Senin, 27 Januari 2014

Yang Penting Berperan!

Nyalakan sinarmu, terangi dunia...dengan peranmu

http://news.detik.com/read/2014/01/22/102748/2474431/10/caleg-pkpi-destiara-talita-bicara-pose-seksi-di-kalender-2014

Hmm.....rupanya berita ini cukup menghebohkan. Banyak tanggapan yang kebanyakan 'miring' tentang teman separtaiku ini. Hehe.....meski aku tidak kenal secara pribadi, namun sebagai sesama caleg dari partai yang sama aku merasa perlu ikut mengomentari agar terjadi keseimbangan cara pandang.

Ada seorang adik kelasku yg hebat di STAN  menuliskan di status FB nya seperti ini:
Bang Yos, aku mau jadi caleg juga. Tebusannya cuma 4/10x50jt.
Pendidikan S1.
Pengalaman kerja 5th.
Pengalaman Volunteer 4th.
Kemampuan Bhs. Inggris baik.
SKCK ada.
Apalagi?
Sayang, Fitri yang cantik, pinter, hebat, shalihah, masih banyak lagi syaratnya lho.....tapi kamu pasti bisa memenuhi syarat itu, hehe bisa jadi bagimu syarat itu sangat ringan, karena kamu memang hebat, sangat bangga mb Dewi mempunyai adik kelas sepertimu. Menjadi caleg bukan hanya harus memenuhi syarat administrasi formal seperti itu. Jika hanya itu, maka sangaaaaat banyak yang memenuhi syarat. Bagi Fitri, wah.......gampang banget itu. Bahkan syarat lain pun pasti Fitri memenuhinya, makanya hayo donk, silahkan mengambil peran sebagai calon anggota legislatif dari PKPI! :D

Selain syarat administratif, menjadi seorang caleg bagi PNS harus juga siap melepaskan status PNS sebelum mendaftar! Berarti bahkan sebelum masuk Daftar Calon Sementara saja sudah harus melepaskan PNS nya. Tidak ada kepastian sama sekali bakal lolos menjadi aleg, namun harus sudah melepaskan pekerjaan lama sebagai PNS. Jadi......bagi para "pencari kerja", sangat tidak cocok. Pastinya, karena memang bidang  ini bukanlah sebuah tempat mencari penghasilan. Menjadi caleg berarti siap melakukan pengabdian, mengorbankan banyak hal, terutama egoisme dan kesabaran yang sangat tinggi.

Kenapa harus sabar? Iya sayang.....menjadi caleg berarti dia sudah menjadi orang yang bersedia terekspos secara luas, yang artinya siap menghadapi semua konsekuansinya. Salah satunya di bully di media, apalagi jaman sekarang dimana setiap orang punya akses ke media, mempunyai kesempatan mengekspresikan diri, berpendapat, bahkan menghujat siapapun melalui berbagai media sosial. Ini sangat tidak ringan lho, dibully di media sosial yang dibaca jutaan orang di seluruh dunia, oleh siapapun juga. Terkadang, yang mem bully adalah orang yang sama sekali tidak tahu siapa kita, namun seenaknya menghakimi, menuduh, dll pandangan negatif yang bisa saja mempengaruhi siapapun, yang membaca ikut menganggap kita seperti yang disangkakan.

Belum lagi jika yang membully adalah orang yang sangat kita kenal, yang menurut kita mempunyai kompetensi jauh di bawah kita namun mengatakan hal2 yang seolah kita sangat buruk, bodoh, tidak kompeten, dll. Caleg kan masih manusia biasa, jadi sebenarnya jika menghadapi hal seperti ini akan sangat sakit hati, tersinggung, namun tetap harus sabar dan bijak menghadapinya. Menurutku ini sangat tidak gampang.
Menjadi caleg, berarti harus siap turun tangan, menyiapkan fisik, mental, mengeluarkan biaya pribadi yang tentunya akan menjadi urunan sedekah infak atau apalah yang artinya tidak ada yang akan menggantinya karenanya harus ikhlas tidak akan mencari dana pengembalian jika nanti terpilih, pun tidak akan stress jika nanti tidak terpilih, untuk mondar mandir ke daerah pemilihan melakukan sosialisasi, tidak jarang sampai tengah malam, tidak ada kompensasi apapun dari siapapun, dan harus siap jika kedatangan kita akan ditanggapi secara negatif, perlakuan tidak enak, atau tuduhan2 lain yang bisa saja akan kita terima, padahal kita tidak seperti yang mereka tuduhkan.

