Rabu, 19 Maret 2014

Anak-anak Adalah Aset Terpenting Bangsa

Pernah ada yg protes kalau anak ya jangan dianggap aset. Hihihi......maunya apa donk? Masa liabilities? Aset atau aktiva adalah sumber ekonomi yang diharapkan memberikan manfaat usaha di kemudian hari. Aset dimasukkan dalam neraca dengan saldo normal debit. Itu kalo di ilmu yang aku geluti, accounting.

Hm...kalau gak boleh dibilang asset, lalu apa? SDM? Okeh.....Sumber daya manusia atau biasa disingkat menjadi SDM adalah potensi yang terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial yang adaptif dan transformatif yang mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang terkandung di alam menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan. Dalam pengertian praktis sehari-hari, SDM lebih dimengerti sebagai bagian integral dari sistem yang membentuk suatu organisasi. Tapiii......dewasa ini, perkembangan terbaru memandang SDM bukan sebagai sumber daya belaka, melainkan lebih berupa modal atau aset bagi institusi atau organisasi. Karena itu kemudian muncullah istilah baru di luar H.R. (Human Resources), yaitu H.C. atau Human Capital. Di sini SDM dilihat bukan sekedar sebagai aset utama, tetapi aset yang bernilai dan dapat dilipatgandakan, dikembangkan (bandingkan dengan portfolio investasi) dan juga bukan sebaliknya sebagai liability (beban,cost). Di sini perspektif SDM sebagai investasi bagi institusi atau organisasi lebih mengemuka. 

Nah....apapun istilah yang mau dipakai, intinya anak itu merupakan bagian yang sangat penting bagi negara. Bagaimana negara 30-40 tahun mendatang tergantung bagaimana anak2 sekarang disiapkan, dididik, dijaga, dirawat, ditanamkan nilai2.  Maka menjadi sebuah kepentingan bagi negara untuk menyiapkan anak2 yg unggul dalam arti sehat jasmani rohani, kuat fisik mental, tidak mempunyai cacat rasa, berintegritas, serta tentu saja berkarakter bangsa. 

Menyediakan sebuah fasilitas kesehatan gratis yang memadai menjadi sebuah keharusan. Kenapa? Ya karena ini bukan lagi sebuah fasilitas, namun lebih pada kepentingan negara untuk menjaga kesehatan generasinya, asset terpentingnya, investasi yang paling memerlukan kecermatan. 

Pendidikan holistik menyeluruh bukan hanya sekolah formal, tetapi seluruh elemen pendidik termasuk keluarga dan masyarakat harus bekerjasama saling bantu saling melengkapi dan mengkoreksi jika ada kesalahan. Semua harus mempunyai kesamaan visi misi dalam melakukan pendidikan generasi, penyiapan masa depan bangsa. Gimana caranya? Ya negara harus punya blue print yang jelas dan disosialisasikan ke masyarakat, dilaksanakan dengan terstruktur, terarah, terkontrol. Gratiskah sekolah? HARUS!! 

Laluuu.......nah ini, yang selama ini juga setahuku menjadi beban masyarakat adalah transportasi yang murah, nyaman, tepat waktu. Terutama untuk anak2, heiii....mereka harus dijaga keamanannya, keselamatannya, karena mereka itu masa depan bangsa kan?

Naaah......kalau ketiga kebutuhan masyarakat itu sudah diurus pemerintah, maka hal lain aku pikir aman. Rakyat yang ingin menekuni passionnya, yang ingin jujur, yang ingin gak ngoyo, yang ingin mengabdi, mereka mempunyai kesempatan itu karena mereka tidak lagi harus berpikir tentang sekolah anaknya yang mahal, kesehatan keluarga yang selangit, juga transportasi yang duuuuuh........mereka hanya mikir cari nafkah untuk makan dan tinggal. 

Okay kaaan???  Pendapat Anda?

Tidak ada komentar: