Selasa, 03 Mei 2016

BELAJAR MENJADI PEMIMPIN


"Pokoknya....Vania itu temanku! titik!!!"
 Pernah terdengar teriakan salah satu teman Vania penuh emosi dari sebuah ruang belajar.

Tentu sudah banyak yang tahu bahwa peincessku adalah homeschooler, pesekolah rumah, sekolahnya di rumah. Memang sering orang menanyakan bagaimana dengan sosialisasinya, kemampuan bertemannya, kemampuan bersaingnya, kemampuan kompetisi dan termasuk bagaimana dia bekerjasama mengingat dia bersekolah rumah. Hhhh........aku biasanya kalau lagi males jelasin hanya menjawab bahwa anakku bersekolah rumah, sekolahnya di rumah dan bukan dibekep di rumah. Hehehe.......

Nah ceritaku ini mungkun bisa menjawab berbagai pertanyaan teman-teman tentang hal tersebut. Bagaimanakah kemampuan sosialisasi princess cantikku itu.

Sudah sebulan dua bulan ini princessku mulai mau menerima tawaranku untuk menambah kegiatan belajarnya dengan mengikuti beberapa tempat untuk pelajaran tambahan, dimana di sana tergabung banyak anak dari berbagai sekolah formal. Hanya princessku yang homeschool. Awalnya.......hahaha.....dia seperti di bully gitu deh, verbal sih, dibilang anak gak sekolah, bisa apa emang, dll dll yang tadinya kupikir bakal membuatnya jadi males atau malah membuatnya marah bahkan nangis. Sadis tauuuu anak-anak sekarang kalau ngebully temannya. Kok bisa ya mereka pinter keluarin kata-kata yang menjatuhkan mental anak lain? Apa karena contoh dari orang dewasa seperti itu? Ah.....entahlah. Di luar dugaan orang, kalau aku sih sudah menduga karena kan ada gurunyaaa....... hahaha.......si cantikku menanggapinya dengan santai, kalem, sesekali dia kick dengan perbuatan, bukti prestasi, atau kata-kata balasan yang menohok.

Dengan berjalannya waktu, gak lama sih sebenarnya, semua teman barunya menerima bahkan sangat senang dengan kehadiran princessku. Dia selalu jadi rebutan, bahkan selalu diangkat jadi ketua, jadi pemimpin, meskipun dia belum datang atau sedang ke luar ruangan, maka saat dia masuk ruangan tahu-tahu sudah harus memimpin teman-temannya. Jika ada game atau kompetisi, tentu saja teman-temannya akan berebut menjadi teman satu tim dengan Vania. Sehingga instruktur (guru)nya yang kemudian menetapkan Vania masuk tim mana. Biasanya dia akan dipasangkan dengan anak yang dianggap paling lemah di kelas itu.

Gimana rasanya disatukan dengan teman terlemah dek? Tanyaku curious. 
Awalnya gak suka dan gemes karena aku harus ekstra berusaha Ma. Tapi adek ingat kata-kata Mama, bahwa setiap anak punya kelebihan. Jadi adek yakin teman terlemah juga punya kelebihan. Ya sudah adek bagi-bagi tugas sesuai kelebihan masing-masing. Termasuk yang bisa dibilang gak bisa apa-apa (qiqiqiq.....dia cekikikan geli sendiri) adek kasih dia tugas membantu teman-teman yang lain, misal ambilkan alat tulis yang terjatuh saat kami heboh. Lha kan itu penting Ma, kami bisa kalah hanya gara-gara penghapus nggelinding telat diambil. Aku bilang ke teman-teman satu timku kalau semua tugas penting, tidak boleh ada yang merasa paling hebat atau ngejek teman yang mempunyai tugas yang mereka anggap gampang.

Dan.....di bawah kepemimpinannya itu, dengan selalu ada anggota tim yang dianggap terlemah, tetap saja timnya itu akan menang. Ya, dia selalu diangkat menjadi pemimpin, dan tim yang dia pimpin selalu menang.

Pendapat Anda? Apakah Princess perlu diragukan kemampuan sosialisasinya??? Kemampuan 'bersaing'nya? Survivalnya? Apakah didikanku yang bukan bersaing, bukan berusaha mengalahkan temannya itu salah? Kataku sih tidak! Aku lebih suka princessku, berlian-berlianku mengedepankan bersatu, berteman, saling bantu saling dukung dan bukan bersaing apalagi saling menjatuhkan.Karena seorang pemimpin seharusnya bisa menyatukan, menguatkan, merangkul semua, membuat semua bermartabat dengan segala kelebihan dan kekurangannya, dan bukan yang berusaha menang berusaha menjatuhkan orang lain.

Bisa jadi fenomena sekarang, di mana orang mengedepankan 'menjatuhkan' orang lain adalah hasil didikan 'bersaing'. Padahal jika semua berpikir bersikap bertindak sebagai negarawan, maka tidak perlu bersaing, tidak perlu menjatuhkan orang lain, tidak perlu mencari kejelekan kekurangan orang lain sampai memfitnah segala. Cukup dengan masing2 berbuat sesuai perannya dengan sebaik2nya, memberikan hal baik hal positif yang dimiliki, tunjukkan kehebatan diri, kemampuan diri, kompetensi diri. Maka jika memang kita atau pilihan kita yang terbaik maka dialah yang akan menang, meski bukan dengan dasar bersaing apalagi menjatuhkan orang lain.

 Menjatuhkan orang lain untuk naik, artinya kita menyadari bahwa orang lain tersebut memang lebih tinggi dari kita. menjelekkan orang lain agar kita kelihatan baik, artinya kita sadar bahwa orang lain tersebut memang lebih baik dari kita. Maka jika memang kita atau pilihan kita yang terbaik maka kitalah yang akan menang, tidak perlu berusaha menjatuhkan atau mencari kejelekan orang lain, apalagi memfitnah.

Itulah Sang Pemimpin Sejati.

Rabu, 13 April 2016

IBU LULU LUGIYATI EDI SUDRAJAT, Srikandi TNI AU


Dengan Ibu Lulu Sang "Srikandi"
 
 Bangga mengenal beliau, ibu yang ceria, semangat, dan tetap sehat energik hingga kini. Selain sesepuh dan guruku di partai, beliau juga ternyata teman mamaku bermain golf. Dan beliau juga salah satu kebanggaan Indonesia, penerbang pertama wanita di TNI AU. Petuahnya, nasihatnya, dan terutama keteladanannya sungguh sebuag pendidikan yang sangat bermanfaat bagi anak bangsa, terutama bagiku sebagai perempuan Indonesia.
 
Berikut tentang beliau di Kompas.com 

Kisah Dua Srikandi Pilot Pertama TNI AU

Senin, 11 April 2016 | 09:14 WIB
Arsip Keluarga Herdini Lulu Lugiyati (kanan) dan Herdini (tengah) dilantik menjadi penerbang perempuan pertama di TNI AU oleh Komandan Wing saat itu. Hanya dua dari tiga calon penerbang perempuan yang lulus di masa itu dan selanjutnya bertugas sebagai penerbang solo dengan pesawat ringan Piper Cub.

Langit gelap pekat di atas Jesselton, kini kota Kinabalu, Sabah, Malaysia, tahun 1964, ketika pesawat C-130 Hercules Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara terbang malam dan menjatuhkan ribuan selebaran propaganda menentang pembentukan Malaysia. Dalam pesawat yang menjalankan misi rahasia tersebut, seorang perempuan berseragam penerbang menebar selebaran di atas wilayah koloni Inggris yang kelak menjadi Negara Bagian Sabah, Malaysia.

Perempuan manis berperawakan mungil dengan tinggi 151 sentimeter itu bernama Letnan Satu Lulu Lugiyati (23). Dia adalah satu dari dua perempuan pilot pertama TNI AU bersama Lettu Herdini Suryanto (26). "Saya diajak Pak Leo Wattimena. Ada penerbang dan kopilot. Saya menjadi kru tambahan dalam operasi tersebut. Seusai operasi, saya membuat laporan dan bertanya kepada Pak Leo Wattimena, 'Apa sandi operasinya?' Dijawab, 'Kasih nama kamu.' Jadilah operasi itu disebut Operasi Lulu," kata Lulu Lugiyati sambil terkekeh mengenang peristiwa 52 tahun silam. Lulu dan Herdini adalah dua dari 30 anggota Wanita Angkatan Udara (Wara) TNI AU angkatan pertama yang diterima tahun 1963. Mereka juga perempuan pilot pertama Indonesia sejak merdeka tahun 1945. Adapun dalam pengabdian militer, TNI Angkatan Darat dan Angkatan Laut sudah lebih dulu menerima perempuan sebagai prajurit.

Pada kesempatan lain, Lulu, yang lahir di Kuningan, Jawa Barat, 25 November 1941, mengikuti misi terbang dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan, ke perbatasan Kalimantan Barat dan Sarawak untuk menyebar selebaran propaganda anti Inggris dan pembentukan Malaysia di sekitar Sri Aman, Entikong, dan wilayah selatan Kota Kuching, Sarawak. Lulu lupa mereka menggunakan pesawat pengebom B-25 Mitchell atau pesawat amfibi Grumman Albatros. Yang jelas, seusai misi, Lulu tertidur di pesawat karena kelelahan. Setelah dijemput di pangkalan udara di Pontianak, dia pun tidur sendirian di mess TNI AD di Pontianak, Kalimantan Barat. Adapun Herdini, yang lahir di Semarang, Jawa Tengah, 19 April 1938, mengenang masa-masa mereka sering terbang dari Pangkalan Udara TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, ke Bandung atau Bogor, Jawa Barat. "Pesawat yang kami bawa tidak memiliki komunikasi radio ke tower (menara pengatur lalu lintas udara). Kami pun menggunakan kompas untuk menentukan arah. Lama-kelamaan dipilih jalan pintas, yakni mengikuti jalur kereta api, jalan raya, dan tanda-tanda alam sebagai penanda (checkpoint) jika terbang ke Bandung," kata Herdini yang pernah mengikuti pendidikan intelijen militer. Suatu ketika, Lulu pernah tidak mulus mendaratkan pesawat ringan Piper Cub sehingga melintir karena ketakutan melihat ada pesawat DC-3 Dakota yang mau mendarat di Halim
 
Menurut Lulu, instrukturnya ketika itu mengatakan, wajahnya seputih kertas saat keluar dari kokpit. Pada kesempatan lain, dia harus menghindari semburan jet pesawat pengebom Tu-16. Begitulah suka dan duka perempuan penerbang TNI AU. Lulu menikmati masa pacarannya dengan seorang perwira RPKAD, cikal bakal Komando Pasukan Khusus, yang berdinas di Irian Barat dengan saling berkirim surat via penerbang Hercules TNI AU yang berangkat dari Halim Perdanakusuma ke Papua pergi-pulang setiap pekan.

Menjadi pelopor
Apa yang mendorong mereka berdua menjadi Wara dan pilot TNI AU? Bermula pada 1963, Lulu, mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran, Bandung, melihat potongan iklan surat kabar tentang penerimaan Wara angkatan pertama TNI AU yang ditempel di dinding kampus di Jalan Braga, Bandung.

Kompas/Nina Susilo Herdini Suryanto (kiri) dan Lulu Lugiyati (kanan) adalah dua Wanita Angkatan Udara pertama yang juga menjadi perempuan penerbang pertama TNI AU. 
 
Tahun 1963, mereka digembleng sebagai Wara angkatan pertama dan tahun 1964 keduanya lulus dan mendapatkan wing penerbang. Saat itu, pesawat yang digunakan keduanya adalah pesawat ringan Piper Cub. Adapun Herdini, mahasiswi tingkat akhir Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, mendapat informasi dari teman-teman di kelompok terbang layang di lingkungan TNI AU tentang terbukanya kesempatan menjadi Wara angkatan pertama. "Kalau bukan angkatan pertama, belum tentu saya berminat," kenang Lulu. "Iya kalau bukan yang pertama, saya juga tidak antusias," Herdini menimpali. Jadilah mereka mengikuti seleksi penerimaan di Bandung dan Yogyakarta pada Februari 1963.
 