Lalu.....di tempat lain juga ada yg menanggapi pencalegan mbak Destiara Talita ini dengan merendahkan beliau, menganggap beliau tidak mampu, mempertanyakan peran beliau, dll.

Teman2ku yang hebat, sekali lagi kutegaskan aku belum mengenal mbak Destiara secara pribadi. Karenanya aku hanya berprasangka baik, bahwa pasti ada alasan tertentu sehingga Bang Yos, Jend. Soetiyoso, menerima beliau sebagai salah satu caleg dari PKPI daerah pemilihan Jawa Barat dengan nomer urut 6. Mengenai kompetensi, jujur saja aku tidak berani menghakimi siapapun juga karena bisa jadi orang yang aku anggap sangat tidak kompeten ternyata mempunyai kompetensi jauh di atas yang aku mampu. Yang pasti, siapapun manusia di dunia ini diciptakan dengan alasan yang pasti baik, bahwa dia mempunyai kemampuan yang bisa jadi tidak dimiliki orang lain yang akan bermanfaat bagi dunia. Tidak mungkin manusia diciptakan tanpa kelebihan, tanpa kehebatan tertentu, dan tidak mungkin manusia diciptakan tanpa tujuan akan memberi manfaat apapun. Itu keyakinanku.
Aku sangat menghargai siapapun yang menyatakan diri dan menyediakan dirinya, dan berbuat, bertindak, melakukan sesuatu untuk berperan dalam bidang apapun termasuk menjadi caleg di negeri indahnya ini, di Indonesia. Tidak ada peran besar atau peran kecil, karena semua memerlukan peran kita, semua peran sama pentingnya, tidak ada yang lebih penting atau yang kurang penting. Yang penting, kita harus berperan! Ambil sebuah peran! Pilih sebuah peran! Silahkan pilih peran masing2, jangan merendahkan peran orang lain, cukuplah dengan fokus, serius, sungguh2, dalam melakukan perannya tersebut. Tidak ada yang salah dalam berperan. Yang salah adalah apabila kita tidak berperan.

Just my two cent. Mohon maaf jika ada yang tidak berkenan.




Selasa, 21 Januari 2014

Saksi Parpol Akan Dibiayai Negara

Saksi Parpol Akan Dibiayai Negara - Dinilai Bisa Tingkatkan Legitimasi Pemilu

Ketua Bawaslu Muhammad (tengah) bersama anggota Bawaslu Nasrullah (kanan) dan Koordinator Kelompok Kerja Nasional (Pokjanas) Yus Fitriadi memberikan keterangan terkait Gerakan Sejuta Relawan Pemilu di Jakarta kemarin.Gerakan ini bertujuan menggugah partisipasi publik dalam pelaksanaan pemilu yang bersih, berkualitas, dan bermartabat.
JAKARTA– Pemerintah akhirnya setuju membiayai pengadaan mitra pengawas pemilu dan saksi 12 partai politik di setiap tempat pemungutan suara (TPS) baik di dalam maupun luar negeri. Anggaran untuk saksi akan diberikan melalui Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).

“Kami sudah ketemu Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam), Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU), dan Direktur Jenderal Anggaran. Akhirnya pemerintah setuju back-up anggaran terkait mitra pengawas pemilu lapangan (PPL). Pemerintah juga mengakomodasi anggaran saksi parpol di setiap TPS,” ungkap Ketua Bawaslu Muhammad di Jakarta kemarin. Dia menjelaskan, di setiap TPS akan ada dua orang mitra PPL. Mereka akan melakukan pengawasan saat penyelenggaraan pemungutan suara.

