Sabtu, 29 Maret 2014

Caleg DILARANG Menerima (Apalagi Minta Sumbangan) Dana Kampanye?




Prihatin dengan caleg yang tidak mentaati aturan main penyelenggaraan pemilu, termasuk tentang dana kampanye. Kan nantinya menjadi pembuat peraturan, UU, legislasi, kok belum2 sudah melanggar aturan ya? Gimana coba.......malahan ada yang terang2an MINTA sumbangan dana kampanye di tempat umum tanpa malu atau risih sudah melanggar aturan. Atau....malahan tidak tahu aturannya? Waaaaa.....tambah parah donk kalau seperti itu. 

Yuk ah teman semua para caleg dari partai apapun.......kita ikuti aturan main yang ada. Jadi anggota DPR atau tidak biarlah rakyat dan tentu saja Allah, Tuhan kita yang menentukan. Pantaskah kita menerima amanah itu? Wakil seperti apakah yang rakyat inginkan? 
 
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengingatkan kepada calon legislatif DPR RI, DPRD Provinsi dan Kabupaten/Kota dilarang menerima sumbangan dana kampanye. Sesuai aturan, hanya partai peserta pemilu dan calon DPD RI yang dibolehkan.
"Dalam konstitusi, peserta pemilu adalah parpol. Maka yang dapat menerima sumbangan dana kampanye hanya parpol, caleg tak dibenarkan terima sumbangan dana kampanye," ujar komisioner KPU, Ida Budhiati, di KPU, Jakarta, Rabu (11/12/2013).
Ida melanjutkan, karena peraturan ini hanya partai peserta pemilu dan calon DPD yang diwajibkan melaporkan dana kampanye untuk mewujudkan asas transparansi sumber dana kampanye. Sehingga publik bisa ikut mengkritisinya.
Dalam laporan itu nantinya diberitahukan bukan saja muasal dana kampanye, tapi juga pemberi dana kampanye seperti perusahaan atau individu, dan pengeluaran dana kampanye untuk apa saja. Bahkan, di dalamnya harus memuat penerima dana kampanye secara periodik.
Dari dana kampanye yang diterima partai peserta pemilu, sambung Ida, baru bisa didistribusikan untuk kebutuhan caleg dalam pelaksaan kampanye.
"Makanya caleg diberi kewajiban menyusun pembukuan bukan laporan dana kampanye. Pembukuan dana kampanye adalah catatan seluruh penerimaan dan kegiatan yang dilakukannya. Pembukuan ini disampaikan ke parpol yang nanti direkap," terangnya.
"Jadi, caleg tidak bisa menerima sumbangan dana kampanye, hanya dukungan anggaran dari parpol. Parpol dapat sumbangan dan kelola. Karena kampanye caleg itu adalah kampanye parpol. Makanya caleg tak bisa terima sumbangan perseorangan atau lainnya," paparnya kemudian.
Terkait usulan Pusat Pelaporan Analisis dan Transaksi Keuangan yang meminta rekening caleg, menurut Ida harus diapresiasi. Hanya saja KPU tetap berpedoman pada norma hukumnya, bukan saja regulasi perundang-undangan tapi juga konstitusi. 

Pendapat Anda?

Rabu, 19 Maret 2014

Anak-anak Adalah Aset Terpenting Bangsa

Pernah ada yg protes kalau anak ya jangan dianggap aset. Hihihi......maunya apa donk? Masa liabilities? Aset atau aktiva adalah sumber ekonomi yang diharapkan memberikan manfaat usaha di kemudian hari. Aset dimasukkan dalam neraca dengan saldo normal debit. Itu kalo di ilmu yang aku geluti, accounting.

Hm...kalau gak boleh dibilang asset, lalu apa? SDM? Okeh.....Sumber daya manusia atau biasa disingkat menjadi SDM adalah potensi yang terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial yang adaptif dan transformatif yang mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang terkandung di alam menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan. Dalam pengertian praktis sehari-hari, SDM lebih dimengerti sebagai bagian integral dari sistem yang membentuk suatu organisasi. Tapiii......dewasa ini, perkembangan terbaru memandang SDM bukan sebagai sumber daya belaka, melainkan lebih berupa modal atau aset bagi institusi atau organisasi. Karena itu kemudian muncullah istilah baru di luar H.R. (Human Resources), yaitu H.C. atau Human Capital. Di sini SDM dilihat bukan sekedar sebagai aset utama, tetapi aset yang bernilai dan dapat dilipatgandakan, dikembangkan (bandingkan dengan portfolio investasi) dan juga bukan sebaliknya sebagai liability (beban,cost). Di sini perspektif SDM sebagai investasi bagi institusi atau organisasi lebih mengemuka. 

Nah....apapun istilah yang mau dipakai, intinya anak itu merupakan bagian yang sangat penting bagi negara. Bagaimana negara 30-40 tahun mendatang tergantung bagaimana anak2 sekarang disiapkan, dididik, dijaga, dirawat, ditanamkan nilai2.  Maka menjadi sebuah kepentingan bagi negara untuk menyiapkan anak2 yg unggul dalam arti sehat jasmani rohani, kuat fisik mental, tidak mempunyai cacat rasa, berintegritas, serta tentu saja berkarakter bangsa. 

Menyediakan sebuah fasilitas kesehatan gratis yang memadai menjadi sebuah keharusan. Kenapa? Ya karena ini bukan lagi sebuah fasilitas, namun lebih pada kepentingan negara untuk menjaga kesehatan generasinya, asset terpentingnya, investasi yang paling memerlukan kecermatan. 

Pendidikan holistik menyeluruh bukan hanya sekolah formal, tetapi seluruh elemen pendidik termasuk keluarga dan masyarakat harus bekerjasama saling bantu saling melengkapi dan mengkoreksi jika ada kesalahan. Semua harus mempunyai kesamaan visi misi dalam melakukan pendidikan generasi, penyiapan masa depan bangsa. Gimana caranya? Ya negara harus punya blue print yang jelas dan disosialisasikan ke masyarakat, dilaksanakan dengan terstruktur, terarah, terkontrol. Gratiskah sekolah? HARUS!! 

Laluuu.......nah ini, yang selama ini juga setahuku menjadi beban masyarakat adalah transportasi yang murah, nyaman, tepat waktu. Terutama untuk anak2, heiii....mereka harus dijaga keamanannya, keselamatannya, karena mereka itu masa depan bangsa kan?

Naaah......kalau ketiga kebutuhan masyarakat itu sudah diurus pemerintah, maka hal lain aku pikir aman. Rakyat yang ingin menekuni passionnya, yang ingin jujur, yang ingin gak ngoyo, yang ingin mengabdi, mereka mempunyai kesempatan itu karena mereka tidak lagi harus berpikir tentang sekolah anaknya yang mahal, kesehatan keluarga yang selangit, juga transportasi yang duuuuuh........mereka hanya mikir cari nafkah untuk makan dan tinggal. 

Okay kaaan???  Pendapat Anda?

Rabu, 05 Maret 2014

Kenali Calegmu dengan JARI UNGU


Akhir2 ini aku sering mendengar masyarakat yang makin anti pati sama partai politik. Aaaaaahhhh......apa iya sih politik itu kotor? Saking takutnya sampai2 aku aja sejak dulu ditawari masuk parpol dan dicalonkan menjadi anggota legislatif, gak mau, gak berani, takuuuuttt....... Hbs katanya kotor sih. Kok sekarang mau Dew? Hehe......gimana donk, ternyata emang yang mempunyai kewenangan ngatur negara itu ya partai politik. Lalu kenyataan banyak orang baik yang gak mau masuk parpol, gak mau 'dianggap' kotor, ya berarti gak mau terlibat dalam mengatur negara ini. Piye jal??? Yaaa.....kupikir daripada aku cuma jadi penonton, hanya ndelok its mean kendel alok, hanya berani berkomentar, menilai, menghakimi orang, ya wislah saat ada kesempatan, ada tawaran lagi, ya aku masuk aja sekalian jadi pemain, gak hanya jadi penonton, penilai, lalu gak puas dan protes. Lha mbok ya ayooooo......sini....yang merasa bisa, yang merasa baik, yang gemeeeesss.......sama para politikus, turun aja, ikut jadi pemain di gelanggang, yuk turun di lantai dansa, di lapangan hijau, di medan laga.
#lebaysuperbanget

Lagi2 ketidak percayaan masyarakat terhadap parpol tuh tinggi banget, sehingga sebaliknya kepercayaan masyarakat pada parpol bagaikan kulit ari, tipiiiiiiiiissss....... oooh.....gimana dund?

