrop dia bahkan melakukan korupsi untuk menjamu yg mendrop dia.

Terlalu muda akan kurang bijak dalam pemikiran2nya sedangkan terlalu tua akan tidak punya tenaga untuk blusukan ke rakyat di Dapilnya selama masa baktinya.

Hmm......lalu teman2ku menanggapi sbb:
Lalu bagaimana dengan Mbak Dewi yang dari PKPI ? Ah menurut saya Mbak Dewi ini seharusnya masuk dalam DCP. Sebuah “kecelakan” menurut saya jika Mbak Dewi tidak masuk dalam DCP. Walau tidak masuk DCP, saya tetap mendoakan semoga dengan Ridho Nya, Mbak Dewi bisa masuk ke Senayan. Amiiiin.

Walaupun mbak Dewi gak masuk PSA, saya tetep ngefans kok. Malah mau belajar cara mengasuh anak sama mbak dan mas Martis. Abis kadang2 saya bingung gimana ngadepin anak2 sendiri.

 
Hahaha.......makasih mas Irham, tp kalo mau meralat ga jd ngefans krn aku gak masuk shortlist silahkan lho..... Ya entah apa kriterianya kan gak tahu aku. Secara aku kan saat berjuang  menolak gratifikasi belum ada KPK, dan saat itu jg blm modern shg aku sering justru dianggap 'salah' krn tdk ikut arus. Aku disebutnya 'tdk bisa bekerjasama', 'gila', 'tdk wajar' dll yg disampaikan scr pribadi saat seorg pejabat menasihatiku baik2, supaya aku ikut arus aja krn ada yg nyiapin aku jd rising star nya sebuah instansi XXX. Aku berterima kasih bgt n sgt hormat dg belio2 tp aku matur, kalau saya menolak sesuatu krn Allah, saya yakin suatu saat saya akan mendapatkannya jg krn Allah. Cieeeee.....sok bgt yak aku saat itu.

Termasuk saat satu2nya yg lulus berbagai test tp tdk diberangkatkan ya aku nrimo aja. Dan insya Allah aku gak dendam kok. Semoga Allah bersihkan hatiku dr rasa2 tdk baik itu.

Gitu mas, jika mas Irham meralat aku jg gak marah atau sakit hati. Biasa aja. Tetep......yg di Jateng V, coblos aja pojok kanan bawah, partai no.15, caleg no.3. WINARSIH DEWI
Pertanyaan yang hampir mirip juga muncul ketika ngeliat dapil Jateng V. Masa mbak Dewi gak masuk shortlist itu, padahal kan aku udah terlanjur ngefans sama mbak Dewi :-)

Tentu saja aku seneng jika teman2ku sendiri mengerti, tapiii......bagaimana dengan konstituenku? Bagaimana dengan yang tidak terlalu mengerti aku? Tentu saja arahan mereka untuk memilih si A, B, C atau Z dan melihat mereka mantan pegawai KPK dan mereka membuat anti korupsi sebagai salah satu kriteria lalu aku tidak mereka rekomendasikan sangat merugikan aku. Seolah aku tidak anti korupsi. Kejamnyaaa.......

Oooh....kalo aku saat itu MILIH dapilku bang, tidak ada yg ngedrop aku malah pada heran aku berani milih dapil neraka, tp aku emang tdk tinggal di dapil. Karena aku lahir dan besar di dapilku aku berniat mengabdi sebagai wakil dapilku. Konstituenku sih bilang kalau aku terpilih mereka seneng karena tahu ke mana menyalurkan aspirasi, karena kenal aku, kenal keluargaku, minimal kenal teman2ku, guru2ku, orang2 yg kenal aku secara pribadi sehingga mereka yakin aspirasi mereka akan sampai dan kuperjuangkan meski aku tdk tinggal di dapil.

Saat aku ditawari Dapil Jakarta Timur aku malah belum bersedia karena meski tinggal di sini aku kurang (belum) terlalu memahami wilayah Jaktim, belum sekuat ikatanku dg Jateng V.

Bukan pembelaan, sekedar penjelasan saja. Suer! *;) winking*:D big grin Dan.....aku rapopo kok tdk direkomendasikan, tdk dipilih oleh KPK (wong KPK gak tinggal di Solo raya ya bukan konstituenku to, hahaha......), yg milih biar yang di Solo raya saja.

Dew,
setiap proses seleksi pasti ada anomali....kriteria apapun tak bisa secara sempurna menghasilkan pilihan yang benar-benar sempurna.

Buat saya, Dewi adalah anomali.   Tak terjaring oleh kriteria umum, tapi sebenarnya bermutu tinggi juga!!   lanjut terus Dewi.....

Ini tanggapan seniorku. Tapi tetep saja aku sakjane ya gak terima dinilai sepihak. Tapi yo wis.......aku rapopo.......semua ada hikmahnya, semua akan dapat balasannya, semua akan menuai apa yang ditabur. Biar sajalah.....Allah Maha Tahu, Maha memutuskan. Apapun keputusanNya aku akan menerima dengan ikhlas, legowo. Suer!!

Hahaha......semoga Indonesia mendapatkan yang terbaik.

Kamis, 03 April 2014

Mengapa Hanya PKPI Yang Mempunyai Visi Misi Pendidikan Dan Kesejahteraan Anak?

Maksi sambil diskusi ringan dg Purek 2 & 3 UNS
Aku mau laporan dan curhat tentang acaraku pada tanggal 2 April 2014 di Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta/Solo. Aku diberitahu oleh DPK Solo tentang undangan UNS kepada PKPI, dengan formasi dari pengurus DPN (nasional) dan Caleg PKPI untuk DPRRI Dapil Jawa Tengah V, itu aku! Caleg DPRRI dari partai no.15 no. urut 3. WINARSIH DEWI. Dan menurut informasi ke aku, perwakilan dari pengurus pusat menjelaskan visi misi partai, lalu aku menjelaskan visi misiku. Siap! Aku tidak akan gentar, karena aku memang bukan sekedar ingin berperan sebagai penggenap kuota perempuan saja. Aku ingin peran yang memang sudah kujalani selama ini, yang memang menjadi passionku, mimpiku, Indonesia Jaya.

Sampai kampus UNS, kami dipersilahkan masuk ruang rektorat. Waaaah......saat ngobrol dg partai2 lain, baik kandidat Jateng V maupun para pengurus, tdk ada satupun yg ngreken aku. Hikcs....aku dicuekin. Apa aku terlalu imut dan dianggap mahasiswi? Uhuuk.....kembali mending narcist ketimbang sedih dan berprasangka. Mungkin aku memang kurang meyakinkan dalam penampilanku? Haha.....don't judge the book by it's cover bro n sist. Coverku emang ABG, mahasiswilah maksimal......wkwkwkwk......tapiii jangan salah, aku punya pemikiran besar untuk negara ini, dan sudah kulakukan langkah2 kecil terus konsisten persisten untuk mencapai impianku itu.

Lebih kecewa lagi krn ternyata salah info, masa posisiku salah? Harusnya akulah pembicara dari PKPI, dan bukan justru wakil pengurus pusat yang jadi pembicaranya. Aah....sudahlah, aku berusaha mengerti, berbesar hati, meski namaku tidak berkumandang diteriakkan oleh MC, fotoku tidak dipajang di baliho depan kampus maupun sebagai back drop, juga tanda tanganku tidak tertera di papan deklarasi.  Hicks.........

Sebenarnya yang mewakili pengurus pusat menyadari kesalahan itu, lalu menyerahkan waktu utk aku bicara namun aku tetap persilahkan beliau duduk di podium untuk menghormatinya sementara aku selalu berbicara dari posisi tempat duduk sebagai tamu, sesekali jalan di depan dan mendatangi peserta, mahasiswa. Meski dikarenakan aku sempat kecewa sehingga tidak siap berbicara, namun aku tidak akan mengecawakan audienceku, mahasiswaku, peserta dialog itu.

Alhamdulillah rupanya ada yg suka krn aku membawa visi misi partai yg kuejawantahkan dg visi misiku sendiri,  yg berbeda, tdk umum, tdk spt kandidat dr partai lain, yang mempunyai concern berbeda denganku. Kata penanya yang namanya RIKA Fakultas Pertanian UNS, Mengapa hanya PKPI yg punya visi misi pendidikan dan kesejahteraan anak? Wow....tersandung, eh tersanjung. Padahal kata panelis lain saat menjawab pertanyaan ini, mereka juga punya visi misi yang sama. Yaaa memang mereka tadinya tidak pernah menyebutkan itu, dan bisa jadi pesanku sampai karena yg kusampaikan memang benar2 sudah dan selalu akan kujalankan menjadi apapun aku. Bukan sekedar teori dan wacana apalagi janji2 PeHaPe.

Aku menyampaikan hal yang sudah dan terus kulakukan dengan hati, jadi mungkin saja auranya berbeda jika hanya wacana, teori, atau dilakukan sebagai bagian dari program saja. Di partai manapun memang sudah seharusnya ada visi misi ini wong umum banget, hanya apakah benar secara khusus ada yang memikirkan, melakukan, setulus hati, atau mung lamis saja, atau malah sejatinya sama sekali tidak mereka pikirkan? Dan yang paling penting........mm......mereka punya caleg seperti aku apa tidak??? Ehem.......mulaaaai.....narcistnya kumat. Ya......anak2 adalah generasi masa depan. Indonesia 20, 30, dan 40 tahun lagi adalah anak2 sekarang. Jadi, kesejahteraan anak, pendidikan anak, adalah hal terpenting yang harus dipikirkan negara yang mempunyai visi masa depan.

Selesai acara beberapa mahasiswa menemuiku minta agar aku mau jika diminta menjadi nara sumber, pembicara, jika mereka perlu. Aku sangat mau jika waktu memungkinkan. Dengan senang hati, dengan sepenuh hati. Makan siang dengan rektor, purek2 yg ternyata juga dosen FH, ahaaa dosennya berlian gantengku yang juga adik kelasku.

Ternyata UNS itu kereeen......akreditasi universitas yang terakhir, yang terbaru di Indonesia, UNS menduduki peringkat 3 nasional setelah ITB dan UGM, mengalahkan UI. Silahkan cek ke Google yaaa jika penasaran. Hidup UNS!!!! Bangganya akuuu....universitas di dapilku hebat, berarti jajaran pengelolanya juga hebat, senang punya partner kerja hebat jika aku insya Allah menjadi wakil rakyat dari dapilku. Yuk kita bangun negri kita ya bapak2 dan ibu2 dosen......

Selesai ramah tamah, baru deh semua yg td pagi nyuekin aku pada mau salaman sama aku, nyalami,  sebuah pengakuan, horeee.....aku dianggep. Haha......ini ibunya dua mahasiswa keren lho, meski juga masih mahasiswi imut sih. Ahahahaaa.......😊 Dua mahasiswa keren itu lahir dari rahimku, nyusu ASI ku full dalam pelukanku, dan kuasuh kudidik dg tanganku sendiri sepenuh hati sepenuh cinta sepenuh pemikiran besarku, karena aku sadar mereka adalah masa depan bangsa.

Aku mau pendidikan dan kesejahteraan anak diprioritaskan, aku ingin seperti ibunda Bung Karno, ibunda Bung Hatta, ibunda Sutan Syahrir, ibunda Tan Malaka, dll dll yang dengan sadar menyiapkan berlian2 bangsa ini untuk berkilau indah menerangi dunia akhiratnya. Aku ingin banyak lagi Ibu Indonesia yang didukung, diapresiasi, difasilitasi untuk bisa fokus menyiapkan generasi sepenuh hati, jiwa, pikiran, dan segala sumber daya yang mereka punya.

Bahagia.......seneng.....dan hatiku bersenandung indah, duniaaaa.... tunggu..... akan hadir berlian2 bangsaku, berkilau indah menerangimu. Dan...... INDONESIA JAYA adalah sebuah keniscayaan, bukan lagi hanya mimpiku.

Selamat dini hari dari kereta Argo.


Rabu, 02 April 2014

Orang Baik



http://app.orangbaik.org/calon?address=Surakarta%2FSolo+-+Jawa+Tengah&lembaga=DPR

Ini ada lagi sebuah tempat mencari informasi tentang para calon anggota legislatif. Apa dasarnya dan bagaimana cara menilai, tentu masing2 punya standard. Silahkan dipilih, dicombined, atau dianalisa sendiri sesuai keinginan masing2 untuk menentukan pilihannya, menentukan masa depan bangsa, di tanggal 9 April nanti.

Hari makin mendekat, saat makin rapat, situasi pun semakin membuatku harus melihat kondisi. Wow.....beginikah demokrasi? 

Menjadi bagian darinya memberiku pelajaran tersendiri. Lapangan, medan pertempuran, lantai dansa, apapun orang memberi istilah, memang begitu tak menentu. Informasi simpang siur, black campaign, saling serang saling fitnah, saling tuduh, dilakukan oleh partai, caleg, kader, simpatisan, yang tidak rela jagoannya kalah. Ah......beginikah sikap mental negriku? Bangsaku? 

 Janganlah begitu. Kita semua Indonesia. Kita semua sebangsa. Beda partai bukan berarti musuh. Kita tetaplah satu.....INDONESIA.

PKPI Paling Taat Aturan

Rabu, 2 April 2014 16:30 WIB

Panwaslu: Kampanye Partai Demokrat dan PKPI Paling Taat Aturan

Laurensius M. Dadi
Simpatisan Partai Demokrat memadati lapangan Bola Blok S, Jakarta Selatan dalam acara kampanye Partai Demokrat, Minggu (30/3) (Jaringnews/ Lydia)
Simpatisan Partai Demokrat memadati lapangan Bola Blok S, Jakarta Selatan dalam acara kampanye Partai Demokrat, Minggu (30/3) (Jaringnews/ Lydia)
Di Kupang, yang menyampaikan surat pemberitahuan kampanye hanya Partai Demokrat dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI).
KUPANG, Jaringnews.com - Sejumlah pertemuan terbatas yang berisikan materi kampanye peserta pemilu dibubarkan oleh Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu). Pembubaran itu antara lain terjadi di Kecamatan Kupang Tengah, Kecamatan Kupang Timur, Kecamatan Amarasi dan Amarasi Timur. Kampanye ilegal itu dibubarkan oleh Panwaslu tingkat kecamatan.

