Senin, 24 November 2014

Kurikulum 2013 Cetak Calon Psikopat

Jum'at, 22 Agustus 2014 | 15:15 WIB

Kurikulum 2013 Cetak Calon Psikopat  
Pemerhati Anak Seto Mulyadi atau kak Seto. TEMPO/Dasril Roszandi


TEMPO.CO, Jakarta - Pemerhati anak, Seto Mulyadi, mengaku khawatir dengan komponen Kurikulum 2013 yang dianggapnya masih kurang mengembangkan karakter anak.

"Ini akan melahirkan calon-calon psikopat di masa depan. Ini harus diwaspadai betul," kata pria yang dikenal dengan sapaan Kak Seto itu saat konferensi pers di gedung Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas Anak), Pasar Rebo, Jakarta Timur, Jumat, 22 Agustus 2014.

Seto menganggap Kurikulum 2013 perlu menambah pelajaran yang mengembangkan otak kanan. "Perlu diimbangi dengan pelajaran yang mengaktifkan otak kanan, seperti seni dan olahraga," kata dia. (Baca: NTT Terapkan Kurikulum 2013 Tanpa Buku Pelajaran)

Menurut dia, melalui pelajaran seni dan olahraga, anak dapat mengembangkan karakter disiplin, rendah hati, dan berani mengakui kekalahan. "Saya takut kalau sistem pendidikan kita tidak menangani pendidikan karakter dasar seperti ini, maka semakin banyak orang yang menyandang psikopat," dia menerangkan.

Seto menganggap pendidikan sekolah maupun pendidikan informal yang diperoleh di keluarga sangat penting bagi anak untuk mengembangkan karakter positif. "Pendidikan karakter sejak dini dari keluarga dan sekolah diperlukan supaya tidak muncul anak-anak yang penuh dengan nuansa frustasi," kata ia menuturkan. (Baca: Kurikulum 2013 Bikin Guru 'Menganggur')

Menurut dia, orang dengan ambang frustrasi rendah berpotensi mengidap cacat sosial. "Anak-anak yang tidak pernah diperkenalkan dengan kerja keras dan penguasaan diri lebih mudah mengidap gejala-gejala psikopat," kata Seto menjelaskan.

Seto mengibaratkan pendidikan karakter sejak dini layaknya membangun gedung megah yang membutuhkan pondasi yang kuat. "Pendidikan anak usia dini (PAUD) dan sekolah dasar menjadi hal utama," ujar dia menerangkan.

 Pendapat Anda?

PAMELA SARNIA