Suatu hari seperti biasa, princessku selalu ngintil aku. Ngekor, nempel, bak mimi lan mintuna. Kali ini kami ke sebuah kantor, ada keperluanku yang harus kuselesaikan. Daaan.......seperti biasa pula kemudian princesslah yang menjadi bintang, yang menyedot perhatian bak magnet menarik logam di sekitarnya. Hampir semua pegawai kantor tersebut mengerubutinya, mengajaknya bercakap, memintanya bicara.......dalam Bahasa Inggris tentu. Hahhaaa.....mereka suka dengan merat merotnya mulut cantik itu melafazkan setiap kata, juga kemampuannya menjawab berbagai pertanyaan dengan sigap, lugas, tanpa ragu tanpa malu. Jawabannya juga argumentatif, terkadang. Kebayang gak argumennya anak usia belum 9 tahun? Dan itu terjadi sejak dulu kala sejak dia bayi, baru bisa ngomong langsung ceriwis dan suka berargue.
Berbagai
hal dibicarakan, ditanyakan, didiskusikan. Lalu ada salah satu karyawan
yang ingat bahwa atasan mereka sangat suka dan semangat berbicara dan
berdiskusi menggunakan bahasa Inggris. Tercetuslah ide mengajak
princessku ke ruangan atasan mereka itu. Alamaaak.............aku
sebenarnya agak khawatir, bukan mengkhawatirkan princessku akan tetapi
mengkhawatirkan sang atasan yang belum tentu mempunyai cara berpikir
terbuka, belum tentu demokratis, dan...................hahaha......kok
aku berprasangka buruk sih? Bisa jadi beliau oke banget. Ya sudahlah aku
ijinkan saja princessku diboyong ke ruangan lain, tentu aku
mengikutinya meski duduk agak menyingkir biar mereka leluasa.
Yap.............apa
yang kukhawatirkan terjadi. Atasan tersebut selalu mempermasalahkan
perkataan princessku. Katanya salah, jelek pronunciationnya, tidak bisa
dimengerti, terlalu buru-buru, dan berbagai kritik tidak membangun kalau
tidak mau disebut sebagai celaan lainnya. Hihihi.............semua yang
dilakukan princessku salah. Dan tahu kan princess anak siapa? Kira-kira
apakah dia lalu nangis? Takut? Diam? Atau berargumen menanggapinya?
Hm............ pastinya. Dengan gigih dia mempertahankan dirinya,
menyampaikan pendapatnya, mulai yang halus santun penuh hormat hingga
dia mendebat selayaknya atasan tersebut adalah teman sebayanya.
Waduuuuh...............gaswaaat.......aku sedikit khawatir, tapi
biarlah. Itu pembelajaran bagi si cantik dan juga nagi si bos.
Salah satu pendapatnya adalah:
"Language is about a communication. If I am talking about something and others understand that, and when others say something and I understand it, then done. Even when my grammar or pronunciation are not right. You have to understand that."
"Language is about a communication. If I am talking about something and others understand that, and when others say something and I understand it, then done. Even when my grammar or pronunciation are not right. You have to understand that."
Tapi
atasan tersebut juga keukeh, dia bilang kalau dia sudah banyak
berkomunikasi dengan bahasa Inggris dengan banyak orang dari berbagai
negara. Dan mereka semua mengerti pembicaraannya, dia pun mengerti
pembicaraan oarng-orang tersebut. Sementara dia saat itu sama sekali
tidak mengerti perkataan princessku karena semua salah, ngawur, tidak
sesuai kaidah di kamus. Nah.......salahnya lagi, atasan itu membuat
pernyataan pernah bicara dengan perempuan dari Inggris yang pinter dan
dia jadikan patokan. Juga mengatakan bahwa semua orang selalu melayani
pembicaraan dengan dia, mau dikoreksi, disalahkan karena memang mereka
salah, tidak seperti kamu yang disalahkan malah mendebat mengatakan yang
penting orang lain mengerti. Padahal kamu salah, bahasa itu harus bener
bukan sekedar orang lain ngerti. Kenyataannya kamu salah, bahasamu
ngasal, tidak sesuai kaidah kamus, dan saya sama sekali tidak mengerti
apa yang kamu ucapkan. Dst dst masih banyak lagi argumen atasan itu yang
disampaikan secara serius, bahkan sampai mengambil kamus lalu
menunjukkannya padaku, sambil bilang dialah yang bener dan princessku
salah total. O.....M.....G.....dia memang gak kenal aku, maknyaknya
princess. Dia harus bersyukur saat itu aku lagi baik, lagi sabar, lagi
gak suka makan orang. #eehh
Hehehe.....nasionalisme dan harga diri princess tertantang. Dia jawab emang kenapa kalau pernah ngobrol sama perempuan Inggris? Apa hebatnya kok Anda bangga gitu? Aku punya mama, perempuan Indonesia, yang aku yakin jauh lebih hebat dari perempuan Inggris itu (mamanya langsung mak plenthus........bangga), dan aku setiap hari ngobrol sama mama. Juga perempuan-perempuan Indonesia banyak yang jauh lebih hebat dari perempuan Inggris. Dan aku juga sudah sering berbicara dengan banyak orang dari berbagai negara dan mereka mengerti ucapanku kok. Dan aku juga ngerti ucapan mereka. Gak cuma orang Inggris, ada orang Belanda, Belgia, Oman, Singapore, Arab, juga pernah ngobrol dengan guru bahasa Inggris dari Yordania. Mereka semua ngerti ucapanku. Eh......ada lagi kata-kata princess yang kurang lebih gini; Pak....Anda itu kan berbicara sebagai pejabat, bukan sebagai diri pribadi. Bisa saja orang bersikap mengerti dan melayani obrolan dengan Anda karena itu, karena jabatan Anda. Jika Anda berbicara sebagai pribadi dengan cara seperti ini, aku ragu Anda akan dilayani dengan baik.