Hal ini terjadi karena banyak Partai Politik (Parpol) peserta pemilu di Kabupaten Kupang tidak memasukkan surat pemberitahuan kepada Panwas Kabupaten Kupang. Hal itu dikatakan oleh Ketua Panwas Kabupaten Kupang, Ernes Dae. saat dikonfirmasi wartawan, Rabu (02/4) di kantornya di Oelamasi terkait pelanggaran selama masa kampanye pemilu 2014.

Dijelaskan Dae, sesuai undang-undang pemilu dan kemudian peraturan KPU No. 15, peserta pemilu punya hak melakukan kegiatan kampanye setelah 3 hari ditetapkan sebagai peserta pemilu. Tetapi pelaksanaan kampanye dalam bentuk apapun harus sesuai aturan. Aturannya yaitu peserta pemilu harus menyampaikan surat pemberitahuan kepada Panwas, PPK dan Kepolisian.

“Bahkan dalam aturan tersebut dikatakan, surat pemberitahuan itu disampaikan selambat-lambatnya 3 hari sebelum pelaksanaan kegiatan kampanye. Hal ini supaya Panwas, PPK dan Kepolisian tahu ada kegiatan kampanye tersebut,” kata Dae.

Selama ini, lanjut Dae, yang menyampaikan surat pemberitahuan hanya Partai Demokrat dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI). Bahkan hanya PKPI saja yang menyampaikan jadwalnya per Kabupaten sehingga 24 Kecamatan yang ada di Kabupaten Kupang tahu dengan jelas kegiatan pada masa kampanye yang dilakukan oleh PKPI tersebut.

“Kita bukan mau banding-bandingkan tapi jujur mau kita sampaikan bahwa kelebihan PKPI itu adalah dia menyampaikan kegiatan-kegiatannya seperti kampanye, dialog terbatas atau tatap muka per Kabupaten. PKPI punya jadwal semua disampaikan untuk 24 Kecamatan,” papar Dae.

Masih menurut Dae, surat pemberitahuan ini penting agar pihaknya dapat memantau kegiatan yang sedang dilakukan dan pihak Kepolisian dapat menjaga keamanan dari peserta pemilu itu sendiri.

Disinggung soal penertiban atribut yang dikeluhkan beberapa pimpinan Parpol, Dae mengakui pihaknya telah mendapat keluhan dari satu pimpinan Parpol mengenai adanya penertiban atribut kampanye di Kecamatan Amabi Oefeto. Namun setelah pihaknya melakukan koordinasi dengan Panwas Kecamatan Amabi Oefeto diperoleh informasi jika yang menurunkan atribut tersebut adalah pemilik tanah dan bukan pengawas kecamatan. Karena itu, dirinya telah meminta untuk atribut tersebut dipasang kembali sebab batas waktu pemasangan atribut kampanye masih berlangsung hingga 5 April mendatang.
(lmd / Ben)

Sabtu, 29 Maret 2014

Caleg DILARANG Menerima (Apalagi Minta Sumbangan) Dana Kampanye?




Prihatin dengan caleg yang tidak mentaati aturan main penyelenggaraan pemilu, termasuk tentang dana kampanye. Kan nantinya menjadi pembuat peraturan, UU, legislasi, kok belum2 sudah melanggar aturan ya? Gimana coba.......malahan ada yang terang2an MINTA sumbangan dana kampanye di tempat umum tanpa malu atau risih sudah melanggar aturan. Atau....malahan tidak tahu aturannya? Waaaaa.....tambah parah donk kalau seperti itu. 

Yuk ah teman semua para caleg dari partai apapun.......kita ikuti aturan main yang ada. Jadi anggota DPR atau tidak biarlah rakyat dan tentu saja Allah, Tuhan kita yang menentukan. Pantaskah kita menerima amanah itu? Wakil seperti apakah yang rakyat inginkan? 
 
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengingatkan kepada calon legislatif DPR RI, DPRD Provinsi dan Kabupaten/Kota dilarang menerima sumbangan dana kampanye. Sesuai aturan, hanya partai peserta pemilu dan calon DPD RI yang dibolehkan.
"Dalam konstitusi, peserta pemilu adalah parpol. Maka yang dapat menerima sumbangan dana kampanye hanya parpol, caleg tak dibenarkan terima sumbangan dana kampanye," ujar komisioner KPU, Ida Budhiati, di KPU, Jakarta, Rabu (11/12/2013).
Ida melanjutkan, karena peraturan ini hanya partai peserta pemilu dan calon DPD yang diwajibkan melaporkan dana kampanye untuk mewujudkan asas transparansi sumber dana kampanye. Sehingga publik bisa ikut mengkritisinya.
Dalam laporan itu nantinya diberitahukan bukan saja muasal dana kampanye, tapi juga pemberi dana kampanye seperti perusahaan atau individu, dan pengeluaran dana kampanye untuk apa saja. Bahkan, di dalamnya harus memuat penerima dana kampanye secara periodik.
Dari dana kampanye yang diterima partai peserta pemilu, sambung Ida, baru bisa didistribusikan untuk kebutuhan caleg dalam pelaksaan kampanye.
"Makanya caleg diberi kewajiban menyusun pembukuan bukan laporan dana kampanye. Pembukuan dana kampanye adalah catatan seluruh penerimaan dan kegiatan yang dilakukannya. Pembukuan ini disampaikan ke parpol yang nanti direkap," terangnya.
"Jadi, caleg tidak bisa menerima sumbangan dana kampanye, hanya dukungan anggaran dari parpol. Parpol dapat sumbangan dan kelola. Karena kampanye caleg itu adalah kampanye parpol. Makanya caleg tak bisa terima sumbangan perseorangan atau lainnya," paparnya kemudian.
Terkait usulan Pusat Pelaporan Analisis dan Transaksi Keuangan yang meminta rekening caleg, menurut Ida harus diapresiasi. Hanya saja KPU tetap berpedoman pada norma hukumnya, bukan saja regulasi perundang-undangan tapi juga konstitusi. 

Pendapat Anda?

Rabu, 19 Maret 2014

Anak-anak Adalah Aset Terpenting Bangsa

Pernah ada yg protes kalau anak ya jangan dianggap aset. Hihihi......maunya apa donk? Masa liabilities? Aset atau aktiva adalah sumber ekonomi yang diharapkan memberikan manfaat usaha di kemudian hari. Aset dimasukkan dalam neraca dengan saldo normal debit. Itu kalo di ilmu yang aku geluti, accounting.

Hm...kalau gak boleh dibilang asset, lalu apa? SDM? Okeh.....Sumber daya manusia atau biasa disingkat menjadi SDM adalah potensi yang terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial yang adaptif dan transformatif yang mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang terkandung di alam menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan. Dalam pengertian praktis sehari-hari, SDM lebih dimengerti sebagai bagian integral dari sistem yang membentuk suatu organisasi. Tapiii......dewasa ini, perkembangan terbaru memandang SDM bukan sebagai sumber daya belaka, melainkan lebih berupa modal atau aset bagi institusi atau organisasi. Karena itu kemudian muncullah istilah baru di luar H.R. (Human Resources), yaitu H.C. atau Human Capital. Di sini SDM dilihat bukan sekedar sebagai aset utama, tetapi aset yang bernilai dan dapat dilipatgandakan, dikembangkan (bandingkan dengan portfolio investasi) dan juga bukan sebaliknya sebagai liability (beban,cost). Di sini perspektif SDM sebagai investasi bagi institusi atau organisasi lebih mengemuka. 