Singkat cerita, 30 anggota Wara mengikuti pendidikan di Kaliurang, Yogyakarta, April-Agustus 1963 atau lima bulan pendidikan dasar, lalu dilantik sebagai Letnan Dua atau Letnan Satu tergantung tingkat sarjana muda atau sarjana penuh saat mereka mendaftar. Bagi Lulu dan Herdini, pendidikan militer ketika itu kombinasi petualangan dan kegembiraan karena kehidupan mereka berkecukupan dijamin negara yang secara perekonomian sedang susah. Setengah dipaksa, mereka diajarkan mengemudikan Jip Gaz buatan Uni Soviet hingga suatu ketika sempat nyelonong ke sawah karena gugup. Kebutuhan makan dan minum mereka tercukupi dan tinggal di asrama yang dikelola pengurus berkebangsaan Jepang. Pakaian dalam mereka pun bermerek ternama yang merupakan barang mewah kala itu. Susu disediakan melimpah agar nutrisi terpenuhi.
Kalau ingin camilan, mereka biasa membawa potongan kecil gula aren ke kelas agar tidak mengantuk dan kedinginan.

Sekolah penerbang
Seiring kelulusan pendidikan dasar militer, terbuka pula kesempatan menjadi pilot. Dari 30 anggota Wara, ada tiga orang yang mengikuti pendidikan pilot dengan dua di antaranya berhasil lulus dan menghadiri hari pelantikan (wing day), yakni Lulu dan Herdini. "Ketika itu, kami hanya terbang 10 jam bersama instruktur. Langsung dilepas terbang solo. Pernah terbang cross country di beberapa tempat di Jawa," kata Lulu yang mesti mengganjal kursinya dengan bantal agar bisa menginjak pedal rudder saat mengendalikan pesawat ringan Piper Cub L-4J. Herdini menambahkan, mereka juga harus berjalan zig-zag saat melaju (taxi) di landasan menuju titik lepas landas karena kokpit Piper Cub mendongak ke atas sehingga menghalangi pandangannya. Saat mendarat pun cukup menegangkan karena pesawat latih jenis itu harus mendarat dengan dua roda depan terlebih dulu. Berbeda dengan pesawat modern yang mendarat dengan roda belakang terlebih dulu. "Kami ini angkatan percobaan untuk membuktikan perempuan bisa menerbangkan pesawat atau tidak. Selanjutnya kami tidak konversi ke pesawat jenis lain," kata Lulu.

Berkat kiprahnya sebagai pilot itu pula, Lulu mengenal dan menikah dengan Kapten Edi Sudrajat, kelak menjabat Menhankam/Panglima ABRI dan pensiun dengan pangkat terakhir jenderal bintang empat. Adapun Herdini menikahi penerbang TNI AU Boyek Soeryanto yang pensiun dengan pangkat kolonel (Pnb). Lulu kemudian mundur dari dinas militer tahun 1968. Sementara Herdini lebih dulu meninggalkan dinas militer tahun 1966. Adapun dari 30 Wara angkatan pertama, masih ada 18 orang yang menjalani dinas militer hingga tahun 1990-an. Mereka rutin mengadakan arisan dan reuni mengenang masa mereka muda perkasa...."Kami bangga sekarang perempuan penerbang bisa menerbangkan berbagai pesawat militer," kata Lulu. Generasi pertama Wara adalah perintisnya.... (NINA SUSILO/IWAN SANTOSA)


Selasa, 12 Januari 2016

Calon Presiden RI Mendatang



Suatu hari seperti biasa, princessku selalu ngintil aku. Ngekor, nempel, bak mimi lan mintuna. Kali ini kami ke sebuah kantor, ada keperluanku yang harus kuselesaikan. Daaan.......seperti biasa pula kemudian princesslah yang menjadi bintang, yang menyedot perhatian bak magnet menarik logam di sekitarnya. Hampir semua pegawai kantor tersebut mengerubutinya, mengajaknya bercakap, memintanya bicara.......dalam Bahasa Inggris tentu. Hahhaaa.....mereka suka dengan merat merotnya mulut cantik itu melafazkan setiap kata, juga kemampuannya menjawab berbagai pertanyaan dengan sigap, lugas, tanpa ragu tanpa malu. Jawabannya juga argumentatif, terkadang. Kebayang gak argumennya anak usia belum 9 tahun? Dan itu terjadi sejak dulu kala sejak dia bayi, baru bisa ngomong langsung ceriwis dan suka berargue.

Berbagai hal dibicarakan, ditanyakan, didiskusikan. Lalu ada salah satu karyawan yang ingat bahwa atasan mereka sangat suka dan semangat berbicara dan berdiskusi menggunakan bahasa Inggris. Tercetuslah ide mengajak princessku ke ruangan atasan mereka itu. Alamaaak.............aku sebenarnya agak khawatir, bukan mengkhawatirkan princessku akan tetapi mengkhawatirkan sang atasan yang belum tentu mempunyai cara berpikir terbuka, belum tentu demokratis, dan...................hahaha......kok aku berprasangka buruk sih? Bisa jadi beliau oke banget. Ya sudahlah aku ijinkan saja princessku diboyong ke ruangan lain, tentu aku mengikutinya meski duduk agak menyingkir biar mereka leluasa.

Yap.............apa yang kukhawatirkan terjadi. Atasan tersebut selalu mempermasalahkan perkataan princessku. Katanya salah, jelek pronunciationnya, tidak bisa dimengerti, terlalu buru-buru, dan berbagai kritik tidak membangun kalau tidak mau disebut sebagai celaan lainnya. Hihihi.............semua yang dilakukan princessku salah. Dan tahu kan princess anak siapa? Kira-kira apakah dia lalu nangis? Takut? Diam? Atau berargumen menanggapinya? Hm............ pastinya. Dengan gigih dia mempertahankan dirinya, menyampaikan pendapatnya,  mulai yang halus santun penuh hormat hingga dia mendebat selayaknya atasan tersebut adalah teman sebayanya.  Waduuuuh...............gaswaaat.......aku sedikit khawatir, tapi biarlah. Itu pembelajaran bagi si cantik dan juga nagi si bos.