Kata mereka, mending milih calegnya aja, orangnya aja, jangan partainya, gak ada yang bisa dipercaya. Duuuuh.....padahal tuh kalau kita baca semua parpol malah bagus lho, coba aja baca landasan filosofisnya, visi misinya, program2nya, AD ART nya, dasarnya, dll. Yang jelek ya berartiii.......oknum, orangnya, bukan parpolnya. Sejauh ini yang kubaca gitu, hampir semua partai bagus. Mungkin saking oknum yang ndlewer banyak atau gimana akhirnya masyarakat tidak simpati lagi sama parpol, dan lebih suka memilih orangnya, calegnya yang mereka sudah kenal, bukan partainya.

Naaah.....nih nuh neh noh......aku mau kenalin nih, orang hebat keren yang punya ide dan gak cuma ide lho, tapi diwujudkan dalam sebuah website yang memudahkan kita mencari, membaca, menyelidiki siapa2 aja caleg kita, bahkan sampai kita bisa tahu asal sekolahnya. Wow kaaaaaan........ Mau tahu aja apa mau tahu banget alamat webnya??? Hehehe......so pasti aku akan bagi di sini. Silahkan buka, eksplorasi sepuasnya sebelum memutuskan pilih siapa. Nih.....alamatnya silahkan mampir, baca2, cek, periksa, siapa yg pantes dipilih siapa yang tidak. Siapa yg melanggar aturan padahal nantinya akan menjadi pembuat aturan. Masih percaya sama pembuat aturan yg suka melanggarnya? Komplit deh pokoke dieksplorasi aja.

http://www.jariungu.com 

Mau pilih aku??? Booooleeeeeh.........silahkan saja.
Ya gampang itu sih, yang mau menggunakan hak pilihnya di dapilku BOYOLALI, KLATEN, SOLO, SUKOHARJO, tinggal buka kertas suara warna KUNING alias DPRRI, arahkan paku/alat coblos ke POJOK KANAN BAWAH partainya NO.15 calegnya NO.3. WINARSIH DEWI.

Simpel kaaaaan...... guampaaaaang.......
 



Jangan gak nyoblos ya tgl 9 April 2014, suara Anda masa depan bangsa. Ocreeee......??!!

Minggu, 02 Maret 2014

MASINIS


Akhir2 ini aku harus wira wiri Jakarta Solo sehubungan dengan amanah baru yang dipercayakan padaku. Aku dipercaya oleh sebuah partai politik PKPI yg dipimpin Bang Yos Jend. soetiyoso, untuk menjadi kandidat wakil rakyat yang jika terpilih akan duduk di Senayan, bekerja mewakili rakyat, menjadi anggota legislatif, membawa aspirasi rakyat untuk kuperjuangkan demi kepentingan rakyat, kepentingan bangsa dan negaraku Indonesia, wakil dari daerah kelahiranku Boyolali Klaten solo Sukoharjo.

Untuk menghemat pengeluaran, menghemat ongkos politik yang kata banyak pihak sangat mahal, tanpa mengurangi banyak kenyamananku agar staminaku tetap terjaga, aku memilih moda angkutan kereta api. Angkutan umum yang ternyata cukup nyaman, cepat, murah, dan sekarang cukup mudah mulai dari cara mencari tiket, memesan, membayar, sampai naik keretanya. Hanya saja kenapa harus menukar lagi di stasiun ya? Kan bisa print aja dari kiriman PT. KAI lalu saat chek in divalidasi oleh petugasnya. Jadi kami para penumpang tidak perlu bolak balik ke stasiun, cukup saat mau berangkat saja.  Hehe..........ingin aku sampaikam komplimen ini ke dirut PT. KAI sekaligus usulanku.

Me N Dirut PT. KAI

Aku sangat tidak suka ngaret atau ngepas waktu dalam keperluan apapun. Lebih baik aku kepagian, kecepetan, daripada telat. Apalagi kereta, kan gak mungkin mau nunggu kalau akunya telat. Makanya ada pepatah, biar hitam tapi hitamnya kereta api, banyak yang menanti. Karena lebih sering aku naik kereta Argo pagi, maka aku memilih berangkat bareng pacarku ke kantor, aku di drop di stasiun, lalu dia terus ke kantor.

Sambil nunggu keretaku datang, aku biasa baca2, nulis, atau memperhatikan sekelilingku untuk lalu.....kutulis. Hahaha......teuteup!


  
Nunggu di luar peron, di dalam peron namun masih di lantai dua tempat nunggu penumpang, ataupun nunggu di lantai atas tempat kereta datang dan pergi, semua mengasyikkan. Ah......sungguh berbeda kondisi jaman dulu aku masih biasa naik kereta api dengan sekarang. Nunggu di manapun tetap menyenangkan. Lingkungan stasiun yang bersih, rapi, tertib, dan hanya calon penumpang saja yang bisa masuk membuat suasana stasiun teratur dan nyaman. Aku pernah menunggu di ketiga zona tersebut. Masing2 punya daya tarik tersendiri. Punya daya pikat tersendiri.

Lantai teratas, tempat kereta datang pergi, meski terkadang kursi basah atau kotor karena ruang terbuka, aku tetap suka berlama2 nunggu di sana. Memperhatikan kereta2 hilir mudik ternyata mengasyikkan. Selain rangkaian gerbong, ada juga lokomotif yang langsir, lewat sambil masinisnya melongokkan kepala dan sebagian badannya keluar jendela. Ah......masih sangat belia. Aku jadi ingat peristiwa kecelakaan Commuter Line, kereta Jabodetabek dengan truk tangki di Bintaro beberapa waktu lalu yang mengakibatkan meninggalnya masinis dan teknisi kereta yang masih usia belia. Sedih banget aku mendengar berita itu. Sekarangpun aku masih mrinding saat menuliskannya. Anak baik, masih bersih, masih idealis, mereka memilih bertanggungjawab dengan mengorbankan diri mereka setelah memberi peringatan kepada penumpang padahal mereka bisa menyelamatkan diri. Konyol? Tidak bagiku. Mereka hanya anak polos, jujur, bersih. Semoga mereka bahagia di pelukanNya.

Aku jadi ingat kisah seorang anak di Jepang yang setiap hari duduk di depan jendela rumah neneknya dan selalu menunggu kereta lewat dekat rumah neneknya. Dia sangat senang jika kereta lewat tepat waktu. Dia kagum dengan masinisnya, yang selalu tepat waktu. Dan dia terobsesi, bercita2 ingin menjadi masinis saat besar nanti. Ingin mengantar penumpangnya tepat waktu ke tempat tujuan mereka. Betapa bahagianya jika dia bisa melakukan hal itu. Saat dia besar, cita2 itu terwujud. Dia menjadi seorang masinis. Dia sangat bangga dan menikmati profesinya itu.

Aku sangat berharap, putra putri Indonesia, anak2 bangsaku, generasi penerusku, nantinya juga akan seperti itu. Mempunyai obsesi, mimpi, cita2, yang dirangkai, diangankan, dimimpikan sejak masa kecil, yang lalu diwujudkan dan menjadi profesi kebanggaannya, serta dihargai, diapresiasi oleh orangtuanya, keluarganya, masyarakat, juga oleh negaranya. Apapun itu profesinya. Karena negara memerlukan semua profesi. Tidak ada profesi yang lebih hebat dari yang lainnya, demikian sebaliknya tidak ada yang hina. Semua profesi terhormat dan dibutuhkan.

Bayangkan jika setiap anak bangsa bekerja di bidang yang dia minati,  dengan hati, penuh dedikasi, maka aku sangat yakin negriku yang kaya raya dan penuh dengan anak2 hebat ini akan menjadi negara hebat, negara yang akan sangat diperhitungkan di dunia internasional. Negara kebanggaan, negara tempat anak cucuku berbakti, berkarya, mensyukuri anugerahNya, negara dimana anak bangsa menjadi tuan rumah di negri mereka sendiri.

Aaamiiiin.........😍🚊🌹

Pendapat Anda?