Nah....apapun istilah yang mau dipakai, intinya anak itu merupakan bagian yang sangat penting bagi negara. Bagaimana negara 30-40 tahun mendatang tergantung bagaimana anak2 sekarang disiapkan, dididik, dijaga, dirawat, ditanamkan nilai2.  Maka menjadi sebuah kepentingan bagi negara untuk menyiapkan anak2 yg unggul dalam arti sehat jasmani rohani, kuat fisik mental, tidak mempunyai cacat rasa, berintegritas, serta tentu saja berkarakter bangsa. 

Menyediakan sebuah fasilitas kesehatan gratis yang memadai menjadi sebuah keharusan. Kenapa? Ya karena ini bukan lagi sebuah fasilitas, namun lebih pada kepentingan negara untuk menjaga kesehatan generasinya, asset terpentingnya, investasi yang paling memerlukan kecermatan. 

Pendidikan holistik menyeluruh bukan hanya sekolah formal, tetapi seluruh elemen pendidik termasuk keluarga dan masyarakat harus bekerjasama saling bantu saling melengkapi dan mengkoreksi jika ada kesalahan. Semua harus mempunyai kesamaan visi misi dalam melakukan pendidikan generasi, penyiapan masa depan bangsa. Gimana caranya? Ya negara harus punya blue print yang jelas dan disosialisasikan ke masyarakat, dilaksanakan dengan terstruktur, terarah, terkontrol. Gratiskah sekolah? HARUS!! 

Laluuu.......nah ini, yang selama ini juga setahuku menjadi beban masyarakat adalah transportasi yang murah, nyaman, tepat waktu. Terutama untuk anak2, heiii....mereka harus dijaga keamanannya, keselamatannya, karena mereka itu masa depan bangsa kan?

Naaah......kalau ketiga kebutuhan masyarakat itu sudah diurus pemerintah, maka hal lain aku pikir aman. Rakyat yang ingin menekuni passionnya, yang ingin jujur, yang ingin gak ngoyo, yang ingin mengabdi, mereka mempunyai kesempatan itu karena mereka tidak lagi harus berpikir tentang sekolah anaknya yang mahal, kesehatan keluarga yang selangit, juga transportasi yang duuuuuh........mereka hanya mikir cari nafkah untuk makan dan tinggal. 

Okay kaaan???  Pendapat Anda?

Rabu, 05 Maret 2014

Kenali Calegmu dengan JARI UNGU


Akhir2 ini aku sering mendengar masyarakat yang makin anti pati sama partai politik. Aaaaaahhhh......apa iya sih politik itu kotor? Saking takutnya sampai2 aku aja sejak dulu ditawari masuk parpol dan dicalonkan menjadi anggota legislatif, gak mau, gak berani, takuuuuttt....... Hbs katanya kotor sih. Kok sekarang mau Dew? Hehe......gimana donk, ternyata emang yang mempunyai kewenangan ngatur negara itu ya partai politik. Lalu kenyataan banyak orang baik yang gak mau masuk parpol, gak mau 'dianggap' kotor, ya berarti gak mau terlibat dalam mengatur negara ini. Piye jal??? Yaaa.....kupikir daripada aku cuma jadi penonton, hanya ndelok its mean kendel alok, hanya berani berkomentar, menilai, menghakimi orang, ya wislah saat ada kesempatan, ada tawaran lagi, ya aku masuk aja sekalian jadi pemain, gak hanya jadi penonton, penilai, lalu gak puas dan protes. Lha mbok ya ayooooo......sini....yang merasa bisa, yang merasa baik, yang gemeeeesss.......sama para politikus, turun aja, ikut jadi pemain di gelanggang, yuk turun di lantai dansa, di lapangan hijau, di medan laga.
#lebaysuperbanget

Lagi2 ketidak percayaan masyarakat terhadap parpol tuh tinggi banget, sehingga sebaliknya kepercayaan masyarakat pada parpol bagaikan kulit ari, tipiiiiiiiiissss....... oooh.....gimana dund?

Kata mereka, mending milih calegnya aja, orangnya aja, jangan partainya, gak ada yang bisa dipercaya. Duuuuh.....padahal tuh kalau kita baca semua parpol malah bagus lho, coba aja baca landasan filosofisnya, visi misinya, program2nya, AD ART nya, dasarnya, dll. Yang jelek ya berartiii.......oknum, orangnya, bukan parpolnya. Sejauh ini yang kubaca gitu, hampir semua partai bagus. Mungkin saking oknum yang ndlewer banyak atau gimana akhirnya masyarakat tidak simpati lagi sama parpol, dan lebih suka memilih orangnya, calegnya yang mereka sudah kenal, bukan partainya.

Naaah.....nih nuh neh noh......aku mau kenalin nih, orang hebat keren yang punya ide dan gak cuma ide lho, tapi diwujudkan dalam sebuah website yang memudahkan kita mencari, membaca, menyelidiki siapa2 aja caleg kita, bahkan sampai kita bisa tahu asal sekolahnya. Wow kaaaaaan........ Mau tahu aja apa mau tahu banget alamat webnya??? Hehehe......so pasti aku akan bagi di sini. Silahkan buka, eksplorasi sepuasnya sebelum memutuskan pilih siapa. Nih.....alamatnya silahkan mampir, baca2, cek, periksa, siapa yg pantes dipilih siapa yang tidak. Siapa yg melanggar aturan padahal nantinya akan menjadi pembuat aturan. Masih percaya sama pembuat aturan yg suka melanggarnya? Komplit deh pokoke dieksplorasi aja.

http://www.jariungu.com 

Mau pilih aku??? Booooleeeeeh.........silahkan saja.
Ya gampang itu sih, yang mau menggunakan hak pilihnya di dapilku BOYOLALI, KLATEN, SOLO, SUKOHARJO, tinggal buka kertas suara warna KUNING alias DPRRI, arahkan paku/alat coblos ke POJOK KANAN BAWAH partainya NO.15 calegnya NO.3. WINARSIH DEWI.

Simpel kaaaaan...... guampaaaaang.......
 



Jangan gak nyoblos ya tgl 9 April 2014, suara Anda masa depan bangsa. Ocreeee......??!!

Minggu, 02 Maret 2014

MASINIS


Akhir2 ini aku harus wira wiri Jakarta Solo sehubungan dengan amanah baru yang dipercayakan padaku. Aku dipercaya oleh sebuah partai politik PKPI yg dipimpin Bang Yos Jend. soetiyoso, untuk menjadi kandidat wakil rakyat yang jika terpilih akan duduk di Senayan, bekerja mewakili rakyat, menjadi anggota legislatif, membawa aspirasi rakyat untuk kuperjuangkan demi kepentingan rakyat, kepentingan bangsa dan negaraku Indonesia, wakil dari daerah kelahiranku Boyolali Klaten solo Sukoharjo.

Untuk menghemat pengeluaran, menghemat ongkos politik yang kata banyak pihak sangat mahal, tanpa mengurangi banyak kenyamananku agar staminaku tetap terjaga, aku memilih moda angkutan kereta api. Angkutan umum yang ternyata cukup nyaman, cepat, murah, dan sekarang cukup mudah mulai dari cara mencari tiket, memesan, membayar, sampai naik keretanya. Hanya saja kenapa harus menukar lagi di stasiun ya? Kan bisa print aja dari kiriman PT. KAI lalu saat chek in divalidasi oleh petugasnya. Jadi kami para penumpang tidak perlu bolak balik ke stasiun, cukup saat mau berangkat saja.  Hehe..........ingin aku sampaikam komplimen ini ke dirut PT. KAI sekaligus usulanku.