Salah satu pendapatnya adalah:
"Language is about a communication. If I am talking about something and others understand that, and when others say something and I understand it, then done. Even when my grammar or pronunciation are not right. You have to understand that."

Tapi atasan tersebut juga keukeh, dia bilang kalau dia sudah banyak berkomunikasi dengan bahasa Inggris dengan banyak orang dari berbagai negara. Dan mereka semua mengerti pembicaraannya, dia pun mengerti pembicaraan oarng-orang tersebut. Sementara dia saat itu sama sekali tidak mengerti perkataan princessku karena semua salah, ngawur, tidak sesuai kaidah di kamus. Nah.......salahnya lagi, atasan itu membuat pernyataan pernah bicara dengan perempuan dari Inggris yang pinter dan dia jadikan patokan. Juga mengatakan bahwa semua orang selalu melayani pembicaraan dengan dia, mau dikoreksi, disalahkan karena memang mereka salah, tidak seperti kamu yang disalahkan malah mendebat mengatakan yang penting orang lain mengerti. Padahal kamu salah, bahasa itu harus bener bukan sekedar orang lain ngerti. Kenyataannya kamu salah, bahasamu ngasal, tidak sesuai kaidah kamus, dan saya sama sekali tidak mengerti apa yang kamu ucapkan. Dst dst masih banyak lagi argumen atasan itu yang disampaikan secara serius, bahkan sampai mengambil kamus lalu menunjukkannya padaku, sambil bilang dialah yang bener dan princessku salah total. O.....M.....G.....dia memang gak kenal aku, maknyaknya princess. Dia harus bersyukur saat itu aku lagi baik, lagi sabar, lagi gak suka makan orang. #eehh

Hehehe.....nasionalisme dan harga diri princess tertantang. Dia jawab emang kenapa kalau pernah ngobrol sama perempuan Inggris? Apa hebatnya kok Anda bangga gitu? Aku punya mama, perempuan Indonesia,  yang aku yakin jauh lebih hebat dari perempuan Inggris itu (mamanya langsung mak plenthus........bangga), dan aku setiap hari ngobrol sama mama. Juga perempuan-perempuan Indonesia banyak yang jauh lebih hebat dari perempuan Inggris. Dan aku juga sudah sering berbicara dengan banyak orang dari berbagai negara dan mereka mengerti ucapanku kok. Dan aku juga ngerti ucapan mereka. Gak cuma orang Inggris, ada orang Belanda, Belgia, Oman, Singapore, Arab, juga pernah ngobrol dengan  guru bahasa Inggris dari Yordania. Mereka semua ngerti ucapanku. Eh......ada lagi kata-kata princess yang kurang lebih gini; Pak....Anda itu kan berbicara sebagai pejabat, bukan sebagai diri pribadi. Bisa saja orang bersikap mengerti dan melayani obrolan dengan Anda karena itu, karena jabatan Anda. Jika Anda berbicara sebagai pribadi dengan cara seperti ini, aku ragu Anda akan dilayani dengan baik.

*Untungnya selalu princessku bicara in English....sehingga kalau bener si atasan itu gak ngerti omongan princess dalam bahasa Inggris tentu dia gak ngerti juga semua centilan princessku yang menohok*

Cintaaaaaa.............aku berkali-kali minta maaf atas perkataan princessku, meski aku juga tidak melarang princessku mendebat karena memang pantas didebat. Ups....................sorry to say. Begitulah sejak awal hingga akhirnya aku berpamitan setelah ngobrol dengan para pegawai di sana, diskusi, hehe....bahkan ada yang konsultasi tentang homeschooling. Sebelum pergi kuminta princess ke ruangan atasan tadi untuk berpamitan dan minta maaf. Ya...aku tetep mau mendidik berlianku dengan benar. Minta maaf meski orangnya aneh, tetaplah perlu. Oke....done....kamipun meninggalkan kantor tersebut.

Di perjalanan, sambil nyetir kami ngobrol. Dan dia cerita tadi saat pamitan (tanpa aku) si atasan bilang ke dia agar jika princess berbicara dengan dia maka harus menghormati, menghargai, tidak kurang ajar. Wow.......agak mendidih aku sebenarnya karena aku sendiri saat tadi mereka ngobrol tetap mendampingi, menyaksikan, mendengarkan, di situ terlihat princessku sama sekali tidak kurang ajar. Menohok sih iya, hahahaa............... Justru atasan itu yang gak tahu diri, egois, mau menang sendiri, merasa paling benar, meskipun argumennya kurang bermutu dan merendahkan princessku. Terbukti pegawai-pegawai yang ada di situ sering negur atasan mereka yang memperlakukan princessku bagai orang dewasa yang berdebat dengannya. Hampir saja aku putar balik dan mendatangi atasan itu, memberi pelajaran, namun urung karena princessku bilang bahwa dia sudah mengatasinya dengan mengatakan ke atasan tersebut sebuah kalimat: "Sorry Sir, respect is definitely earned, not by requested." 

Hahahaaaaa......................kamipun melanjutkan perjalanan menyibak kemacetan Jakarta dengan gembira, seperti biasa. Dan aku akan setia menyiapkan calon diplomat ini, yang bercita-cita membuat Indonesia jaya dan rupiahnya akan menjadi mata uang yang kuat di dunia internasional. Ya....karena kak Seto selalu membombongnya dengan do'a2 agar princess yang bercita2 jadi diplomat itu nantinya jadi Presiden, maka dia makin semangat untuk jadi diplomat. Lho?? Bukan mau jadi dokter bu? Godaku. Ah....mama.......kan punya RS besar gak harus jadi dokter. Bahkan adek bisa membuat banyak kebijakan yang menguntungkan masyarakat jika adek jadi Presiden. Termasuk kesehatan.

Siap Bu Presiden!!!
Pendapat Anda?

Sabtu, 05 Desember 2015

SESEORANG

Best Friend Forever


Princessku selalu bilang bahwa aku adalah BFF nya, Best Friend Forever. Hahaha....melambung gak sih? Juelaaasssss......terbang deh mamanya mendapatkan komplimen seperti itu. Menjadi temannya, menjadi teman dari berlian2ku, adalah sesuatu yang memang kami berdua inginkan. Kami ingin anak-anak dekat dengan kami, bisa bicara apa saja, bisa curhat, bisa mengkritik kami, bahkan bisa memarahi kami jika kami salah. Semua dilakukan demi kebaikan kami semua. Teman......selalu menyediakan pundak untuk bersandar, selalu menyediakan dekapan hangat untuk melabuhkan penat dan resah, selalu menyediakan telinga tanpa ucap untuk mendengarkan segala kesah dan gundah. Juga menyediakan tawa lebar, menyediakan celaan menggemaskan, dan menyediakan ruang untuk berlaku norak, memalukan, menjengkelkan. Kami ingin selalu bisa saling menjadi teman terbaik selamanya.

Nah....sebagai BFF, kami sering saling curhat, saling menceritakan mimpi masing-masing, juga saling meneriakkan perasaan. Hahaha........bersikap kanak-kanak tanpa beban terkadang menyenangkan, melegakan.Aku sangat menikmati saat-saat seperti itu. Demikian juga pacar gantengku itu, dia sering bermain dengan berlian-berlian kami dengan semangat, penuh keceriaan, bahkan bersaing beneran layaknya mereka teman sebaya yang sedang bermain bersama. Cela-celaan pun akan menjadi kelanjutan acara permainan mereka. Tidak terlihat lagi mana anak dan mana ayah.

Pagi tadi sambil melakukan aktifitas berdua, aku dan princess melakukan pembicaraan antar sahabat, antar BFF, chit chat tentang berbagai hal. Girls time.... aku menceritakan kegiatanku semalam, meeting dengan seseorang yang cukup berpengaruh, membicarakan berbagai hal tentang kegiatanku, tentang Indonesia di masa depan, dll. Sebenarnya pembicaraan biasa mengingat aku memang selalu seperti itu bahkan jika berbicara dengan berlian-berlianku, tentang masa depan mereka masa depan bangsa dan negara. Demikian juga beliau rekan meetingku, membicarakan masa depan bangsa adalah hal biasa. Tapi namanya BFF ya kami mengupas layaknya sahabat, tanpa rahasia, tanpa pencitraan, tanpa prasangka. Jujur apa adanya.

Laluuu........chit chat kami pun melebar memanjang meluas ke mana-mana, makin gak jelas, makin seru, makin ngasal. Hahahaa......

"Dek, misalnya Mama jadi seseorang gimana?" tanyaku iseng.
"Lhaaa Mama kan sekarang juga sudah jadi seseorang." jawabnya sengit gak terima.
"Iya sih, maksud Mama menjadi seseorang yang lebih dari sekarang." aku berargumen, namanya manusia kan apa salahnya meningkat gitu.
"Mamaaaa................adek bilangin yaaa....mama itu selain punya banyak jabatan, punya banyak kesibukan, yang paling penting mama adalah seorang IBU, itu adalah seseorang terbaik, tertinggi. Bahkan nih Maaaa.....menjadi Presidenpun gak lebih baik gak lebih tinggi gak lebih seseorang daripada menjadi IBU. Mama itu IBU yang menyiapkan generasi, menyiapkan kami, menyiapkan princessmu ini menjadi apapun nanti. Sekarang mama juga sudah jadi dosen, penulis, konsultan, aktif di banyak organisasi dan mama pengurus inti nasional, mama itu pejabat di mana-mana......tapi tetep jabatan terhebat mama adalah seorang ibu.


bersama para senior mewisuda mahasiswa
Kalaupun Mama nanti menjadi apapun, maka jabatan terbaik Mama tetaplah sebagai seorang IBU. Dan adek nantinya juga ingin menjadi seperti Mama, menjadi seorang IBU yang hebat, yang menyiapkan generasi dengan sepenuh cinta. Mama itu SESEORANG. Ingat baik-baik itu!!!!" sentaknya berapi-api sambil memelukku, membuatku melongo, gak nyangka, kagum, sekaligus malu........ooooohhhh......sehebat itu jalan pikirannya, sehebat itu pendapatnya, sekuat itu argumentasinya.




Aku balas memeluknya. Kubiarkan bulir kebahagiaan kebanggaan jatuh membasahi pipiku. Dan aku langsung merasa paling cantik, paling hebat, paling keren seduniaa........
Pendapat Anda?

Kamis, 03 Desember 2015

Sidang Etika, Semoga Beretika


 

Menteri ESDM Sudirman Said menegaskan bahwa dia tak memiliki maksud…
news.detik.com|By Detikcom Agranet


Kemarin berlangsung sidang etika oleh MKD dengan agenda meminta penjelasan dari pengadu, mentri ESDM, Bapak Sudirman Said. Closing statement beliau sungguh mengharukan:

"Saya hadir di sini tak lain untuk memuliakan dewan. Tidak ada maksud pribadi untuk menyerang siapapun. Dan seharusnya sebagai pengadu saya dihargai dan dilindungi, bukan diperlakukan seperti orang yang bersalah."
 
Forum langsung hening.......lalu disadarkan oleh ketok palu penutup sidang dari ketua sidang.

Ini komentar kerennya Bang Dandossi Matram di account FB nya:

"Saya ingin memuliakan Dewan. Enggak ada maksud apa pun untuk menyerang siapa pun. Seharusnya, pengadu dimuliakan, bukan (justru dianggap) sebagai orang yang bersalah (Sudirman Said)."