Mitra PPL juga akan diberikan formulir C-1 (rincian perolehan suara sah) oleh KPU untuk dilaporkan ke pengawas pemilu di tingkat atas. Presiden, lanjut Muhammad, sudah dilaporkan terkait ini. Responsnya sangat positif dan meminta Menkopolhukam menyiapkan perpres. Saat ini pemerintah sudah menyiapkan peraturan presiden (perpres) di Kemendagri untuk mengeluarkan anggaran tambahan. “Untuk mitra PPL, kami diberi anggaran sebesar Rp800 miliar,” katanya.

Menurut dia, anggaran itu tidak hanya honor, tapi juga bimbingan teknis (bimtek) agar pada hari H mitra PPL benarbenar siap melakukan pengawasan di TPS. Untuk saksi partai politik, anggaran yang dikeluarkan sebesar Rp700 miliar. “Anggaran saksi parpol itu satu saksi honornya Rp100 ribu. Untuk mitra PPL dan saksi parpol dikucurkan anggaran Rp1,5 triliun,” sebutnya. Menurut Muhammad, kesediaan pemerintah membiayai saksi parpol ini dilandasi atas masukan yang disampaikan para pimpinan parpol di tingkat pusat bahwa biaya pengadaan saksi sangat besar untuk parpol, padahal saksi parpol di TPS sangat penting.

Dengan begitu, dalam rangka memastikan proses pengawas pemilu terawasi seluruhnya oleh saksi parpol, pemerintah menyetujui ini. Selain itu, Kemenkeu pun memiliki dana cadangan pemilu Rp2 triliun untuk ihwal mendesak. “Mudah-mudahan dengan saksi partai itu, gugatan dapat dikurangi,” katanya. Anggota KPU Sigit Pamungkas menilai, terlepas dari siapa yang membiayai saksi parpol, bagi KPU, semakin banyak saksi yang hadir dalam proses pemilihan, legitimasi pemilu akan semakin kuat.

“Itu akan memperkuat pemilu karena prosesnya diawasi banyak pihak. Jadi kekurangan yang selama ini diasumsikan menggejala dapat ditekan pada titik terendah. Saksi-saksi ini jadi alat kontrol bagi penyelenggara pemilu,” tuturnya. Sementara itu, Deputi Koordinator Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) Masykurudin Hafidz berpendapat, alangkah lebih efektif jika mitra PPL dijadikan sebagai PPL sebab di tiap desa hanya ada 1-2 orang PPL.

“Dari sudut perorganisasiannya, mitra PPL sekaligus jadi PPL bisaja dipunya hak dan kewajiban, pertanggung jawabannya langsung ke Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu),” katanya Menurut Masykurudin, saksi parpol sangat penting. Namun, dia menilai agak berbahaya ketika saksi untuk parpol dibiayai negara.”Dia (saksi parpol) dibiayai negara, tapi kerjanya buat parpol, agak berbahaya. Biar parpol biayain sendiri,” ucapnya. Sekretaris Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) Partai Hanura Ahmad Rofiq mengatakan, itikad pemerintah yang sudah menyetujui untuk membiayai saksi parpol tentu akan membuat kualitas demokrasi baik.

“Karena ini akan menjadi momentum bagi penyelenggara dan peserta pemilu untuk meminimalisasi kecurangan dan rakyat yang memilih tidak sia-sia. Intinya Hanura menyambut hangat atas inisiatif ini,” ungkapnya. Dia melanjutkan, Hanura sejak awal telah mempersiapkan diri untuk membiayai seluruh keperluan saksi sampai pada pembayaran saksi per TPS. Dalam situasi apa pun, Hanura sangat siap memenuhi saksi seluruh TPS. Hanura juga telah menyiapkan pos pendanaan dan sudah mengalokasikan pendanaan sak-si sejak awal.