*Untungnya selalu princessku bicara in English....sehingga kalau bener si atasan itu gak ngerti omongan princess dalam bahasa Inggris tentu dia gak ngerti juga semua centilan princessku yang menohok*
Hehehe.....nasionalisme dan harga diri princess tertantang. Dia jawab emang kenapa kalau pernah ngobrol sama perempuan Inggris? Apa hebatnya kok Anda bangga gitu? Aku punya mama, perempuan Indonesia, yang aku yakin jauh lebih hebat dari perempuan Inggris itu (mamanya langsung mak plenthus........bangga), dan aku setiap hari ngobrol sama mama. Juga perempuan-perempuan Indonesia banyak yang jauh lebih hebat dari perempuan Inggris. Dan aku juga sudah sering berbicara dengan banyak orang dari berbagai negara dan mereka mengerti ucapanku kok. Dan aku juga ngerti ucapan mereka. Gak cuma orang Inggris, ada orang Belanda, Belgia, Oman, Singapore, Arab, juga pernah ngobrol dengan guru bahasa Inggris dari Yordania. Mereka semua ngerti ucapanku. Eh......ada lagi kata-kata princess yang kurang lebih gini; Pak....Anda itu kan berbicara sebagai pejabat, bukan sebagai diri pribadi. Bisa saja orang bersikap mengerti dan melayani obrolan dengan Anda karena itu, karena jabatan Anda. Jika Anda berbicara sebagai pribadi dengan cara seperti ini, aku ragu Anda akan dilayani dengan baik.
*Untungnya selalu princessku bicara in English....sehingga kalau bener si atasan itu gak ngerti omongan princess dalam bahasa Inggris tentu dia gak ngerti juga semua centilan princessku yang menohok*
Cintaaaaaa.............aku
berkali-kali minta maaf atas perkataan princessku, meski aku juga tidak
melarang princessku mendebat karena memang pantas didebat.
Ups....................sorry to say. Begitulah sejak awal hingga
akhirnya aku berpamitan setelah ngobrol dengan para pegawai di sana,
diskusi, hehe....bahkan ada yang konsultasi tentang homeschooling.
Sebelum pergi kuminta princess ke ruangan atasan tadi untuk berpamitan
dan minta maaf. Ya...aku tetep mau mendidik berlianku dengan benar.
Minta maaf meski orangnya aneh, tetaplah perlu. Oke....done....kamipun
meninggalkan kantor tersebut.
Di perjalanan, sambil nyetir kami ngobrol. Dan dia cerita tadi saat pamitan (tanpa aku) si atasan bilang ke dia agar jika princess berbicara dengan dia maka harus menghormati, menghargai, tidak kurang ajar. Wow.......agak mendidih aku sebenarnya karena aku sendiri saat tadi mereka ngobrol tetap mendampingi, menyaksikan, mendengarkan, di situ terlihat princessku sama sekali tidak kurang ajar. Menohok sih iya, hahahaa............... Justru atasan itu yang gak tahu diri, egois, mau menang sendiri, merasa paling benar, meskipun argumennya kurang bermutu dan merendahkan princessku. Terbukti pegawai-pegawai yang ada di situ sering negur atasan mereka yang memperlakukan princessku bagai orang dewasa yang berdebat dengannya. Hampir saja aku putar balik dan mendatangi atasan itu, memberi pelajaran, namun urung karena princessku bilang bahwa dia sudah mengatasinya dengan mengatakan ke atasan tersebut sebuah kalimat: "Sorry Sir, respect is definitely earned, not by requested."
Di perjalanan, sambil nyetir kami ngobrol. Dan dia cerita tadi saat pamitan (tanpa aku) si atasan bilang ke dia agar jika princess berbicara dengan dia maka harus menghormati, menghargai, tidak kurang ajar. Wow.......agak mendidih aku sebenarnya karena aku sendiri saat tadi mereka ngobrol tetap mendampingi, menyaksikan, mendengarkan, di situ terlihat princessku sama sekali tidak kurang ajar. Menohok sih iya, hahahaa............... Justru atasan itu yang gak tahu diri, egois, mau menang sendiri, merasa paling benar, meskipun argumennya kurang bermutu dan merendahkan princessku. Terbukti pegawai-pegawai yang ada di situ sering negur atasan mereka yang memperlakukan princessku bagai orang dewasa yang berdebat dengannya. Hampir saja aku putar balik dan mendatangi atasan itu, memberi pelajaran, namun urung karena princessku bilang bahwa dia sudah mengatasinya dengan mengatakan ke atasan tersebut sebuah kalimat: "Sorry Sir, respect is definitely earned, not by requested."
Hahahaaaaa......................kamipun melanjutkan perjalanan menyibak kemacetan Jakarta dengan gembira, seperti biasa. Dan aku
akan setia menyiapkan calon diplomat ini, yang bercita-cita membuat
Indonesia jaya dan rupiahnya akan menjadi mata uang yang kuat di dunia
internasional. Ya....karena kak Seto selalu membombongnya dengan
do'a2 agar princess yang bercita2 jadi diplomat itu nantinya jadi
Presiden, maka dia makin semangat untuk jadi diplomat. Lho?? Bukan mau
jadi dokter bu? Godaku. Ah....mama.......kan punya RS besar gak harus
jadi dokter. Bahkan adek bisa membuat banyak kebijakan yang
menguntungkan masyarakat jika adek jadi Presiden. Termasuk kesehatan.
Siap Bu Presiden!!!
Pendapat Anda?Siap Bu Presiden!!!