Sudirman Said, seorang Pemimpin yang konsisten dengan perjuangannya sejak muda melawan Korupsi Kolusi dan Nepotisme.Kemiskinan sistemik yang menjadi bagian hidupnya disaat muda tidak menjadikannya dendam kepada kemiskinan dengan menghalalkan apapun untuk menjadi hidup nikmat dengan cara-cara yang tidak sesuai ajaran agama dan etika. 

Indonesia membutuhkan pemimpin seperti dia, seorang pemimpin yang lebih takut untuk melanggar hukum Tuhan dari pada melanggar perintah manusia berkuasa yang tidak benar. Nikmatnya kehidupannya, karena Rakyat berada dibelakangnya yang dibelanya. Do'a seorang Rakyat terzolimi yang dibelanya saja sudah sebuah amal yang luar biasa. Apa lagi bila sebagian besar Rakyat mendoa'kan-nya. Luar biasa .... !!! 

Sudirman Said yang merupakan Ketua Alumni Sekolah Tinggi Akuntansi Negara - STAN, merupakan sosok yang mewakili wajah sekitar 45 ribu alumni STAN lainnya yang menginginkan dan berjuang menjadi Indonesia yang bersih dari KKN. Do'a kami selalu menyertaimu dan Sahabat lainnya yang saat ini bersatu
dan berjuang untuk Indonesia yang lebih baik.

NOW or NEVER !!!!

Keren bang Ossy 👍🙏😍
Semoga niat baik, ketulusan, kerja keras, hanya takut pada Sang Pencipta, senantiasa menjadi pegangan dan rujukan berbuat, bersikap, berbicara, bertugas para pengampu negri ini. Aamiin.....

Pendapat Anda?

Selasa, 07 Juli 2015

Calon Presiden Yang Bermula jadi Huru Hara

Berlian Gantengku Bicara, Sang Pemimpin, Now n d Future

Pagi semuaaa.......assalamu'alaikum.......semoga sehat penuh berkah.

Seneng banget diikutkan oleh diknas dalam membuat peraturan yang akan mengakomodir semakin banyak kebutuhan anak Indonesia akan pendidikan. Rapat maraton dari pagi2 hingga tengah malam baru sampai hotel lagi selama berhari2 tidak membuatku tepar. Tetap semangat, selalu optimis, Indonesia akan jaya di tangan generasi yang siap mengemban amanah. Sekarang baru terasa capeknya 😅😷. Gapapa.....demi kalian anak2 Indonesia, pagi ini sudah ada janji temu lagi dengan praktisi pendidikan yg keren.

Cerita2 dulu aja ah tentang diaaa........semoga berkenan.

Tahulah aku sering dibilang aneh, gak maju, gak ngikuti perkembangan jaman, dll dll. Kata orang tentang aku; Masa anaknya ditawari aksel, sekolah unggulan, sekolah favorit, atau RSBI, kok malah milih sekolah 'biasa' gak bergengsi. Lha gimana wong anake menyerahkan pilihan ke mamanya, yo pasti mama akan kembalikan pilihan itu ke anaknya apa yg mereka suka dan bukan apa yg sebenarnya cuma bikin mama norak bangga lebay. Dan kulihat mereka gak butuh aksel sekolah unggulan favorit dll, karena yg mereka suka adalah sekolah yg bisa membuat mereka puas mengeksplore diri berhappy2 ria. Ya udah.......buat apa milih yg fav atau aksel to?! Lagian di sekolah yg tidak difavoritkan aja dia bisa lolos tes di empat PTN keren di Jerman kok. Eh....lima dund kan lalu karena gak mau terus di arsitek jadi tes lagi. #sudah gaya emak2 norak kalo gini. 😜

Seperti contoh sejak kecil berlian ganteng sulungku emang aktifis. Hallah..... Tapi emang iya, sejak SD sudah menjadi pengurus kelas, ketua pramuka, karate, ketua ini itu urusan anak unyu2 seusianya, SMP gitu juga meski ada juga bandelnya sampai maknyak harus luruskan ke kepala sekolahnya 😅, SMA.......wuiiih kelas satu aja sudah dicalonkan untuk menjadi ketua OSIS oleh kakak2 kelasnya yang kelas 3! Entah ilmu apa yg dia punya kok bisa2nya masih anak baru alias nyubi sudah membuat senior2nya klepek2 jatuh hati tuk memilihnya jadi ketua OSIS. Yang Alhamdulillah terjadi kemudian adalah dia berhasil membawa sekolahnya yang kata orang2 bukan favorit itu bisa mejeng di TV nasional. Seneng dund teman2nya yang ikutan narsis di TV, hahaha...... guru2nya juga dia rekomendasikan untuk di keker, di shoot, jadi artis dadakan. Loh? Ternyata maknyak juga harus diwawancara, ditanya2 gimana cara mendidik berlianku itu kok bisa keren gitu bahkan terpilih dijadikan profil anak SMA.  Ya grogi bin GR lah gw, perasaan gak ngapa2in tapi dianya aja yg keren! Bahkan dia juga pernah didaulat untuk mendamaikan dua sekolah lain yang berantem. Sampai aku harus nunggu dia penuh kekhawatiran dag dig dug bak gadis menunggu pujaan hatinya (lebiiiih keleees) karena gak biasanya dia pulang kemalaman tanpa memberitahuku.

Saat awal mengembara ke negri nan jauh, dia bisa ngeblend sama masyarakat sekitar dimana wilayah tersebut katanya cenderung rasis, tapi dia malahan jadi seleb masuk TV dan koran lokal di sana plus tentu diajak putu2 juga sama penduduk lokal yang merupakan fansnya 😎. Acara2 di balai kota melibatkan dia yang bukan orang asli sana. Para Oma Opa di wilayah itupun suka menerima hormat dan sayang dari berlianku yang sering menyajikan Indonesia di hadapan mereka. Tari Saman dari tempat kelahiran ayahnya adalah salah satu tarian yg dia bawakan sebagai hiburan idola panti jompo di sana.