Menurut Rofiq, pihaknya bahkan sudah membuat juklak dan juknis rekrutmen saksi, pelatihan, dan pembayaran saksi. “Dengan kesediaan pemerintah ini, dana yang sudah teralokasi sudah barang tentu akan dimaksimalkan untuk keperluan kampanye partai dan WIN-HT. Bagi Hanura dan WIN-HT, kemenangan adalah keharusan sejarah yang harus direbut. Motivasi kami semua adalah perubahan demi kemajuan bangsa dan negara ini,” pungkasnya.

Di tempat terpisah, Ketua DPP Partai Demokrat Andi Nurpati menilai, pembiayaan saksi oleh pemerintah ini membuat pengeluaran negara untuk pemilu semakin membengkak. “Biayanya besar. Tapi, yaini ringan bagi partai sehingga partai-partai setuju,” kata dia di Kantor KPU, Jakarta, kemarin. Menurut Andi, Partai Demokrat sedang melakukan komunikasi untuk membuat mekanisme pembagian biaya saksi. “Sharing, partai yang bayar honor misalnya Rp50.000. Nanti caleg di sana yang bayarin makannya,” ungkapnya. murey widya

 Bagaimana pendapat Anda?

Senin, 20 Januari 2014

Jangan Membenarkan Yang Biasa Tetapi Biasakan Yang Benar

Tag line ini memang aku banget, apa yang aku upayakan aku lakukan sejak dulu hingga sekarang. Aku bukan orang hebat, bukan orang suci, bukan orang serba tahu. Aku hanya orang biasa yang ingin menjadi lebih baik setiap harinya, mengusahakan berbuat yang terbaik yang bisa dilakukan, yang bisa diupayakan, yang bisa diperjuangkan, dengan kemampuan yang kumiliki.

Banyak hal yang sudah biasa diyakini orang, dilakukan orang, meskipun sebenarnya itu bukanlah hal yang benar. Namun karena sudah sangat biasa, sudah sehari2 terjadi, maka itulah yang dianggap benar, kebiasaan yang dibenarkan. Sementara ada hal yang benar, namun karena tidak dilakukan, tidak diyakini, maka malahan tidak dilakukan, tidak dibiasakan, semoga saja hal tersebut tidak kemudian menjadi dianggap salah.

Seperti yang kulakukan membiasakan yang benar, seringkali dianggap aneh oleh banyak pihak. Hanya karena aku berbeda, tidak membenarkan yang sudah menjadi kebiasaan karena menurutku hal tersebut bukanlah hal yang seharusnya, bukanlah sebuah kebenaran, hanya kebiasaan, maka akulah yang dianggap tidak wajar, ora lumrah. Ya itu resikoku, dianggap aneh oleh banyak orang. Aku jadi ingat dulu saat aku keukeuh dengan prinsipku, tidak mau merubah, tidak mau nurut melakukan hal yang sama dengan yang sudah menjadi kebiasaan di masyarakat, maka ada yg menegurku; 

"Dewi, saya tahu apa yang anda lakukan itu benar, tapi hanya anda yang melakukannya. Semua orang tidak seperti itu. Ibaratnya semua orang gila, jika Dewi sendiri yang tidak gila, maka Dewilah yang akan dianggap gila."

'Bapak yang baik, maaf ya Pak tadi Bapak sendiri yang bilang jadi kita berdua sama2 tahu bahwa semua orang gila kecuali saya. Kalau saya, kita, sudah tahu bahwa semua orang yang mengatakan saya gila itu adalah orang gila, buat apa saya takut? Wong yang ngatain saya gila jelas2 orang gila kok. Jadi ya bagi saya tidak masalah jika orang2 gila mengatakan saya gila. Baru masalah kalau yang mengatakan adalah bukan orang gila.' begitulah jawabku halus. Dan si Bapak hanya bengong.......percuma ngasih tahu Dewi ini, mungkin begitu batinnya.

Begitulah.......perjuangan membiasakan yang benar tidaklah mudah meski terdengar remeh, terlihat sederhana. Membenarkan yang biasa sudah terlalu mendarah daging di masyarakat. Memprihatinkan.....

Teman semua.....yuk kita membiasakan yang benar, paling tidak dalam pemilu kali ini. Jangan melakukan kampanye dengan pembodohan masyarakat. Jangan beli suara rakyat, jangan injak2 harga diri rakyat. Jadilah wakil rakyat yang dipilih karena dipercaya rakyat bisa membawa, memperjuangkan, dan mengawal aspirasi mereka. Jadilah wakil rakyat, bukan hanya menjadi wakil partai atau wakil golongan tertentu. Saat kita terpilih, maka kita wakil rakyat. Kepentingan rakyat haruslah menjadi agenda utama, menjadi yang terpenting daripada kepentingan partai, pribadi, atau golongan.

Sekali lagi: Jangan Membenarkan Yang Biasa Tetapi Biasakan Yang Benar

Jumat, 03 Januari 2014

ANTARA Jateng : DCT Anggota DPR RI Dapil Jateng V - antarajateng.com



ANTARA Jateng : DCT Anggota DPR RI Dapil Jateng V - antarajateng.com



Bisnis.com, JAKARTA – Berikut Daftar Calon Tetap Anggota DPR RI Pemilu 2014 dari daerah pemilihan Jawa Tengah V, Provinsi Jawa Tengah, yang telah ditetapkan Komisi Pemilihan Umum di Jakarta, Kamis (23/8/2013).
1. PARTAI NASDEM
1. Sarwoto Atmosutarmo 2. Eva Yuliana, M.Si 3. Hj. Rr. Cristina Nataningdita 4. Oktino Setyo Irawan, Se, MH 5. Indah Prasetyari, SH 6. Burhan Purnomo, S.Sos. 7. Sarsitowati Nonik Rulianti 8. Tri Bintang Budiharjo, S.Pd., M.Pd.

2. PARTAI KEBANGKITAN BANGSA
1. H. Mohamad Toha 2. H. Hisam Mawardi, Sh, Kn 3. Theodora Meilani Setyowati 4. H. Muhajirin, Mm 5. Ach. Saifudin Zuhri A, S.Ip 6. Evin Novia 7. Sri Untari Puji Hastuti 8. Adityawarman
3. PARTAI KEADILAN SEJAHTERA
1. H. Abdul Kharis Almasyhari, Se., M.Si., Akt. 2. Mahmud 3. Yeny Susana 4. Mustofa B. Nahrawardaya 5. Endang Dwi Astuti, S.Ip, M.Si 6. H. Haryanto, S.Pd 7. Marjuki, S.Ip 8. Rina Ernamawati, S.Farm, Apt
4. PARTAI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN
1. Puan Maharani 2. Aria Bima 3. Darmawan Prasodjo. Phd 4. Alfia Reziani 5. Indra Kramadipa 6. Hery Hastuti 7. Stephanie Octavia 8. Rahmad Handoyo, S.Pi, Mm
5. PARTAI GOLONGAN KARYA
1. Dr. Ir. H. Eko Sarjono Putro, Mm 2. Dr. H. Agustian Budi Prasetya, Mpa 3. Arianti Dewi, Sh, Mh 4. Dina Hidayana, S.P., M.Sc 5. Ir.H. Agus Mulyanto 6. H. Sutomo, S.Pd., M.Kes 7. Drs. H. Hardono, Mh., Mm. 8. Endang Srikarti Handayani, Sh, Mhum
6. PARTAI GERINDRA
1. H. Bambang Riyanto, Sh, Mh, M.Si 2. M. Sukri 3. Rr. Murti Sari Dewi 4. Dr.Ir. I Heruwasto 5. Linda Utami Z B Mahendradatta 6. Dr. Kph. Warsito Sanyoto, Sh, Mh 7. H. Sutarna 8. Dr. Sri Durjati
7. PARTAI DEMOKRAT
1. Dra. Gray Koes Moertiyah, Mpd 2. Endu Marsono 3. Y. Wibowo Agung Sanyoto 4. Decky Hardijantho 5. Wisnu Wahyu Hardjanto, Se 6. Mahandari Wungu 7. Baharudin Hakim, Sh 8. Candra Dewi Yuana
8. PARTAI AMANAT NASIONAL
1. Yusuf Wibisono, Se 2. Mohammad Hatta 3. Dra. Hidayah Rochmah, M.Si 4. Nurdin, Sh 5. Rio Siby, S.Th 6. Prihatin Kusdini, Sh 7. H. Afda Rizal Armashita, Se, M.Hum, Ak 8. Hayu Lusianawati
9. PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN
1. Angel Lelga Anggreyani 2. Makmun Halim Thohari 3. H. Suryanto, Sh 4. Deasy Aryani Larasati 5. Muhammad Agus Choliq 6. Titik Widayati, S.St 7. Suryo Broto, Mba, M. Sc 8. H. Slamet Badrudin, S.Ag
10. PARTAI HANURA
1. Dr.H.Teguh Samudera,Sh,Mh 2. Singgih Sudarmawan, Sh 3. Nevi Ariestawaty 4. Drg.Bambang Hadibowo,Mph,Mha 5. Dr.Sadino,Sh,Mh 6. Yanti Panjaitan 7. Tunggul Tranggono 8. Anna Ganaeni
14. PARTAI BULAN BINTANG
1. Rm Djoko Budi Suharnowo 2. Bambang Setiawan, Sh 3. Syamsiyah Fitriani, Skm 4. Drs. M. Daud Na'am 5. Agus Sudarmadji 6. Siti Kusmindiyati, S.Pd. Kim 7. Muhammad Musa 8. Neli Susanti, A.Md
15. PARTAI KEADILAN DAN PERSATUAN INDONESIA
1. Herman Dogopia 2. Pramono 3. Winarsih Dewi, A. Ak 4. Ir. Drs. Soeyanto Ducko P 5. Nur Ramadhani Indraswari 6. Drs. Gagah Sunu Sumantri, M. Pd 7. Prima Luthfia, Drg 8. Drs. Widi Nugraha

Penetapan DCT Anggota DPR RI Pemilu 2014 ditandatangani oleh Ketua KPU Husni Kamil Manik dan para anggota KPU Arief Budiman, Ferry Kurnia Rizkiyansyah, Hadar Nafis Gumay, Ida Budhiati, Juri Ardiantoro, dan Sigit Pamungkas.
Untuk nomor urut parpol dari 11 sampai dengan 13 merupakan parpol lokal Nanggroe Aceh Darusalam yang tidak ikut pemilihan untuk caleg DPR RI.

Editor : Fatkhul Maskur

Kamis, 02 Januari 2014

Foto2 Kegiatanku.....




Jujur, Adil, Amanah







Rakor dan Pembekalan Caleg DPRRI & DPRD I Jateng
Oleh Bang Yos & DPP Jateng





One-way stiker Mobil
Yg Jalan2 Di Solo Raya


Kementrian
Pemberdayaan Perempuan




Di SMAN 1 Surakarta




Sosialisasi, Koordinasi
Teman2 SMPN 1 Sawit
Boyolali

Sosialisasi
Sekalian Antar Anak Mau Kuliah







Selamat Tahun Baru
2014 M
Banner



Bersama Marching Band Keren...



@ MetroTv





Sbg Relawan FGIM
  Bpk Anies Baswedan












Buku Antalogiku

Menerbangkan Lampion
 



 

Koordinasi
Teman2 SMPN 1 Sawit Byl


Jualan Buku Untuk Kas Alumni





 

Bersama Guru2 SD Yg Hebat
Menyiapkan Generasi







Dari Klaten Sosialisasi
Mampir Prambanan Perbatasan Dapil Jateng V










Karnaval 






Debat Caleg
MetroTV

Caleg Artis




Ucapan Selamat Puasa