Me N Dirut PT. KAI

Aku sangat tidak suka ngaret atau ngepas waktu dalam keperluan apapun. Lebih baik aku kepagian, kecepetan, daripada telat. Apalagi kereta, kan gak mungkin mau nunggu kalau akunya telat. Makanya ada pepatah, biar hitam tapi hitamnya kereta api, banyak yang menanti. Karena lebih sering aku naik kereta Argo pagi, maka aku memilih berangkat bareng pacarku ke kantor, aku di drop di stasiun, lalu dia terus ke kantor.

Sambil nunggu keretaku datang, aku biasa baca2, nulis, atau memperhatikan sekelilingku untuk lalu.....kutulis. Hahaha......teuteup!


  
Nunggu di luar peron, di dalam peron namun masih di lantai dua tempat nunggu penumpang, ataupun nunggu di lantai atas tempat kereta datang dan pergi, semua mengasyikkan. Ah......sungguh berbeda kondisi jaman dulu aku masih biasa naik kereta api dengan sekarang. Nunggu di manapun tetap menyenangkan. Lingkungan stasiun yang bersih, rapi, tertib, dan hanya calon penumpang saja yang bisa masuk membuat suasana stasiun teratur dan nyaman. Aku pernah menunggu di ketiga zona tersebut. Masing2 punya daya tarik tersendiri. Punya daya pikat tersendiri.

Lantai teratas, tempat kereta datang pergi, meski terkadang kursi basah atau kotor karena ruang terbuka, aku tetap suka berlama2 nunggu di sana. Memperhatikan kereta2 hilir mudik ternyata mengasyikkan. Selain rangkaian gerbong, ada juga lokomotif yang langsir, lewat sambil masinisnya melongokkan kepala dan sebagian badannya keluar jendela. Ah......masih sangat belia. Aku jadi ingat peristiwa kecelakaan Commuter Line, kereta Jabodetabek dengan truk tangki di Bintaro beberapa waktu lalu yang mengakibatkan meninggalnya masinis dan teknisi kereta yang masih usia belia. Sedih banget aku mendengar berita itu. Sekarangpun aku masih mrinding saat menuliskannya. Anak baik, masih bersih, masih idealis, mereka memilih bertanggungjawab dengan mengorbankan diri mereka setelah memberi peringatan kepada penumpang padahal mereka bisa menyelamatkan diri. Konyol? Tidak bagiku. Mereka hanya anak polos, jujur, bersih. Semoga mereka bahagia di pelukanNya.

Aku jadi ingat kisah seorang anak di Jepang yang setiap hari duduk di depan jendela rumah neneknya dan selalu menunggu kereta lewat dekat rumah neneknya. Dia sangat senang jika kereta lewat tepat waktu. Dia kagum dengan masinisnya, yang selalu tepat waktu. Dan dia terobsesi, bercita2 ingin menjadi masinis saat besar nanti. Ingin mengantar penumpangnya tepat waktu ke tempat tujuan mereka. Betapa bahagianya jika dia bisa melakukan hal itu. Saat dia besar, cita2 itu terwujud. Dia menjadi seorang masinis. Dia sangat bangga dan menikmati profesinya itu.

Aku sangat berharap, putra putri Indonesia, anak2 bangsaku, generasi penerusku, nantinya juga akan seperti itu. Mempunyai obsesi, mimpi, cita2, yang dirangkai, diangankan, dimimpikan sejak masa kecil, yang lalu diwujudkan dan menjadi profesi kebanggaannya, serta dihargai, diapresiasi oleh orangtuanya, keluarganya, masyarakat, juga oleh negaranya. Apapun itu profesinya. Karena negara memerlukan semua profesi. Tidak ada profesi yang lebih hebat dari yang lainnya, demikian sebaliknya tidak ada yang hina. Semua profesi terhormat dan dibutuhkan.

Bayangkan jika setiap anak bangsa bekerja di bidang yang dia minati,  dengan hati, penuh dedikasi, maka aku sangat yakin negriku yang kaya raya dan penuh dengan anak2 hebat ini akan menjadi negara hebat, negara yang akan sangat diperhitungkan di dunia internasional. Negara kebanggaan, negara tempat anak cucuku berbakti, berkarya, mensyukuri anugerahNya, negara dimana anak bangsa menjadi tuan rumah di negri mereka sendiri.

Aaamiiiin.........😍🚊🌹

Pendapat Anda?

Jumat, 28 Februari 2014

Pojok kanan bawah, partai no 15 PKPI caleg DPRRI no. 3. Winarsih Dewi



Assalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakaatuh.......pagiii semuaaaaa...........

Setelah sejak beberapa pemilu aku menolak lamaran beberapa partai, insya Allah kali ini berbekal niat baik, do'a dan restu mama, mas2ku, mbak2ku, pacarku, jg berlian2ku, aku adalah Caleg dari partai nomer 15 PKPI, dapil Jateng V no. Urut 3. WINARSIH DEWI. 😉  

Aku tidak pandai kampanye, menjual diri, mengatakan kelebihan diri, sementara aku juga tidak punya tim sukses, jurkam, atau apalah namanya. Pun aku tidak punya persiapan biaya besar ataupun donatur yang membantu pembiayaan dalam pencaleganku. Aku hanya mengusahakan sesuai kemampuanku sendiri. Karena sudah bersedia, ya ini amanah, aku harus upayakan semaksimal aku mampu. Selebihnya biar Allah yang menentukan hasilnya. Apapun hasilnya pasti yg terbaik, bagiku jadi atau tidak maka aku sdh berhasil krn setiap yg aku lakukan kuniatkan ibadah.

Meski begitu teman, guru, saudara, tetangga, yang menganggap aku pantas mereka dukung, yang menganggap aku mempunyai kemampuan dan bisa dipercaya untuk mewakili rakyat, sebagai anggota DPRRI, semua membantuku. Bahkan guru SMP ku menelponku sebelum kuberitahu, mendukungku penuh, mengkampanyekan murid teladan manisnya ini. Ehem..... Makasih Bu, Pak, semoga aku masih seperti dulu bisa membanggakan Bpk Ibu sbg orangtuaku di sekolah. Lalu teman sekolah yg mempunyai lembaga cukup besar, memintaku masuk, mengkampanyekan aku, tanpa aku harus menyumbang sedikitpun. Juga ada mantan pejabat DJP yg tahu gimana aku dulu di DJP, ikut nyengkuyung, menyebarkan kartu namaku, BBM sana sini ke kolega, teman, mantan bawahan, saudara yg mempunyai hak pilih di jateng V untuk vote aku. Alhamdulillah......kampanye tanpa biaya juga bisa kok.
Dapilku berat? Secara logika manusia, hitungan di atas kertas, iya! Siapa yang tidak kenal ibu Puan Maharani dari PDIP partai yg sedang oye di Jateng, ibu Angel Lelga artis cantik yang diusung PPP? Mereka mempunyai daerah pemilihan yang sama denganku. Lalu ada ibu Arianti Dewi anggota keluarga pengusaha batik dari solo Danar Hadi yang berbaju Golkar, GRAY Koes Moertiyah putri kraton yang didapuk oleh Demokrat partai yang sedang menduduki pemerintahan. Daan......... tentu saja ehem...........ada juga caleg yg didukung partai yg letaknya pojok kanan bawah, partai no 15 PKPI caleg DPRRI no. 3. Winarsih Dewi, alumni STAN. Wajar jika dapil ini dianggap Dapil yang berat. Perempuan2 hebat dikumpulkan di jawa tengah V yg meliputi kabupaten Boyolali, Klaten, Sukoharjo, dan Kota Surakarta yg juga dikenal dengan Sala atau Solo. Bukan mustahil Jawa Tengah V akan diwakili para Srikandhi cantik di DPRRI. 🌺🌹