Selain itu dia juga visioner, selalu berpikir jauh ke depan. Ketika awal SD sudah bilang nantinya ingin kuliah di LN. Lalu saat kelas 4 SD sudah membuat platform jika dia menjadi Presiden. Entahlah apa dia sekarang masih bercita2 jadi Presiden, tiap bermain rise of nation selalu melakukan tindakan2 untuk 'negara'nya yang mengejutkan adik2nya maupun ayahnya yg sama2 main.  Memang kenyataan keputusan dan tindakannya itu kemudian bisa membuat negaranya jaya, eksis, sehingga dia memenangkan permainan tersebut. Apa yang duluan dibangun, apakah pendidikan, militer, ekonomi, juga bagaimana mengatasi agresi lawan, dll ternyata tepat sasaran.

Beberapa minggu lalu aku ngobrol sama berlian ganteng sulungku itu seperti biasa selama ini, mau jauh dekat sama saja selalu disempatin ngobrol baik ngalor ngidul gaje maupun masalah sekolah kuliah teman2 kehidupan dan juga masalah negara. #eeh  Ingat saat dia kecil pulang sekolah teriak melaporkan dia terpilih jadi huru hara.....hahaha.....maksudnya bendahara padahal. Kali ini dia lapor bahwa dia dicalonkan menjadi ketua PPI. Aaaah......dirimu itu emang lucu, hebat, dan selalu dijadikan sebagai pemimpin oleh sekitarmu.

Ya tentu saja aku sangat mendukung, dan sudah kupromosikan ke berbagai pihak yang kukenal. Pak, Bu, jika nanti harus ada kegiatan di  Jerman bisa koordinasi dengan berlian saya jika dia terpilih menjadi ketua PPI nya. Ahahaha.....belum kepilih aja maknyak dah promosiin.

Jadiii.......apa lagi coba?!! Pastikan pilihan kamu! Langsung aja vote berlianku for PPI Due 2015. Pojok kanan bawah kek maknyak dulu, tapi ini jauuuuuh lebih keren dan TOP. Hihihi.....


Aaaah.......di sini bukan dapil dia ya? Gubraaaaag..........maaf salah kamar. 😁😱

Salam PPI 4 Indonesia 😘😍🙏👍

Alhamdulillah berlianku terpilih menjadi wakil ketua PPI DuE, yg terpilih jadi ketua yg mahasiswa S2. Dan kubilang selamat........mas tetep dan selalu hebat!. Hihihi.................mamanya kek pak Tino Sidin, anake hebat teruuuuusssss. :P

Dua hari menjelang pemilu dia juga ujian, barusan laporan bahwa ujiannya bisa. Namun nilai belum keluar, jadiiiii...........minta mamanya do'ain nilainya bagus. Harapan dia bisa dapat nilai 1 gitu. Hahaha....padahal mamanya kalo kuliah pengen nilai 4, kalo dia mau 1. Di Indonesia nilai sempurna 4 skala 4, sedang di sana nilai sempurna adalah 1, Karena nilai dia terbaiknya 1 lalu makin besar angka maka makin jelek. Paling jelek 5 atau 6  kalo gak salah.

Terima kasih ya pakdhe budhe om tante semuanya..........dia tetap akan banyak belajar dari semuanya. Aku akan tetap selalu siapkan dia sebagai generasi masa depan, menjadi seorang pemimpin, semoga dia dan adik2nya selalu menjadi berlian indahNya, selalu menerangi sekitarnya, menerangi dunia akhiratnya. Aaaamiiiin.......<3



Barusan gantengku bilang, Ma.....nonton gak katanya acaraku kemarin masuk TV di Indonesia, sudah tayang. Yaaaah.......mamanya gak tahu, jarang nonton TV. Dia juga gak tahu kapan TV siarin jadi gak kasih tahu maknyaknya yg suka norak kalo lihat acara anaknya di Tipi 😉😊.
Karena mamanya gak sempat nonton..........Lalu video dikirim. Jreeeeeng.......melotot, nyari2 wajah ganteng rupawan. Beberapa diwawancara, aku ada yg kenal termasuk yg bule orang sono. Tapi mannnaaaa.......cintaku ga ada. 😰💔 ulang lagiiiii lagiiiii dan lagiiiiii.......tetep ga ada. 😭

Aiiiih rupanya dialah pewawancara sekaligus videoman, reporter, sutradara, semuanya, makanya disebut oleh pembaca berita; kita simak...bla bla bla....dari Hafizh Zuhdi (berlian kerenku 😋). Kamu itu berlian sayangkuuu...meski gambar ga ada tapi semua itu terjadi karenamu. 😘

Sebagai obat kecewa namun mongkog, aku nonton video edisi komplitnya aja lbh seru, bagaimana anak2 Indonesia di Jerman, pelajar di sana, memperkenalkan Indonesia kepada dunia internasional yg mampir, lihat perhelatan yg mereka sajikan di acara Indonesian day. Booth utk berfoto dengan baju tradisional Indonesia yg dibawa masing2 anak sebagai bekal jika diperlukan di sana menjadi rebutan pengunjung, kesempatan sejenak menarikan tarian tradisional Indonesia dipandu anak Indonesia juga tak kalah rame, permainan tradisional Indonesia yg bahkan anak Indonesia di sini pun belum tentu bisa seperti dakon, bekelan, dll sangat seru diajarkan oleh anak2 kita ke para bule. Lalu memperkenalkan berbagai makanan dan bumbu Indonesia, bahasa, musik tradisional. Dll dll.... Di saat di sini anak2 malah banyak yg sibuk dg berbagai permainan, makanan, pakaian, tarian, dll entah dari mana......

😂😘😍👍🙏 mbrebes mili aku melihatnya. Anak2 itu berjuang, belajar, ngirit, ngempet, bahkan sambil kerja part time bercapek ria ngatur waktu tenaga pikiran demi meraih cita, namun masih mau bersusah payah ikhlas tdk dibayar bahkan rela saweran demi bisa mengadakan acara mengangkat Indonesia di dunia Internasional. Proud of U all berlian2nya bangsaku, kalian semua berlian bangsa Indonesia. 

Ya wis, maaf curhat siang2.....efek kangen berat sama yg ganteng2 imut keren ya gini ini, gaje.