Meletusnya Gunung Kelud yang baru lalu membuat dapilku terkena imbas abu vulkanik yang tebal, menyakitkan mata, berbahaya jika terhisap nafas, dan menghalangi pandangan. Banyak yang menyarankan agar aku memanfaatkan momen ini untuk menarik simpati warga, pemilih, berharap bisa meraup suara dengan memberi bantuan masker misalnya. Tapi aku tidak sampai hati jika menolong tapi berpamrih. Tidak. Apapun yg aku lakukan yg berupa bantuan, bakti sosial, dll biasa dilakukan sebelum caleg ya terus dilakukan tidak pernah aku gabung dengan kampanye, sosialisasi, apalagi membungkusnya dengan gambar partai dan foto diriku. Kalau beramal ya ikhlas saja, tdk perlu pakai bendera partai atau nama dan fotoku. Sedang saat sosialisasi aku hanya menggunakan alat bantu kartu nama, kalender, stiker, dan banner yang melengkapi diskusiku dengan konstituen. Itupun aku tandem dg caleg DPRD, sehingga irit. Tidak ada materi yang kuberikan entah itu sembako, souvenir, apalagi uang. Aku membedakan kegiatan sosial, amal, dengan kampanye sebagai caleg. Beda sama sekali. Salah? Entahlah.....hanya saja nuraniku kok terasa nyaman dengan sikapku yg kata orang tidak biasa ini.

Seperti yg mas Djaka bilang, biaya pasti perlu untuk aku mondar mandir ke Solo, cetak kartu nama, banner, yg Alhamdulillah bisa dg harga sangat murah, dan sekali sebelum Ramadhan dulu aku pasang spanduk ucapan rame2. Aku mondar2 Solo naik kereta, ngirit. Jadi.....laporan keuangan dana kampanyeku yg terbesar ya tiket kereta bolak balik, yang aku nikmati sebagai pulang kampung reuni sama teman. Pernah coba naik bis beberapa kali, ternyata lama, sgt capek, masku yg sekarang berperan sbg bapakku menasihati agar minimal kereta agar staminaku terjaga. ✈️🚌🚇

Sementara itu dulu, untuk teman2, keluarga, saudara, kenalan, yg mempunyai hak pilih di Jateng V; Boyolali, Klaten, Sukoharjo, dan Kota Surakarta, jangan lupa 9 April 2014 gunakan hak pilihnya, mohon do'a dan dukungannya Insya Allah aku akan meneruskan cita2ku yg sdh kumulai dg menyiapkan berlian2ku, kini aku akan menyiapkan berlian2 bangsa Indonesia dengan mewakili rakyat Indonesia di DPRRI. Gampang banget kok, buka kertas suara, langsung saja arahkan paku ke pojok kanan bawah dan tusuk partai no. 15. caleg no. 3. WINARSIH DEWI. Lalu lipat lagi kertas suara dan masukkan kotak suara. Mudah kan? 😄👍🌞

Akunya sih biasa aja.....tapi orang2 hebat trmasuk tokoh modernisasi Kemenkeu, jg staf2 ahli bayangan yg expert di berbagai bidang sdh siap mensupportku di DPRRI. Semua gratisss......demi masa depan bangsa, demi generasi penerus, demi Indonesia Raya.

Selamat memilih untuk Indonesia..........*isi wkt kepagian datang nunggu kereta*

Wassalamu'alaikum warrahmatullahi wabara kaatuh,

Dewi sta'87
Jangan membenarkan yang biasa tapi biasakan yang benar

Sent from my iPad

Senin, 24 Februari 2014

Biar Mama Gak Nangis Lagi......

Ini tulisanku saat Lemhanas, sambil belanja masalah, sambil nulis juga. Semoga bermanfaat:


Sesudah seminggu aku menjalani pendidikan pemantapan nilai kebangsaan di Lemhanas, belajar, memantapkan kembali nilai-nilai kebangsaan pada diri kami semua, calon anggota legislatif menyatukan visi misi bahwa kami akan memegang komitmen bersama untuk selalu mengutamakan INDONESIA dalam setiap peraturan yang akan kami tetapkan jika kami menjadi wakil rakyat nanti. Maka di hari Sabtu Minggu saat kami 'belanja masalah' untuk diolah, dipecahkan, lalu dibuat makalah. Dan hari itu kami bisa bertemu keluarga, yang tentu saja tidak kusia-siakan segera kutemui si cantik princess kecilku, mas-masnya, dan ayahnya. Hehehe........lumayan.......


Aku melepas rindu dengan mereka tidak bisa lama, karena aku masih harus seminggu lagi berpisah dengan si cantik princess kecilku meski masih sekota. Dia di rumah, sementara aku harus menginap di hotel agar tidak terlalu capek jika mondar mandir dari rumah setiap hari dan agar lebih mudah koordinasi dengan semua teman maupun pihak Lemhanas. Kami (aku, berlian-berlianku, dan ayah mereka) sepakat hanya ketemuan tanpa aku harus menginap di rumah agar aku bisa mengerjakan makalahku dengan tenang di hotel. Yaaa.......laptopku memang sudah di hotel juga.

Kebersamaan kami sangat menyenangkan. Agar lebih efektif dan efisien, kami gunakan waktu bersama kami sambil belanja kebutuhan rumah ke supermarket. Celoteh si cantik lucu mendominasi pembicaraan kami. Iiiiih.......dasar! Sesekali dia akan memelukku, menciumku, melampiaskan kangen. Sepanjang perjalanan princess juga mengomentari berbagai hal dan kejadian yang kami lihat.

"Mama merem, ada anak kecil minta-minta. Nanti mama sedih lagi kalau lihat. " hehehe.......dia selalu mengingatkanku, karena aku memang memilih tidak melihat daripada melihat tetapi tidak bisa berbuat apa-apa untuk menolong mereka.




"Mama sampai kapan nginepnyaaaa.......adek sudah sangat rindu. Kan mama sering ke Solo ke dapil mama, lalu sekarang mama malah nginep di hotel padahal mama di Jakarta. Nanti mama ke Solo lagi ngurusi dapil." rajuknya merasakan padatnya jadwalku akhir-akhir ini.

"Jadi gimana donk dek? Kan mama sudah terlanjur janji, siap, ya kan mama harus konsekuen, harus amanah. Lagian mama juga sebelum tandatangan formulir untuk jadi caleg dulu sudah tanya ke kalian semua, katanya boleh, hayoooo......" ledekku manja.

"Mama betul, kita sudah sama-sama janji, mama janji sama PKPI sama Pak Bang Soetiyoso untuk mau jadi anggota DPR dan adek janji sama mama untuk menerima mama jadi anggota DPR. Meski sering kangen ya adek harus konsekuen. Lagian kalau mama jadi angota DPR kan nanti mama bisa tolong banyak orang. Mama bisa buat peraturan yang bagus, yang bisa membuat rakyat seneng. Adek do'akan banyak yang coblos nama mama nanti. Idiiiih......mama ini bukan hanya sama anak kecil suka sedih mikirin kalo mereka susah. Ke semua orang bahkan sampai yang dewasa saja mama suka pikirin kesusahan mereka. Sudah sana, jadi anggota DPR aja! Biar mama gak nangis lagi kalau lihat orang susah, karena mama bisa tolong mereka dengan aturan yang bagus. Ya kan Pa?" hallaaah......panjang lebar dia ngecuwis lucu namun juga sangat bijak penuh tanggungjawab.


Cintaku.....sayangku......bidadariku.......tentu mama akan semaksimal mungkin mengemban amanah rakyat yang berarti juga amanah Allah dengan penuh tangung jawab sepertimu, seperti sikapmu yang begitu besar hati dan bijak. Selalu ingatkan mama ya cantik.......selalu temani mama......selalu bantu mama, dukung mama seperti ini. Ah.......di usia 7 tahunmu, kamu sudah menunjukkan betapa kamu memang seorang princess, seorang bidadari, seorang malaikat. Semoga kamu selalu cantik lahir batin ya sayang........selalu berkilau indah menerangi semuanya.

Mama akan selalu ingat kata-katamu, HARUS BUAT ATURAN BAGUS UNTUK RAKYAT BIAR MAMA GAK NANGIS LAGI.......

Rabu, 19 Februari 2014

Ada Cukong di Balik Capres?? Tanggapanku adalah....

Indonesia Raya - mobile9
   Kita siapkan mereka untuk mengelola Indonesia!


Ini tanggapanku saat ada teman yg posting artikel di bawah tanggapanku ini di sebuah milis:

Pertama, aku memilih positif aja, optimis, yakin, lalu berusaha semaksimal aku mampu perbuat untuk negeriku, untuk Indonesia. Lalu gimana dengan isi artikel yang katanya dari Media itu?

Menurutku, harusnya orang2 pinter, hebat, spt mas2, mbak2, teman2, adik2 di sini dan juga di luar sana mulai sekarang dst, mulai dari diri sendiri lalu menyebarkan, untuk tdk mudah terprovokasi dg berita, dengan pencitraan, yg bisa jadi benar tapi seringkali lebay tdk masuk akal, terlalu bombastis tdk sesuai dg kenyataan demi mengangkat citra seseorg. Lalu juga pembunuhan karakter pd lawan yg dilakukan oleh siapapun dg cara apapun juga dalam berkompetisi. Jika kita semua tdk terprovokasi dg hal semacam itu, maka iklan mahal tdk lg diperlukan. Dan politik tidak akan berbiaya tinggi. Kasihan rakyat dibodohi dg ketdk benaran shg salah menentukan pilihan akan pemimpinnya.

Lalu.....tentang media yg menyajikan berita mentah, atau berita matang namun diolah utk kepentingan pihak tertentu seharusnya tdk terjadi. Berita yg dihidangkan seharusnya berita matang, yg diolah utk kepentingan rakyat, untuk bangsa, utk negara, utk generasi mendatang. Bukan utk kepentingan pihak tertentu, golongan tertentu, siapapun dia. Kasihan anak2 Indonesia. Apa yg akan kita wariskan ke mereka kalau para penyelenggara negara seperti ini? Kalau para orang dewasa yg seharusnya bisa mereka teladani justru bukan contoh yg baik?

Bismillah....semoga ke depan makin baik dan siapapun kita, apapun peran yg kita pilih, maka kita semua melakukannya sbg anak bangsa, sebagai negawaran, sebagai pengemban amanah dariNya berupa negri tercinta ini, berupa anak2 generasi penerus yg harus kita siapkan bukan sekedar untuk bisa sekolah setinggi langit lalu bekerja baik berpenghasilan bagus, namun kita siapkan mereka sebagai generasi penerus, sebagai anak bangsa, sebagai pemegang amanah juga spt kita, yg mana nantinya pun mereka harus menyiapkan semuanya utk generasi penerus mereka.

Bahagianya jika anak2 Indonesia berpikir, bersikap, berbuat sebagai anak Indonesia, di manapun mereka berada. Mereka bisa jd tuan rumah di negri mereka sendiri, namun juga menjadi tamu yg dibutuhkan kehadirannya oleh negara lain. 

Bahagianya  jika mereka bisa berkarya bekerja berbuat belajar dan memilih profesi yg sesuai dg passion mereka, yang memang pilihan mereka, yang akan mereka lakukan sepenuh hati sepenuh jiwa karena memang suka dan menikmati, bukan karena kata masyarakat itu pekerjaan bergengsi, keren, dll. 

Bahagianya jika apapun profesi yg mereka pilih bisa membuat mereka bekerja dengan bahagia, mereka lakukan dg profesional, penuh tanggungjawab, berdedikasi tinggi, ikhlas, dan dilakukan dg menyenangkan, karena apapun profesi mereka itu tdk membuat mereka terkasta2. Mereka saling menghargai, saling menghormati, saling membutuhkan.

Kata orang, GAK MUNGKIN dew, mimpi aja kamu! Ah.....andai seluruh dunia pesimis pun, aku tetap memilih optimis, mimpiku itu akan terwujud. TIDAK ADA YG TIDAK MUNGKIN JIKA ALLAH KEHENDAKI. Kumulai dg menyiapkan berlian2ku yg kuawali dg hal sangat kecil yg mampu kulakukan sejak dulu sebelum mereka lahir......menyiapkan ibu mereka.....aku ☺️😌😄 yg ternyata sampai sekarang pun msh hrs byk belajar dan berbenah diri 😜.

Indonesia.......setelah lebih 20 tahun kufokuskan diriku pada menyiapkan berlian2ku, berlian2 bangsa Indonesia yang lahir dari rahimku, lalu 6 tahun kudidik berlian2 bangsa Indonesia di sekolahku, kini ijinkan aku menyiapkan lebih banyak berlian2 bangsa Indonesia melalui kiprahku di tingkat yang lebih luas. Perlahan namun semoga pasti.......aku akan wujudkan cita2ku, mimpiku, INDONESIA RAYA, INDONESIA JAYA.

Salam Indonesia Raya,

Dewi
Jangan membenarkan yang biasa tapi biasakan yang benar
Sent from my iPad


INI LHO ARTIKEL YG DIA SHARE:

Ada Cukong di Balik Capres


alt

Secara akal sehat tidak mungkin ongkos sebesar itu akan diambil dari kocek pribadi.

Tak ada satu pun calon presiden yang saat ini bermunculan di pentas politik nasional memiliki dana trilyunan. Dana mereka hanya milyaran saja. Ini bisa dilihat dari beberapa daftar kekayaan mereka yang diserahkan kepada negara.
Karena itu, pengamat politik dari Universitas Indonesia Donny Tjahja Rimbawan meyakini tak ada satu pun pasangan capres-cawapres yang sanggup membiayai kampanyenya sendiri.
Bahkan, penghasilan seorang presiden pun tak sanggup untuk menutup ongkos sebesar itu. 
Sebagai contoh, penghasilan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono per tahunnya (data 2011) hanya sekitar Rp 1,1 milyar. Itu berarti dalam satu masa jabatan, penghasilan seorang presiden hanya sekitar Rp 5,5 milyar.
Maka, menurutnya, pasangan capres-cawapres itu berpotensi besar menerima ’dana siluman’ dari para konglomerat yang belum tentu ikhlas dalam membantu.
Mantan Menteri Keuangan Fuad Bawazier pun sependapat. Menurutnya, secara akal sehat tidak mungkin ongkos sebesar itu akan diambil dari kocek pribadi. 
“Kalau sedang menjabat kemungkinan dia sudah mengumpulkan saat dia menjabat. Kalau pemain baru, akan ada sponsor untuk memodali dengan kesepakatan tertentu. Dan bisa juga dari asing biar negeri ini dijajah,” tandasnya.
Ketua Lajnah Siyasiyah/Politik HTI Yahya Abdurrahman mengatakan, pemilik modal memiliki andil besar di balik capres. 
“Perlu diperhatikan, tidak ada makan siang gratis.  Jadi semua biaya itu ibarat investasi yang harus impas ditambah keuntungan,” tandasnya.

Kompensasi
Biaya politik yang besar itu menuntut kompensasi dan membawa konsekuensi.  Kompensasi itu maksudnya adalah  kompensasi kepada pemilik modal yang memberikan modal.
Menurut Yahya, Itu bisa terjadi minimal melalui dua hal. 
Pertama dengan memberikan  proyek.  Proyek diusulkan dan diatur supaya didapatkan oleh pemilik modal itu.  Jika proyek itu besar sesuai UU harus melalui lelang tender, dan untuk memastikan biasanya lelang itu sudah diatur sedemikian rupa sehingga tampak seolah transparan, tapi sebenarnya pemenang tender sudah diketahui sejak awal.
Cara kedua, lanjutnya, adalah dengan kebijakan dan peraturan yang menguntungkan pemilik modal.  Menurut Direktur Pamong Institute Wahyudi Almaroky, seorang presiden tak akan bisa bergerak leluasa menjalankan tugasnya karena ada pihak lain yang harus dipertimbangkannya karena utang budi masa lalu saat kampanye“Dia tersandera,” tandasnya.
Kompensasi itu, lanjutnya, akan lebih bahaya jika yang menyandera itu pihak asing yang masuk melalui para kapitalis yang jadi sponsor politik. 
“Ini bukan hanya menyebabkan kebijakan yang pro kapitalis bahkan bisa melahirkan kebijakan yang pro asing dengan menggadaikan harga diri bangsa bahkan mencekik rakyat sendiri,” jelasnya.
Contohnya, pemberian fasilitas fiskal, keringanan pajak, pajak dibayari negara, pembebasan bea, dan sebagainya.  Atau dibentuk peraturan dan UU yang memberi jalan pemodal termasuk asing.  Contoh, UU Penanaman Modal, UU Migas, UU Kelistrikan, UU Pengadaan Tanah, UU Minerba dan sebagainya.  Akibat dari hal itu, berbagai sumber daya dan kekayaan alam dikangkangi oleh swasta dan asing.
Konsekuensi
Sedangkan konsekuensi, maksudnya adalah bagaimana modal yang dikeluarkan itu bisa kembali disertai keuntungan.  
Konsekuensinya ada dua, korupsi dan penghasilan untuk pejabat makin besar
Ongkos politik sebesar Rp 3 trilyun atau Rp 3.000 milyar dapat ditutupi tiap bulan dengan pendapatan Rp 50 milyar. Tidak mungkin itu didapat secara resmi kecuali dengan korupsi.
Jalan lainnya adalah dengan meningkatkan penghasilan penguasa dan pejabat. Tunjangan, fasilitas, dll dibuat makin besar kendati gaji tetap kecil. “Para penguasa akhirnya tidak lagi berperan sebagaimana seharusnya yaitu sebagai pemelihara dan pelayan umat, tetapi justru menjadi tuan bagi rakyat dan rakyat diposisikan sebagai pelayan,” kata Yahya.
Konsekuensi lain dari mahalnya biaya politik itu, lanjutnya, selain korupsi, adalah kolusi, manipulasi, dan sejenisnya, untuk mengembalikan modal yang dikeluarkan.
Modus
Mengalirnya dana dari pihak lain kepada capres, tim sukses, dan partai pengusungnya, selama ini tidak pernah transparan. Tidak ada yang tahu pasti. Semua dilakukan dengan sangat rapi sehingga tidak mungkin terlacak.
Indonesia Corruption Watch (ICW) mencium, aliran dana ke partai tidak akan masuk langsung ke kas partai. Mereka akan mengunakan kasir-kasir, atau elite-elite di partai yang punya pengaruh besar. Ketika partai ingin membuat kegiatan mereka inilah yang mencari dana untuk partai. Uangnya dari konsolidasi dari kekuasaan yang mereka miliki di pemerintahan maupun di parlemen. “Pengalaman ICW pun melihat yang paling banyak menjadi kas partai adalah pengusaha-pengusaha,” kata peneliti ICW Ade Irawan.
Rapinya perjalanan uang ini, kata Ade, karena ada ancaman sanksi. Jika partai terbukti menerima aliran uang dari hasil korupsi, berdasarkan UU PPPU parti bisa dibubarkan. “Itu sebabnya aliran dana tidak masuk ke kas Partai. Tapi dipegang oleh orang-orang yang berperan penting tadi. Kasir-kasir yang bukan bendahara resmi partai,” jelasnya.
Mereka itu, lanjutnya, biasanya yang mempunyai peran besar di partai. “Banyak partai dikendalikan oleh yang memiliki uang,” jelasnya.
Walhasil, para cukong itu tetap aman meskipun mengendalikan sang presiden dengan uangnya.
Iklan Politik
Anda tentu sudah tak asing dengan orang-orang yang berambisi menjadi presiden. Setiap hari mereka nongol di layar kaca. Bukan sebagai berita, tapi sebagai iklan politik. Menjajakan diri.
Sudah jamak di era informasi saat ini, iklan televisi menjadi bagian yang menyedot dana paling besar dalam ongkos pencapresan. Banyak pihak menyebut alokasinya di atas 50 persen.
Seorang mahasiswi Universitas Muhammadiyah Surakarta pernah meneliti hal itu pada 2009. 
Iklan di televisi swasta nasional saat itu yang ditayangkan pada jam-jam prime time di program unggulan, tarifnya antara Rp 6 juta – Rp 10 juta satu kali tayang durasi 30 detik. Ya, cuma 30 detik. Jika tayangan satu menit, berarti mencapai Rp 12 juta – Rp 20 juta rupiah.
Jika rata-rata biaya beriklan secara masif di sebuah stasiun TV per harinya adalah Rp 500 juta, maka per bulan adalah Rp 15 milyar. Bisa dibayangkan berapa biaya yang harus dikeluarkan seorang figur yang wajahnya selalu ada di jam-jam prime time, yang dalam sehari bisa muncul 5-10 kali.
Tentu tarif iklan televisi saat ini tidak sama dengan tahun 2009. Pasti lebih mahal. Maka tidak aneh jika butuh dana trilyunan untuk menggaet hati rakyat. Siapa yang untung?[]

Sumber: Tabloid Media Umat Edisi 121

Pendapatku spt yg diatas (sebelum) artikel ini. Pendapat Anda?