Wassalamu'alaikum..............optimis terus yaaaa......jika kita siapkan generasi dengan serius penuh amanah, Indonesia Jaya bukan sekedar impian.

Pendapat Anda?

Sabtu, 20 Juni 2015

Rise Of Nations

Sang Pemimpin
Bermain adalah kegiatan yang ditujukan untuk mendapatkan kesenangan. Bermain bagi anak membantu mereka memahami dan mempraktekan, kemampuan pengembangan rasa, intelektual, sosial, dan keterampilan sosial. Bermain harus dilakukan atas inisiatif anak dan atas keputusan anak itu sendiri. Bermain harus dilakukan dengan rasa senang sehingga semua kegiatan bermain akan menghasilkan proses belajar.

Game......jaman sekarang ini kok sepertinya permaninan anak2 bukan lagi permainan yang mengasah motorik kasar, motorik halus, kreatifitas mengeluarkan ide, sosialisasi, kerjasama, menyelesaikan masalah, dan kemampuan lain yang seharusnya terasah pada saat anak bermain. 

Permainan yang berbasis tehnologi, berbasis maya, baik yang terhubung melalui internet (on line) maupun tidak (off line) menjadi favorit hampir semua anak. Orang dewasa juga tidak sedikit yang menyukai bahkan kecanduan permainan yang hanya mengandalkan jempol dan mata ini. Sedihnya anak batita pun sudah dikenalkan dengan permainan miskin kesertaan motorik dan sosialisasi yang tentu saja akan mnyebabkan tidak harmonisnya tumbuh kembang mereka.

Aku lebih memilih pasir, kardus bekas, kertas2 bekas tak terpakai, balok, lilin atau tanah liat, serta permainan sederhana lainnya untuk berlian2ku sejak kecil. Aku menyediakan sekarung pasir yang sudah kucuci bersih lalu dijemur untuk mereka mainkan. Setelah selesai maka pasir itu akan kumasukkan karung kembali agar tetap bersih. Kertas bekas akan kami hancurkan lalu kami buat kertas baru atau kami bentuk menjadi mainan sesuka kami. Kardus bekas dll akan kami gunting tempel lipat cat atau apapun untuk bahan kreativitas mereka. Demikian juga lilin dan balok. Lalu boneka, mobil2an, binatang dan pohon dari plastik maupun kayu menjadi teman mereka berfantasi, bermain, menjadi cerita seru maupun cerita meloow karangan mereka sendiri maupun terinspirasi dari buku2 bacaan mereka.




Baru setelah mereka cukup besar, mereka tertarik bermain permainan 'maya', tehnologi, dengan media komputer, HP, maupun gadget lainnya. Dan Rise Of Nation adalah salah satu permainan favorit berlian2 gantengku. Mereka minta kabel panjang yang ternyata mereka gunakan untuk menyambung (link) 2 PC yang ada di rumah sehingga mereka bisa bermain bersama entah itu bermusuhan maupun bekerja sama.


Rise of Nations adalah sebuah permainan komputer berjenis real-time strategy yang dikembangkan oleh Big Huge Games dan diterbitkan oleh Microsoft pada 20 Mei 2003. Rise of Nations menampilkan 18 bangsa yang dapat dimainkan selama 8 zaman sejarah dunia. Pada 28 April 2004, Big Huge Games merilis Rise of Nations: Thrones and Patriots, seri ekspansi dari permainan ini. Tahun berikutnya, edisi emas permainan ini yang memuat edisi awal dan seri ekspansinya diterbitkan.

Permainan berfokus kepada pembuatan keseimbangan antara menyerang, bertahan, dan ekonomi bangsa. Dalam setiap pertempuran, ekonomi adalah hal inti untuk menang. Perlu diketahui juga jika suatu bangsa kehilangan seluruh kotanya, bangsa tersebut telah kalah dalam pertempuran. Keahlian militer juga dibutuhkan di permainan ini seperti kebanyakan permainan lainnya. Termasuk juga pengaturan dan pertimbangan pasukan (sebagai contoh, kavaleri dapat lebih mudah dibunuh dengan menggunakan Pikemen daripada Cannon). Unit "Jendral" juga dapat dibuat dari benteng untuk membantu tentara dalam jangkauan tertentu.

Lima taktik formasi tersedia, termasuk kemampuan untuk mengecilkan atau memperluas garis pertempuran. Saat sebuah taktik formasi dipilih, unit yang terkait secara otomatis mengubah posisi mereka secara berurut, tipe unit yang cepat di depan unit yang lebih lambat, sehingga unit yang berada di samping rentan diserang.
Dengan cara yang mirip seperti catur, sedikit kesalahan strategi di awal permainan dapat menjadi masalah besar nantinya. Contohnya, jika pemain memulai dengan pengaturan nomaden (di mana tidak ada kota saat permulaan) adalah hal yang bijak untuk mencari wilayah yang memiliki sumber daya yang memadai sebelum membangun sebuah kota, karena tanpa sumber daya tidak ada tentara dan pemain akan kalah.

Asyik sekali mereka bermain, kadang mereka bermusuhan, sering mereka berteman lalu bersatu melawan komputer. Ayahnya juga ikut dalam permainan jika sedang memungkinkan. Dalam permainan ini berlianku belajar "MEMBANGUN NEGARA". Mereka harus tepat apakah membangun pendidikan, ekonomi, ataukah militer yang diutamakan atau didahulukan. Suka sekali aku jika mendengar mereka berdiskusi tentang bagaimana mereka harus merintis, membangun, juga mempertahankan 'negara'nya.

Permainan yang sangat bagus, bukan? Bukan permainan yang berantem berdarah2, atau yang bersaing tanpa tujuan, juga bukan permainan yang merusak karena menyebabkan anak kecanduan.

Jadi......sudahkah kita ajak anak memilih permainan baik alat maupun jenis permainannya agar mendukung tumbuh kembang mereka??

Be wise....................Children are our future........ Siapkan mereka dengan sungguh2.....